Gangguan Bipolar: Perubahan Suasana Hati Ekstrem dan Pengaruhnya pada Otak

Noer Huda
3 Min Read

jf.id – Apakah pernah Anda merasa sangat bahagia dan bersemangat, lalu tiba-tiba merasa sangat sedih dan putus asa? Mungkin Anda mengalami gangguan bipolar. Gangguan ini ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem, dari mania (kebahagiaan) ke depresi (kesedihan), atau sebaliknya. Gangguan ini memengaruhi kualitas hidup dan hubungan sosial, serta meningkatkan risiko bunuh diri.

Penyebab pasti gangguan bipolar masih belum diketahui. Para ahli menduga beberapa faktor yang memicu atau memperburuk kondisi ini. Gangguan bipolar dapat diturunkan dari keluarga. Risiko mengalami gangguan ini lebih tinggi jika ada riwayat gangguan bipolar pada saudara atau orang tua. Selain itu, perbedaan atau kelainan pada struktur otak, terutama pada bagian yang mengatur emosi, motivasi, dan pengambilan keputusan, bisa berkontribusi pada gangguan bipolar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan gangguan bipolar memiliki volume otak yang lebih kecil di area tertentu. Ketidakseimbangan neurotransmiter, zat kimia otak yang mengirim pesan antara sel-sel saraf, seperti dopamin, serotonin, dan norepinefrin, dapat menyebabkan perubahan suasana hati.

Gangguan bipolar memengaruhi fungsi otak berdasarkan episode yang dialami. Saat episode manik, aktivitas otak meningkat di bagian yang berkaitan dengan emosi positif, motivasi, dan penghargaan diri. Ini membuat Anda merasa bahagia, berenergi, dan percaya diri, tetapi juga impulsif dan tidak rasional. Aktivitas di bagian otak yang mengatur perencanaan dan pengambilan keputusan menurun, sehingga keputusan berisiko muncul. Sementara saat episode depresi, aktivitas otak menurun di bagian yang berkaitan dengan emosi negatif dan rasa tidak berharga. Ini menyebabkan perasaan sedih dan putus asa, serta meningkatkan rasa sakit fisik dan emosional.

Meskipun gangguan bipolar bersifat seumur hidup, pengobatan yang tepat dapat mengurangi gejala ini. Pengobatan bisa melibatkan obat penstabil suasana hati, antidepresan, dan antipsikotik, serta terapi psikologis seperti CBT, IPSRT, dan psikoedukasi.

Kesimpulannya, Gangguan bipolar adalah perubahan suasana hati ekstrem. Penyebabnya belum jelas, tapi faktor genetika, struktur otak, dan ketidakseimbangan neurotransmiter berperan. Perubahan otak selama waktu itu mencakup peningkatan atau penurunan aktivitas di berbagai area. Pengobatan melibatkan obat dan terapi untuk membantu mengontrol gejala. Jadi jika anda curiga mengalami gangguan bipolar, alangkah baiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan mental.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article