jfid – Indonesia adalah negara yang menganut politik luar negeri bebas aktif dan non-blok.
Artinya, Indonesia tidak memihak kepada salah satu kekuatan atau aliansi yang ada di dunia, tetapi juga tidak bersikap pasif atau acuh terhadap isu-isu internasional.
Indonesia berusaha menjalin hubungan baik dengan semua negara, tanpa membedakan ideologi, agama, atau sistem politiknya.
Politik bebas aktif dan non-blok ini sejalan dengan semangat Pancasila dan UUD 1945, yang menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang cinta damai, menghormati hak asasi manusia, dan mendukung perjuangan bangsa-bangsa yang tertindas.
Politik ini juga mencerminkan identitas Indonesia sebagai negara yang majemuk, toleran, dan inklusif.
Namun, politik bebas aktif dan non-blok ini juga memiliki tantangan dan risiko. Salah satunya adalah Indonesia menjadi negara yang tidak memiliki musuh yang jelas dalam geopolitik.
Hal ini bisa membuat Indonesia menjadi lemah, karena tidak memiliki motivasi untuk berbenah diri dan meningkatkan kemampuan pertahanan, diplomasi, dan ekonominya.
Musuh adalah faktor yang bisa memacu sebuah negara untuk menjadi kuat, karena musuh menimbulkan ancaman dan persaingan.
Sejarah menunjukkan bahwa banyak negara yang menjadi kuat karena berhadapan dengan musuh yang tangguh, seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet, atau China dan India.
Indonesia, sebagai negara yang berpenduduk lebih dari 270 juta jiwa, memiliki potensi untuk menjadi negara yang kuat dan berpengaruh di dunia.
Namun, potensi ini belum terwujud secara optimal, karena Indonesia masih menghadapi banyak masalah dalam negeri, seperti kemiskinan, korupsi, radikalisme, bencana alam, dan pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, Indonesia perlu menetapkan visi dan misi geopolitiknya, yang bisa menjadi acuan dan arah bagi pembangunan nasionalnya.
Visi dan misi ini harus mencerminkan nilai-nilai dan kepentingan Indonesia sebagai negara yang bebas aktif dan non-blok, serta responsif dan proaktif terhadap dinamika global.
Salah satu visi dan misi geopolitik yang bisa diusung oleh Indonesia adalah menciptakan dunia yang penuh kedamaian, tanpa hegemoni Amerika Serikat dan Zionis Israel.
Kedua negara ini dianggap sebagai sumber konflik dan ketidakadilan di dunia, terutama terhadap rakyat Palestina, yang merupakan saudara seiman dan sebangsa dengan Indonesia.
Untuk mewujudkan visi dan misi ini, Indonesia perlu melakukan langkah-langkah strategis, baik di tingkat regional maupun global.
Salah satunya adalah melakukan gerakan boikot produk Israel sepenuhnya, sebagai bentuk solidaritas dan protes terhadap kekejaman dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel.
Gerakan boikot ini tidak hanya bersifat moral dan simbolis, tetapi juga memiliki dampak ekonomi dan politik.
Dengan memboikot produk Israel, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan dan pengaruh dari negara-negara Barat yang mendukung Israel, seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Indonesia juga bisa menunjukkan sikap tegas dan berani sebagai negara yang berdaulat dan berprinsip.
Selain itu, gerakan boikot ini juga bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan produk-produk lokal yang berkualitas dan berdaya saing.
Indonesia memiliki sumber daya alam dan manusia yang melimpah, serta pasar yang besar dan potensial.
Indonesia juga memiliki berbagai keunggulan komparatif dan kompetitif, seperti kekayaan budaya, keanekaragaman hayati, dan kreativitas masyarakatnya.
Dengan memproduksi dan mengkonsumsi produk lokal, Indonesia bisa meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian ekonominya, serta mengurangi defisit neraca perdagangan dan anggaran. Indonesia juga bisa meningkatkan citra dan reputasinya di dunia, sebagai negara yang bangga dengan produk buatan sendiri.
Gerakan boikot produk Israel ini bisa menjadi inspirasi dari apa yang telah dilakukan oleh China. China adalah negara yang berhasil menjadi kuat dan berpengaruh di dunia, karena mampu mengembangkan produk-produk lokal yang inovatif dan kompetitif, serta menembus pasar global.
China juga mampu menantang hegemoni Amerika Serikat dan sekutunya, dengan menjalin kerja sama dengan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Indonesia, sebagai negara yang bebas aktif dan non-blok, memiliki peluang dan tantangan yang besar dalam geopolitik. Indonesia tidak memiliki musuh yang jelas, tetapi juga tidak boleh menjadi lemah dan pasif.
Indonesia perlu menjadikan dunia yang penuh kedamaian, tanpa hegemoni Amerika Serikat dan Zionis Israel, sebagai visi dan misi geopolitiknya.
Indonesia juga perlu melakukan gerakan boikot produk Israel sepenuhnya, sebagai langkah strategis untuk menjadi negara yang kuat dan berpengaruh di dunia.