Ledakan Maut di Bangkalan, Misteri Mortir yang Tersembunyi di Gudang Rongsokan

Rasyiqi
By Rasyiqi
5 Min Read
Ledakan Maut di Bangkalan, Misteri Mortir yang Tersembunyi di Gudang Rongsokan
Ledakan Maut di Bangkalan, Misteri Mortir yang Tersembunyi di Gudang Rongsokan

jfid – Suara ledakan yang menggelegar terdengar di Dusun Bedak Barat, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, pada Jumat (29/12/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.

Ledakan itu berasal dari gudang rongsokan yang menyimpan benda-benda diduga mortir, yang dibeli pemilik gudang dari seseorang tanpa mengetahui isinya.

Ledakan itu menewaskan satu orang pekerja gudang bernama Muhajir (30) dan melukai enam orang lainnya, termasuk pemilik gudang, Muh. Miftahul Munir (28).

Selain itu, ledakan itu juga merusak puluhan rumah dan pertokoan di sekitar lokasi, antara lain kaca-kaca jendela pecah dan atap rumah ambruk.

Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya mengatakan, penyebab ledakan diduga berasal dari tiga buah mortir berjenis High Explosive (HE) yang berada di gudang penampungan rongsokan.

Mortir itu memiliki panjang sekitar 40 cm dan diameter sekitar 10 cm, dengan berat masing-masing sekitar 10 kg.

“Hasil identifikasi sementara, baru tiga barang sejenis mortir,” ujar Febri, dikutip dari Kompas TV.

Menurut Febri, mortir itu dibeli Munir dari seseorang yang tidak dikenal dengan harga Rp 1,5 juta per buah. Munir mengira mortir itu adalah besi tua yang bisa dijual kembali dengan harga lebih tinggi.

“Yang bersangkutan (Munir) mengaku tidak tahu kalau itu mortir. Dia mengira itu besi tua yang bisa dijual lagi,” kata Febri.

Namun, nasib nahas menimpa Muhajir, pekerja gudang yang mencoba memotong salah satu mortir dengan mesin gerinda.

Begitu keluar asap, Muhajir kaget dan menyiramnya dengan air. Namun, hal itu malah memicu ledakan yang dahsyat.

“Korban (Muhajir) memotong besi, tapi tidak tahu kalau di bawahnya ada mortir. Begitu keluar asap, dia kaget, lalu menyiramnya dengan air. Tapi karena takut, dia lari, sehingga barang itu meledak,” terang Febri.

Ledakan itu terdengar hingga radius satu kilometer dan membuat tanah bergetar. Serpihan mortir bahkan ditemukan hingga 500 meter dari tempat kejadian perkara (TKP).

Warga yang mendengar ledakan itu langsung berhamburan keluar rumah untuk mencari tahu apa yang terjadi.

“Karena kerasnya suara ledakan, tanah sampai bergetar,” kata Ismail, salah seorang warga setempat.

Nurul, warga lainnya yang rumahnya di seberang gudang rongsokan, mengatakan, ledakan itu terdengar seperti bom.

Ia sempat mengira gudang itu roboh. Namun, ketika dia mengecek, ia melihat asap hitam membumbung tinggi.

“Saya lari menolong tetangka. Tapi ternyata sudah ada yang meninggal,” ungkap Nurul.

Polisi yang mendapat laporan dari warga segera tiba di lokasi dan melakukan olah TKP. Tim Gegana Brimob Polda Jatim dan Bidang Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim juga diterjunkan untuk membantu identifikasi dan pemusnahan mortir yang masih utuh.

“Kami sudah koordinasi dengan Tim Gegana dan Labfor Polda Jatim untuk melakukan disposal atau pemusnahan. Karena kalau disimpan, bahan peledak itu akan berbahaya,” kata Febri.

Polisi juga melakukan penyelidikan untuk mengungkap asal-usul mortir yang dibeli Munir.

Polisi menduga mortir itu merupakan sisa-sisa perang yang ditemukan di daerah perbatasan atau daerah konflik.

“Kami masih dalami dari mana asal barang itu. Kami juga sudah tangkap tujuh orang yang terkait dengan penjualan mortir itu,” ucap Febri.

Ledakan di Bangkalan ini menjadi salah satu peristiwa tragis yang menimpa warga sipil akibat bahan peledak.

Sebelumnya, pada 1984, gudang amunisi TNI AL di Cilandak, Jakarta Selatan, juga meledak dan menewaskan ratusan orang serta melukai ribuan orang lainnya.

Ledakan di Cilandak itu disebabkan oleh korsleting listrik yang menyambar gudang yang menyimpan amunisi berbahaya seperti roket dan mortir.

Ledakan itu menghancurkan sekitar 2.000 rumah dan bangunan di sekitarnya.

Ledakan di Bangkalan dan Cilandak ini mengingatkan kita akan bahaya yang mengintai dari bahan peledak yang tidak terawat dan tidak terkontrol.

Bahan peledak yang semestinya digunakan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara, malah menjadi ancaman bagi keselamatan warga sipil.

Oleh karena itu, perlu ada pengawasan yang ketat dan penegakan hukum yang tegas terhadap peredaran bahan peledak ilegal.

Selain itu, perlu juga ada sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengenali dan melaporkan benda-benda mencurigakan yang diduga mengandung bahan peledak.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article