Desain Pembalut Raksasa? Stasiun Nanjing dan Perdebatan di Media Sosial

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read

jfid – Di tengah hiruk-pikuk media sosial, sebuah desain arsitektur di Kota Nanjing, China, telah memicu perdebatan yang tidak biasa dan menarik.

Stasiun kereta api Nanjing Utara, dengan desain yang terinspirasi dari bunga plum yang terkenal di kota tersebut, ternyata memiliki kemiripan yang tak terduga dengan pembalut perempuan.

Warganet dengan cepat menangkap kesamaan ini, menghasilkan jutaan penayangan dan komentar di berbagai platform media sosial.

Kontroversi Estetika: Bunga atau Pembalut?

Pihak berwenang telah memberikan lampu hijau untuk desain awal stasiun ini, yang dijadwalkan mulai dibangun pada paruh pertama tahun 2024.

Namun, apa yang dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap simbol lokal telah berubah menjadi topik hangat di internet. “Ini adalah pembalut raksasa. Memalukan jika dikatakan bentuknya seperti bunga plum,” tulis salah satu komentar di Weibo.

Refleksi Budaya

Komentar warganet sering kali mencerminkan humor cerdas dan menyenangkan, sekaligus menunjukkan bagaimana desain dapat mempengaruhi persepsi publik.

“Kita saja bisa langsung tahu bahwa itu adalah pembalut perempuan, tapi kenapa arsiteknya tidak bisa [tahu]?” tanya seorang pengguna Weibo.

Sementara itu, pengguna lain bercanda, “Saya pikir kita harus mengambil kesempatan ini untuk menyerukan ke masyarakat agar memperhatikan rasa malu. Desain ini lebih maju dari masanya.”

Menggali Lebih Dalam: Biaya dan Skala Proyek

Dengan biaya yang diperkirakan mencapai sekitar 20 miliar yuan dan area seluas 37,6 kilometer persegi, stasiun ini menjanjikan menjadi salah satu proyek arsitektur yang paling signifikan di China.

Namun, stasiun ini bukanlah proyek arsitektur pertama di negara tersebut yang menarik perhatian masyarakat. Gedung CCTV di Beijing, misalnya, dikenal sebagai “celana boxer besar” karena bentuknya yang unik.

Penutup: Seni, Arsitektur, dan Persepsi Publik

Kisah stasiun Nanjing Utara ini mengajarkan kita bahwa seni dan arsitektur sering kali berada di mata yang memandang.

Apakah desain tersebut mengingatkan kita pada bunga plum atau pembalut perempuan, yang jelas adalah bahwa ia telah memicu diskusi yang luas dan memberikan wawasan baru tentang bagaimana karya arsitektur dapat dilihat dari berbagai perspektif.

Dalam dunia yang semakin terhubung melalui media sosial, setiap sudut pandang—baik yang serius maupun yang humoris—memiliki tempatnya sendiri dalam tapestri budaya yang beragam.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article