NasDem dan PKB Diam-diam Teken Kerjasama, Demokrat: Selamat Berjuang Mas Anies

ZAJ
By ZAJ
5 Min Read

Jakarta – Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dikabarkan telah meneken kerjasama politik untuk mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024. Keputusan ini disebut-sebut sebagai pengkhianatan terhadap Koalisi Perubahan, yang sebelumnya terdiri dari NasDem, PKB, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, informasi tentang kerja sama NasDem dan PKB ini disampaikan oleh Sudirman Said, yang mewakili Anies Baswedan, pada Rabu (30/8/2023). Riefky mengatakan bahwa Anies telah menyetujui kerja sama tersebut, yang merupakan inisiatif pribadi dari Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Riefky mengecam keputusan itu sebagai bentuk pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang telah disepakati oleh ketiga partai lainnya.

“Kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh, kata Riefky dalam pernyataan resminya.

Riefky menambahkan bahwa Partai Demokrat sudah mengkonfirmasi informasi tersebut kepada Anies dan dibenarkan oleh mantan gubernur DKI Jakarta itu. Namun, Partai Demokrat tidak mau dipaksa untuk menerima kesepakatan tersebut. Riefky mengatakan bahwa Partai Demokrat akan menggelar rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menentukan sikap terkait Pilpres 2024.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon juga menyuarakan kekecewaannya terhadap keputusan NasDem dan PKB. Melalui akun Instagramnya @jansensitindaon, Jansen menyatakan bahwa Partai Demokrat selama hampir satu tahun telah berusaha membuat Koalisi Perubahan bertahan. Ia juga mengklaim bahwa Partai Demokrat telah menolak banyak godaan yang datang.

“Jika kerjasama ini berlangsung, maka kami mengucapkan selamat berjuang kepada Mas Anies Baswedan dan Cak Imin. Kami yakin bahwa rakyat Indonesia akan menilai siapa yang paling pantas untuk memimpin bangsa ini di masa depan,” tulis Jansen.

Sementara itu, NasDem dan PKB belum memberikan konfirmasi resmi terkait kerja sama politik mereka. Namun, beberapa politisi dari kedua partai telah memberikan sinyal positif terhadap kemungkinan tersebut. Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali mengatakan bahwa NasDem dan PKB memiliki kesamaan visi dan misi dalam membangun Indonesia. Ia juga menilai bahwa Anies dan Cak Imin adalah sosok yang mampu menjawab tantangan bangsa.

“Kami melihat bahwa Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar adalah sosok yang memiliki kapasitas, integritas, dan popularitas yang tinggi. Mereka juga memiliki latar belakang yang beragam, baik dari sisi pendidikan, profesi, maupun organisasi. Kami yakin bahwa mereka bisa menjadi pasangan yang harmonis dan komplementer,” ujar Ahmad Ali.

Sekretaris Jenderal PKB Hasanuddin Wahid juga mengaku bahwa PKB sudah lama mengincar Anies sebagai calon presiden. Ia mengatakan bahwa Anies memiliki kinerja yang baik sebagai gubernur DKI Jakarta dan memiliki basis massa yang luas. Ia juga menegaskan bahwa PKB tidak akan meninggalkan Koalisi Perubahan, tetapi hanya ingin memperluas jaringan politiknya.

“Kami tidak bermaksud untuk mengkhianati siapa pun. Kami hanya ingin memperkuat posisi kami dalam kontestasi Pilpres 2024. Kami masih berkomitmen dengan Koalisi Perubahan, tetapi kami juga harus beradaptasi dengan dinamika politik yang ada. Kami berharap bahwa semua pihak bisa saling menghormati dan menghargai keputusan masing-masing,” kata Hasanuddin Wahid.

Kerja sama politik antara NasDem dan PKB ini tentu saja menimbulkan spekulasi tentang nasib Koalisi Perubahan. Apakah koalisi ini masih bisa bertahan atau akan pecah? Bagaimana sikap PKS, yang sebelumnya juga mengusung Anies sebagai calon presiden? Dan bagaimana pula respons dari partai-partai lain, seperti PDI-P, Gerindra, Golkar, PAN, dan PPP? Semua itu masih menjadi pertanyaan yang menarik untuk diikuti.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article