PMII Loteng Tekankan Budaya Literasi

Rasyiqi
By Rasyiqi
4 Min Read

jf.id – Tasyakkuran, ngaji dan istigotsah digelar oleh PMII Loteng dalam rangka merefleksikan tradisi yang baik yang ditinggalkan oleh para ulama, Tuan Guru dan Kiyai malam ini, Sabtu, 11/1/2020.

Sinergisitas dan melanjutkan tradisi yang ditinggalkan oleh para pendahulu aka terus secara konsisten untuk digerakkan oleh segenap kader PMII Loteng.

“ajaran Aswaja An- Nahdliyyah sebagai manhajul fikr, yang masih baik perlu dipertahankan karena hal tersebut merupakan tradisi yang baik, seperti tasakkuran, Istigotsah, ngaji seperti yang kami lakukan sekarang” sebut Sitti Faridah, Ketum PMII Loteng.

Selain menekankan segenap Kader PMII Loteng dalam hal menjaga tradisi Aswaja An- Nahdliyyah, Sitti Faridah juga menekankan agar dalam setiap moment kadernya membudayakan budaya literasi.

“tempat kami ini, yakni sekretariat PMII Loteng terbuka 24 jam untuk di datangi tetapi dengan syarat, sampai disini para kader untuk memegang buku yang kami sediakan, berdiskusi tentang keilmuan, jangan sampai hanya numpang tidur saja” imbuh Faridah.

Tasyakkuran, Ngaji dan Istigotsah seperti malam ini ditekankan untuk di lakukan setiap Minggu, mengingat budaya tersebut semakin hari semakin terkikis ditengah kehidupan yang serba kompleks.

“saya bersyukur jika kegiatan ini harus selalu di lakukan, terutama setiap malam Minggu, jadi Kader tidak keliaran kemana-mana jika malam Minggu tiba, akan tetapi mengisi malam Minggu dengan hal yang positif” tandas Ahmad Baidlowi, Sekertaris Majelis Pembina Cabang PMII Loteng, saat menghadiri acara tersebut.

Terkait dengan pentingnya budaya literasi, Baidlowi menjelaskan bahwa budaya literasi adalah hal yang mutlak dan wajib untuk di perkuat, mengingat tantangan zaman yang memerlukan khazanah keilmuan yang kompleks.

“para Kader mempunyai keahlian dan kemampuan dalam mengembangkan budaya literasi, membaca buku akan terlihat hasilnya ketika berhadapan dengan masalah yang berkaitan dengan apa yang sudah dibaca” sambungnya.

Terpisah, Bahaidin Ahmad mengakui bahwa dalam mengembangkan budaya literasi, perlu ada penekanan yang disebutnya “ekstrim” untuk melatih totalitas dalam diskusi dan membaca.

“membaca adalah perintah Allah SWT, bayangkan dalam Al-Qur’an, kara Iqro’ tertulis dan terbaca sebanyak 300 kali, dan perintah untuk membaca tersebut di peruntukkan bagi kita yang berakal, jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak membaca” pungkasnya.

Dengan budaya literasi, diyakini akan menjadi lokomotive utama dalam mempengaruhi cara pandang dan cara berfikir, setidaknya mengetahui tentang siklus teori yang di baca.

“dengan literasi yang dibangun, akan berpengaruh kepada pemikiran yang produktif, serta berkualitas, sebab dasar keilmuan adalah membaca dan di evaluasi dengan cara diskusi, sata kira kalau budaya literasi mampu dijadikan prioritas, maka kader akan menjadi manusia totalitas” sambung Bahaidin Ahmad, anggota Mabincab PMII Loteng.

Menyambung pernyataannya, Ketum PMII Loteng berkomitmen dalam satu tahun ke depan, dirinya akan fokus kepada pengembangan budaya literasi kepada segenap kader PMII Loteng.

“saya tekankan agar membaca, berdiskusi menjadi prioritas kader, dan mereka harus baca buku sebab Percuma pintar berbicara akan tetapi sumber refrensi nya hanya retorika, jadi dengan banyaknya kader membaca, maka sumber refrensi nya juga banyak” imbuh Faridah.

Laporan: Lalu Albanuddin

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article