Rohingya Dihina, Dikejar-kejar dan Dibunuh di Negara Asalnya, Kemana Mereka harus Berlari?

Noer Huda
3 Min Read
Rohingya Dihina, Dikejar Kejar Dan Dibunuh Di Negara Asalnya, Kemanakah Mereka Berlarih?
Rohingya Dihina, Dikejar Kejar Dan Dibunuh Di Negara Asalnya, Kemanakah Mereka Berlarih?

jfid – Rohingya, kelompok etnis minoritas yang berasal dari Myanmar, terus menghadapi penderitaan yang memilukan.

Meskipun mayoritas penduduk Myanmar beragama Buddha, pemerintahan negara ini menolak mengakui Rohingya sebagai warga negara.

Sebaliknya, mereka disalahkan sebagai pendatang ilegal dari Bangladesh, tanpa diberikan hak-hak yang layak dalam bidang sipil, politik, sosial, dan ekonomi.

Kondisi ini memicu serangkaian diskriminasi, kekerasan, dan bahkan pembantaian oleh militer serta kelompok ekstremis Buddha.

Sejak 2017, lebih dari 700 ribu orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar, terutama menuju Bangladesh, untuk menghindari genosida yang dilancarkan oleh rezim militer Myanmar.

Namun, kehidupan di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh, terutama di distrik Cox’s Bazar, memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan.

Mereka dihadapkan pada keterbatasan ruang, kebersihan yang minim, dan ketidakamanan. Masalah lain seperti kelaparan, wabah penyakit, banjir, dan kekerasan seksual turut menghantui kehidupan mereka.

Berbagai negara, meskipun beberapa bersikap hangat, tidak semuanya bersedia memberikan perlindungan atau solusi permanen bagi Rohingya. Berdasarkan data UNHCR, beberapa negara menjadi tempat tinggal bagi kelompok Rohingya:

  • Bangladesh: Dengan populasi sekitar 1 juta lebih orang Rohingya, Bangladesh menjadi tujuan utama mereka. Namun, pemerintah Bangladesh memberikan izin sementara tanpa memberikan status pengungsi resmi atau kewarganegaraan. Rencana pemindahan sebagian Rohingya ke pulau terpencil menuai penolakan.
  • Pakistan: Memiliki populasi Rohingya terbesar kedua di dunia, sekitar 500 ribu orang tinggal di Pakistan sejak tahun 1970-an. Mereka berada di kota-kota besar namun menghadapi diskriminasi dan risiko penangkapan serta deportasi.
  • Malaysia: Diperkirakan terdapat sekitar 100 ribu lebih orang Rohingya di Malaysia. Mereka tidak memiliki status hukum dan hanya mendapatkan perlindungan terbatas dari UNHCR, rentan terhadap eksploitasi dan penangkapan.
  • Indonesia: Meskipun jumlahnya hanya sekitar 1.500 orang, Indonesia menyediakan bantuan kemanusiaan, pendidikan, dan kesempatan integrasi dengan masyarakat lokal bagi Rohingya yang tiba dengan perahu.
  • India: Sekitar 40 ribu orang Rohingya tinggal di India sejak 2012. Mereka menghadapi ancaman deportasi karena dianggap sebagai ancaman keamanan nasional oleh pemerintah India.

Selain negara-negara di atas, ada juga beberapa negara lain yang memiliki populasi Rohingya, seperti Arab Saudi, Thailand, Australia, Kanada, China, UEA, Irlandia, Jepang, Nepal, Sri Lanka, Finlandia dan Amerika Serikat.

Di negara-negara tersebut, Rohingya mendapatkan perlindungan, bantuan, dan kesempatan yang lebih baik daripada di negara-negara tetangga Myanmar.

Meskipun mendapatkan bantuan di beberapa negara, Rohingya tetap merindukan tanah air mereka, Myanmar.

Harapan mereka adalah dapat kembali ke sana dengan aman dan mendapatkan pengakuan hak asasi manusia yang layak. Mereka berharap dunia tidak melupakan tragedi yang mereka alami dan terus menekan Myanmar untuk menghentikan kekerasan serta diskriminasi terhadap mereka.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article