Bikin Rakyat Marah, Indonesia Selingkuh dengan Israel

Rasyiqi
By Rasyiqi
4 Min Read
Mengungkap Hubungan Indonesia Israel: Dari Bisnis, Pariwisata, Hingga Militer
Mengungkap Hubungan Indonesia Israel: Dari Bisnis, Pariwisata, Hingga Militer

jfid – Meski tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, Indonesia dan Israel tetap menjalin kerjasama di berbagai bidang, mulai dari perdagangan, keamanan, hingga pariwisata.

Namun, Indonesia juga tetap menjadi pendukung setia kemerdekaan Palestina dan menolak mengakui kedaulatan Israel hingga ada perdamaian antara Israel dan Palestina.

Bagaimana sikap Indonesia terhadap konflik di Timur Tengah yang terus memanas?

Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Sejak kemerdekaannya, Indonesia selalu berkomitmen untuk menghapuskan kolonialisme dan mendukung perjuangan bangsa-bangsa yang tertindas, termasuk Palestina.

Indonesia juga menjadi salah satu negara pertama yang diakui oleh Palestina sebagai negara merdeka secara de facto pada tahun 1944, sebelum Indonesia sendiri merdeka.

Namun, Indonesia juga tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa Israel adalah negara yang memiliki kemajuan di bidang teknologi, pertahanan, dan ekonomi.

Hubungan perdagangan antara Indonesia dan Israel diperkirakan mencapai 400-500 juta dolar AS per tahun, meski sebagian besar melalui negara ketiga.

Indonesia juga pernah membeli pesawat tempur A-4 Skyhawk dari Israel pada tahun 1980-an, meski secara diam-diam.

Selain itu, Indonesia juga menjadi tujuan wisata bagi sebagian warga Israel, meski mereka harus menggunakan paspor kedua.

Lalu, bagaimana Indonesia menanggapi eskalasi kekerasan antara Israel dan Palestina yang terjadi belakangan ini?

Indonesia mengecam keras serangan Israel terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza dan menyerukan gencatan senjata segera.

Indonesia juga mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa makanan, obat-obatan, tenda, dan selimut untuk rakyat Palestina.

Indonesia juga mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bertindak tegas dan adil dalam menyelesaikan konflik ini.

Namun, Indonesia juga tidak bersedia untuk memboikot produk-produk Israel atau menghentikan hubungan dagangnya.

Menurut para ahli, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Indonesia tidak memiliki leverage perdagangan yang cukup besar untuk mempengaruhi kebijakan Israel.

Jumlah ekspor Indonesia ke Israel hanya sekitar 0,02 persen dari total ekspor Indonesia.

Jika Indonesia memutuskan untuk memboikot produk Israel, dampaknya akan lebih besar bagi Indonesia daripada Israel.

Indonesia tidak ingin mengorbankan kepentingan ekonomi dan pembangunan nasionalnya demi solidaritas politik.

Indonesia membutuhkan transfer teknologi dan pengetahuan dari Israel, terutama di bidang pertanian, kesehatan, dan pertahanan.

Indonesia juga berharap mendapatkan investasi asing dari Israel, terutama di sektor digital dan startup.

Indonesia tidak ingin mengisolasi diri dari komunitas internasional dan mengabaikan perkembangan geopolitik di Timur Tengah.

Banyak negara Arab yang sudah menjalin hubungan normal dengan Israel, seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan.

Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam membangun kerjasama dengan negara-negara tersebut, baik di bidang ekonomi, keamanan, maupun budaya.

Dengan demikian, Indonesia memilih untuk mengambil sikap pragmatis dan proporsional dalam menghadapi konflik Israel-Palestina.

Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung kemerdekaan Palestina, tetapi juga tidak menutup pintu untuk berdialog dengan Israel.

Indonesia berharap bahwa suatu hari nanti, perdamaian dan keadilan akan terwujud di tanah suci.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article