Nilai Tukar Rupiah Semakin Suram, China dan AS Semakin Tegang

ZAJ
By ZAJ
2 Min Read
person holding a pink and white banknote

jfid – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah mengalami pelemahan.

Faktor eksternal yang berkontribusi terhadap pelemahan ini adalah berlarutnya krisis plafon utang atau debt ceiling di Amerika Serikat (AS).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah, termasuk permintaan dan penawaran valuta asing, inflasi, pendapatan masyarakat, tingkat suku bunga, dan stabilitas politik dan hankam.

Kondisi Ekonomi AS dan China

Ekonomi AS dan China saat ini berada dalam kondisi yang kurang baik. AS mengalami inflasi yang tinggi dan suku bunga yang masih tinggi.

Sementara itu, ekonomi China saat ini berada dalam tekanan perlambatan yang disebabkan oleh kinerja ekspor dan perubahan struktur fundamental ekonomi negara ini.

Ketegangan Geopolitik

Hubungan geopolitik antara China dan AS semakin tegang.

Rivalitas antara kedua negara ini telah menimbulkan ketegangan sektor keamanan di beberapa kawasan dan disebabkan oleh perebutan hegemoni penguasaan pada sektor perdagangan.

Keputusan Bank Indonesia

Bank Indonesia telah memutuskan untuk mempertahankan BI rate pada level 6 persen.

Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Potensi Pengaruh terhadap Ekonomi Indonesia

Keputusan Bank Indonesia ini diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan sistem keuangan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Namun, kondisi ekonomi global dan ketegangan geopolitik antara China dan AS dapat memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article