Mengubah Paradigma: UMKM Bukan Sekadar Pelengkap Ekonomi

Rasyiqi
By Rasyiqi
5 Min Read
Ilustrasi

jfid – UMKM atau usaha mikro, kecil, dan menengah adalah sektor usaha yang dijalankan oleh individu atau badan usaha yang memiliki kriteria tertentu berdasarkan jumlah aset, omzet, atau tenaga kerja. UMKM merupakan sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia, karena memberikan kontribusi yang signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja, dan pemerataan pendapatan.

Namun, UMKM juga menghadapi berbagai tantangan dan peluang di era globalisasi dan digitalisasi yang semakin pesat. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan paradigma tentang UMKM, agar sektor ini tidak hanya dipandang sebagai pelengkap ekonomi, tetapi sebagai pendorong pertumbuhan dan kesejahteraan.

Peran UMKM dalam Perekonomian Indonesia

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2021, terdapat 64,19 juta UMKM di Indonesia yang menyerap 114,7 juta tenaga kerja atau sekitar 97% dari total tenaga kerja nasional. UMKM juga memberikan kontribusi sebesar 61,97% terhadap PDB nasional atau senilai Rp 8,6 triliun. Selain itu, UMKM juga berperan dalam pemerataan ekonomi rakyat, mengentaskan kemiskinan, dan menyumbang devisa bagi negara melalui ekspor produk lokal .

UMKM memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang dan berinovasi, karena mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan kebutuhan konsumen. UMKM juga memiliki keunggulan komparatif dalam hal kreativitas, fleksibilitas, dan kearifan lokal. UMKM dapat menciptakan produk dan layanan yang unik, berkualitas, dan berdaya saing tinggi.

Tantangan UMKM di Era Globalisasi dan Digitalisasi

Meskipun memiliki peran yang strategis, UMKM juga menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat pertumbuhan dan produktivitasnya.

Beberapa tantangan utama yang dihadapi UMKM adalah sebagai berikut:

Akses permodalan yang terbatas. Banyak UMKM yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan formal karena persyaratan yang ketat, bunga yang tinggi, atau jaminan yang kurang. Akibatnya, banyak UMKM yang bergantung pada modal sendiri atau pinjaman informal yang berisiko tinggi.

Akses pasar yang terbatas. Banyak UMKM yang belum mampu menjangkau pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional, karena keterbatasan sumber daya, informasi, jaringan, atau standar kualitas. Akibatnya, banyak UMKM yang hanya berkutat di pasar lokal atau tradisional.

Akses teknologi dan digitalisasi yang rendah. Banyak UMKM yang belum memanfaatkan teknologi dan digitalisasi secara optimal untuk mendukung operasional bisnis mereka. Hal ini disebabkan oleh rendahnya literasi digital, keterampilan digital, infrastruktur digital, atau biaya digital. Akibatnya, banyak UMKM yang tertinggal dari perkembangan zaman dan persaingan global.

Akses sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Banyak UMKM yang belum memiliki SDM yang berkualitas dalam hal pendidikan, keterampilan, pengalaman, atau kapasitas kewirausahaan. Hal ini disebabkan oleh rendahnya akses pendidikan formal atau informal, pelatihan atau bimbingan, atau motivasi bagi pelaku UMKM.

Peluang UMKM di Era Globalisasi dan Digitalisasi

Di sisi lain, era globalisasi dan digitalisasi juga membuka peluang bagi UMKM untuk meningkatkan kinerja dan daya saingnya.

Beberapa peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM adalah sebagai berikut:

Meningkatkan akses permodalan melalui berbagai sumber pembiayaan alternatif, seperti kredit usaha rakyat (KUR), crowdfunding, peer-to-peer lending, venture capital, atau angel investor. UMKM dapat memilih sumber pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, serta memanfaatkan teknologi digital untuk mempermudah proses pengajuan dan pencairan dana.

Meningkatkan akses pasar melalui berbagai platform digital, seperti media sosial, e-commerce, ride hailing, atau marketplace. UMKM dapat mempromosikan produk dan layanan mereka secara lebih luas, menjangkau pelanggan yang lebih beragam, serta meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.

Meningkatkan akses teknologi dan digitalisasi melalui berbagai program bantuan dan fasilitasi dari pemerintah, swasta, atau komunitas. UMKM dapat meningkatkan literasi dan keterampilan digital mereka, memperoleh infrastruktur dan perangkat digital yang lebih baik, serta mengurangi biaya digital yang dibutuhkan.

Meningkatkan akses SDM yang berkualitas melalui berbagai program pendidikan, pelatihan, bimbingan, atau mentoring dari pemerintah, swasta, atau komunitas. UMKM dapat meningkatkan kualitas SDM mereka dalam hal pengetahuan, keterampilan, pengalaman, atau kapasitas kewirausahaan.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article