Fattah Jasin Bangkit, Politik Gerilya yang Membumi

Syahril Abdillah
3 Min Read
Fattah Jasin bersama Ulama (foto: istimewa)
Fattah Jasin bersama Ulama (foto: istimewa)

Jurnalfaktual.id, | SETELAH daftar Bacabup ke DPC PKB Sumenep. Fattah Jasin kian smart. Langkah politiknya langsung silang kunci akar.

Gus Acing-begitu teman kecil memanggilnya. Bikin gebrakan yang tak banyak orang tahu.

Kecuali orang tertentu. Saya juga tak ngerti gebrakan politiknya. Kecuali  mencium gelombang gerakannya. Di sejumlah titik.

Langkah pertama, Gus Acing merekrut relawan berbasis TPS. Meningkat tingkat desa hingga kecamatan.

Jika dikalkukasi 2.450 TPS di Pilkada Sumenep 2020. Ya…segitu kira-kira, relawan yang direkrut.

Itu tahap awal.

Menariknya, relawan itu bukan dari jalur PKB. Tapi jalur lain. Dari rute mana? Tak usah dibahas disini.

Gebrakan Gus Acing ini sudah selesai sebelum daftar ke KPU. Tinggal menggabung dengan relawan dari  Pasangan Calon Wakilnya. Dan relawan partai serta relawan lainnya.

Itu kalau Gus Acing benar nyalon. Andaikan nyalon bupati Sumenep. Ya begitu kira-kira.

Gebrakan lain Gus Acing dalam tiga minggu terakhir yang di luar bacaan.  Silaturrahmi dengan sejumlah Kiai NU.

Kalau silaturrahmi dengan Kiai NU Sumenep sudah lama. Kini, silaturrahmi dengan Kiai Khos NU luar Sumenep.

Pertama, Gus Acing bersama Imam Utomo sowan ke Ponpes Al-Amien, Prenduan, Sumenep.

Kedua, Gus Acing dan Imam Utomo sowan ke KH Mas Nawawi Abd Jalil, Pengasuh Ponpes Sidogiri, Pasuruan.

Ketiga, KH Ahmad Azaim Ibrahimy, Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo juga tak luput dari road show silaturrahim Gus Acing.

Silaturrahim ke para Kiai Khos NU itu, ibarat menemui para ‘juru kunci’ suara warga NU Sumenep.

Kenapa? Meski Kiai Azaim dan Kiai Nawawi di luar Sumenep, tapi jejaring alumni dua pesantren itu menjadi penggerak suara basis nahdliyin di Sumenep.

Politik Sumenep yang berbasis NU memang tak bisa jauh dari peran kiai.

Sosok kiai dalam politik NU tidak sekedar sebagai pengumpul massa (vote getter). Lebih dari itu. Restu sang kiai bisa memberi legetimasi mistis.

Lalu bagaimana dengan dinamika pilihan politik para elite NU? Ini yang dikata magic politik.

Perlu legetimasi mistis. Agar memiliki daya tarik tersendiri. Di tengah sebuah pilihan langsung; antara kepentingan sesaat dan seruan moral dari figur panutan.

Rasionalisasi pilihan warga NU tentu memberi efek beragam pilihan. Sehingga mewarnai warga nahdliyin sesuai pilihan panutannya.

Efek berikutnya. Dinamika para elit NU itu bisa membelah kekuatan politik.  Sehingga tercipta geopolitik NU Sumenep. Tergantung varian pintu partisipasi panutan masyarakatnya.

Nah, perpaduan jejaring Kiai NU  dengan relawan berbasis TPS bentukan Gus Acing. Ibarat nelayan menangkap ikan menggunakan Pukat Harimau.

Kalau anda bertanya, bagaimana dengan kualitas ‘Pukat Harimau’ bentukan Gus Acing?

Ini yang tak bisa dijawab. Seperti BMKG. Hanya menangkap fenomena alam..hehe

Wallahu ‘alam

Pesona Satelit, 24 November 2019

Catatan: Hambali Rasidi

Tulisan diatas, sebelumnya telah terbit dengan judul Gebrakan Gus Acing

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article