Membongkar Rahasia Serangan Iran: Pakar Sebut Mirip Taktik Rusia

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read

Pada Minggu dini hari, 14 April 2024, dunia terkejut dengan serangan besar-besaran yang dilancarkan oleh Iran ke Israel.

Serangan ini melibatkan peluncuran ratusan rudal dan drone, sebuah strategi yang menurut pakar pertahanan, meniru taktik yang digunakan Rusia saat menyerang Ukraina.

Strategi Serangan: Drone Murah, Rudal Canggih

Menurut Justin Crump, seorang analis pertahanan dari Sibylline, ide dari serangan Iran adalah membanjiri sistem pertahanan canggih Israel dengan drone murah.

Tujuannya adalah agar rudal balistiknya yang canggih memiliki peluang lebih besar untuk mencapai sasaran mereka.

“Taktik Iran tampaknya mengambil pelajaran dari Ukraina, di mana drone yang sama telah digunakan dicampur dengan rudal jelajah dan balistik untuk melumpuhkan pertahanan udara,” kata Crump.

Iron Dome: Pertahanan Udara Israel

Israel dikenal memiliki sistem pertahanan udara yang canggih, yang disebut Iron Dome atau Kubah Besi.

Sistem ini berisi sejumlah peluncur yang saling berhubungan dan masing-masing dilengkapi dengan banyak rudal. Masing-masing mampu menjatuhkan drone atau rudal yang masuk dari udara.

Namun, Iran tampaknya telah memperhitungkan bahwa untuk melewati sistem ini diperlukan kuantitas dan kualitas.

Meski demikian, Crump menilai bahwa strategi yang diterapkan Iran itu belum tentu berhasil.

Dampak dan Reaksi Dunia

Serangan ini terjadi hampir dua pekan setelah Israel menyerang konsulat Iran di Suriah dan menewaskan anggota dan jenderal Korps Garda Revolusi Iran.

Reaksi dunia pun bermacam-macam. Sekutu Israel langsung mengutuk serangan Iran dan memberi dukungan penuh kepada Tel Aviv.

Di sisi lain, Rusia menyalahkan Israel atas eskalasi ketegangan dengan Iran dan mengecam serangan terhadap konsulat.

Sementara itu, pandangan rakyat Iran sendiri cukup beragam. Beberapa mendukung serangan tersebut, sementara yang lain khawatir akan dampak jangka panjangnya.

Kesimpulan

Serangan Iran ke Israel ini menunjukkan bahwa konflik di Timur Tengah masih jauh dari kata selesai.

Kecanggihan teknologi militer dan strategi yang digunakan dalam serangan ini menunjukkan bahwa perang masa depan mungkin akan semakin kompleks dan sulit diprediksi.

Namun, satu hal yang pasti: perdamaian masih menjadi harapan semua pihak.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article