AHY Terjebak dalam Konflik Internal Partai Demokrat Jelang Pilpres 2024

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read

jfid – Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan ketua umum Partai Demokrat, tampaknya menghadapi nasib apes dalam perjalanan politiknya.

Setelah gagal menjadi calon gubernur DKI Jakarta pada 2017 dan ditikung oleh Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden pada 2019, AHY kini terjebak dalam konflik internal partainya sendiri jelang pilpres 2024.

AHY yang diharapkan menjadi calon presiden atau wakil presiden dari Partai Demokrat, ternyata tidak mendapat dukungan penuh dari sejumlah kader partainya.

Bahkan, ada yang menilai bahwa AHY tidak memiliki elektabilitas yang cukup untuk bersaing dengan tokoh-tokoh lain yang sudah lebih dulu populer di mata publik.

Salah satu kader Partai Demokrat yang kerap mengkritik AHY adalah Andi Arief, ketua badan pemenangan pemilu (Bappilu) partainya. Andi Arief pernah menyebut bahwa AHY ditikung oleh Prabowo, PAN, dan PKS yang lebih mementingkan uang daripada ideologi saat pilpres 2019. Andi Arief juga menuding bahwa Prabowo tidak loyal kepada SBY yang telah membantunya menjadi capres pada 2014.

Andi Arief juga tidak sepakat dengan wacana AHY menjadi calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan, gubernur DKI Jakarta yang diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Menurut Andi Arief, AHY lebih menjanjikan daripada Anies Baswedan, dan seharusnya menjadi calon presiden dari koalisi tersebut.

Namun, wacana AHY-Anies Baswedan juga mendapat penolakan dari salah satu partai pengusung Anies Baswedan, yaitu Partai NasDem. Wakil ketua umum Partai NasDem Ahmad Ali atau Mad Ali mengkritik keras Andi Arief yang terus memaksakan AHY sebagai pendamping Anies Baswedan.

Mad Ali mempertanyakan apakah tujuan koalisi tersebut hanya untuk membesarkan Partai Demokrat atau menang pilpres.

Mad Ali juga menantang Andi Arief untuk membuka data survei yang kredibel tentang elektabilitas AHY. Mad Ali menilai bahwa AHY tidak memiliki keunggulan di daerah-daerah tertentu yang bisa menutupi kelemahan Anies Baswedan. Mad Ali juga mengingatkan bahwa koalisi tersebut harus berbicara tentang kriteria calon wakil presiden, bukan hanya soal orang.

Konflik internal Partai Demokrat dan koalisi pendukung Anies Baswedan ini tentu saja berdampak negatif bagi peluang AHY di pilpres 2024. AHY harus bisa menyelesaikan masalah-masalah ini dengan bijak dan diplomatis, agar tidak kehilangan dukungan dari kader-kader partainya sendiri maupun dari partai-partai lain. Jika tidak, maka AHY akan sulit untuk bersinar di panggung politik nasional.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article