Malaysia Teror Warga Indonesia di Hutan, Ratusan Orang Diburu dan Ditangkap

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
2 Min Read

jfid – Malaysia melakukan operasi penggerebekan terhadap pemukiman ilegal pendatang gelap asal Indonesia di hutan Puncak Alam, Selangor, pada Minggu (19/9/2023).

Dari 95 orang yang ditemukan di lokasi, 39 orang berhasil ditangkap oleh petugas imigrasi Malaysia, sementara sisanya melarikan diri dengan cara melompat dari tebing curam.

Operasi ini merupakan bagian dari upaya Malaysia untuk menindak para pendatang gelap yang diduga mencuri pekerjaan dari warga lokal.

Menurut Direktur Jenderal Imigrasi Malaysia Datuk Ruslin Jusoh, para pendatang gelap ini bekerja sebagai buruh harian di sektor pertanian dan konstruksi.

Ad image

Mereka tinggal di pondok-pondok sederhana yang dibangun di tengah hutan tanpa fasilitas dasar seperti air bersih, listrik, dan sanitasi.

Ruslin mengatakan bahwa para pendatang gelap ini tidak memiliki dokumen resmi seperti paspor, visa, atau izin kerja. Mereka juga tidak menjalani tes COVID-19 atau vaksinasi, sehingga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat Malaysia.

Ia menambahkan bahwa operasi penggerebekan akan terus dilakukan untuk membersihkan Malaysia dari para pendatang gelap.

Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan otoritas imigrasi Malaysia untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kasus ini.

KBRI juga siap memberikan bantuan konsuler kepada warga Indonesia yang ditangkap atau membutuhkan perlindungan hukum.

Menurut data KBRI, terdapat sekitar 2,2 juta warga Indonesia yang bekerja secara resmi di Malaysia pada tahun 2022. Namun, jumlah pendatang gelap asal Indonesia diperkirakan mencapai 1,2 hingga 3,5 juta orang.

Mayoritas mereka bekerja di sektor-sektor yang kurang diminati oleh warga Malaysia, seperti perkebunan, pertanian, jasa, dan pekerja rumah tangga.

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia seringkali mengalami ketegangan akibat isu-isu terkait tenaga kerja, perbatasan, budaya, dan lingkungan. Meskipun demikian, kedua negara tetap menjalin kerjasama di berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, keamanan, dan diplomasi.

Share This Article