Cinta Chloe Tong pada Israel, Grab Terancam Diblokir

Rasyiqi
By Rasyiqi
5 Min Read
Cinta Chloe Tong Pada Israel, Grab Terancam Diblokir
Postingan Instagram CT

jfid – Chloe Tong, istri dari Anthony Tan, pendiri Grab, salah satu aplikasi transportasi online terbesar di Asia Tenggara, baru-baru ini membuat heboh publik dengan postingan Instagramnya yang diduga memberi dukungan untuk Israel.

Dalam unggahannya, Chloe menyebut Israel sebagai lokasi berlibur favoritnya dan keluarga, dan mengaku sangat patah hati dengan apa yang terjadi di negara tersebut.

Ia juga mengirimkan doa untuk Israel dan Palestina, yang sedang berkonflik sejak lama.

“Hatiku sangat sakit dan aku belum mengatakan apapun karena aku kehabisan kata. Aku merasa sangat mencintai Israel tahun ini. Aku menyimpannya untuk diriku sendiri, hanya melihat video dan berdoa, aku bertanya-tanya mengapa,” tulis Chloe di akun @chloetong.

Postingan Chloe ini langsung menuai berbagai reaksi dari netizen, terutama di Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan bersimpati dengan Palestina.

Banyak yang menuding Chloe sebagai pendukung Israel, yang dianggap sebagai penjajah dan pelanggar hak asasi manusia.

Beberapa netizen bahkan mengancam akan memblokir atau menghapus aplikasi Grab dari ponsel mereka, sebagai bentuk protes dan boikot.

“Otw hapus grab, ganti gojek aja,” tulis salah satu netizen di Twitter.

“Grab, tolong beritahu istri founder kalian bahwa kami tidak suka Israel. Kami akan hapus aplikasi kalian kalau dia tidak minta maaf,” tulis netizen lainnya.

Sadar akan kericuhan yang sedang terjadi, Grab akhirnya buka suara dan memberikan pernyataan resmi terkait hal tersebut.

Melalui akun Twitter @GrabID, Grab mengaku berpihak pada kemanusiaan dan berharap akan kedamaian di tengah masa perang.

Grab juga menegaskan bahwa mereka tidak mendukung kekerasan dalam bentuk apapun, dan menghormati perlindungan hak asasi manusia.

“Kami tidak mendukung kekerasan dalam bentuk apapun. Dan sebagai bagian dari United Nations Global Compact (UNGC), kami sejalan dengan prinsip-prinsipnya dan menghormati perlindungan hak asasi manusia,” tulis Grab.

Grab juga mengklarifikasi bahwa postingan Chloe adalah pribadi dan tidak mewakili sikap perusahaan. Grab menambahkan bahwa mereka menghargai kebebasan berpendapat dan beragama, serta mengajak semua pihak untuk saling menghormati dan toleran.

“Postingan tersebut adalah pribadi dan tidak mencerminkan pandangan perusahaan. Kami menghargai kebebasan berpendapat dan beragama, dan kami mengajak semua pihak untuk saling menghormati dan toleran,” tulis Grab.

Namun, pernyataan Grab ini tampaknya belum cukup untuk meredam kemarahan netizen. Banyak yang masih menuntut Chloe untuk meminta maaf secara terbuka, atau menghapus postingannya yang dianggap kontroversial.

Beberapa netizen juga menyoroti bahwa Grab memiliki kantor cabang di Israel, yang menurut mereka menunjukkan keterlibatan Grab dengan negara tersebut.

“Grab punya kantor di Israel, jadi jangan bilang tidak ada hubungannya. Chloe harus minta maaf atau hapus postingannya, kalau tidak kami tidak akan pakai Grab lagi,” tulis netizen.

“Grab, kalian berpihak pada kemanusiaan? Kalau begitu, kenapa kalian masih berbisnis dengan Israel, yang membunuh rakyat Palestina setiap hari? Kalian munafik,” tulis netizen lainnya.

Grab sendiri belum memberikan tanggapan lebih lanjut terkait tuntutan netizen tersebut. Sementara itu, Chloe juga belum mengubah atau menghapus postingannya, yang masih terlihat di akun Instagramnya. Chloe juga tidak memberikan komentar apapun terkait kontroversi yang menimpanya.

Chloe Tong adalah istri dari Anthony Tan, pendiri dan CEO Grab, yang berasal dari Malaysia. Mereka menikah pada tahun 2016, dan dikaruniai tiga orang anak.

Chloe sendiri adalah lulusan dari Harvard Business School, dan pernah bekerja di McKinsey & Company, sebuah perusahaan konsultan manajemen terkemuka di dunia. Chloe juga dikenal sebagai sosialita yang sering menghadiri acara-acara mewah dan bergaul dengan kalangan atas.

Grab adalah sebuah perusahaan teknologi yang menyediakan layanan transportasi, logistik, pembayaran, dan lainnya melalui aplikasi online.

Grab didirikan pada tahun 2012 di Singapura, dan kini telah berkembang menjadi salah satu unicorn terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai valuasi mencapai 40 miliar dolar AS.

Grab beroperasi di delapan negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Singapura. Grab juga memiliki kantor cabang di beberapa negara lain, termasuk Israel, yang dibuka pada tahun 2019.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article