jfid – Malam Isra Miraj, yang menjadi salah satu malam penuh berkah bagi umat Islam, kembali menghampiri. Momentum ini mengingatkan umat Islam pada perjalanan agung Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, lalu melanjutkan perjalanan langit-langit ketujuh untuk menerima perintah salat lima waktu dari Allah SWT.
Peristiwa megah ini terekam dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadits. Salah satu penjelasannya terdapat dalam surat Al-Isra ayat 1, yang menyampaikan:
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ¹[1]
Terjemahannya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami³[3]. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”⁴[4]
Dalam mengenang peristiwa ini, umat Islam dianjurkan untuk melibatkan diri dalam amalan-amalan yang bermanfaat, salah satunya adalah berdoa. Berdoa dianggap sebagai cara untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, memohon ridha-Nya, serta meminta perlindungan dari segala keburukan.
Doa khusus yang dapat dibaca pada malam Isra Miraj telah disampaikan oleh Syekh Abdurrahman bin Abdussalam as-Syafi’i dalam kitab Nuzhatul Majalis wa Muntakhabun Nafaiz. Doa tersebut mengandung makna yang dalam:
اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ أَنْ تَرْحَمَ قَلْبِيَ الْحَزِيْنَ وَتُجِيْبَ دَعْوَتِيْ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ
Allāhumma innī as’aluka bi musyāhadati asrāril muhibbīn, wa bil khalwatil latī khashshashta bihā sayyidal mursalīn hīna asraita bihī lailatas sābi’i wal ‘isyrīn an tarhama qalbiyal hazīna wa tujība da’watī yā akramal akramīn.
Artinya: “Ya Allah, dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia orang-orang pecinta, dan dengan kemuliaan khalwat (menyendiri) yang hanya Engkau khususkan kepada pimpinan para rasul, ketika Engkau memperjalankannya pada malam 27 Rajab, sungguh aku memohon kepada-Mu agar Kau merahmati hatiku yang sedih dan Kau mengabulkan doa-doaku, wahai Yang Maha Memiliki kedermawanan.”
Syekh Abdurrahman bin Abdussalam as-Syafi’i meyakinkan bahwa siapa pun yang membaca doa ini pada tanggal 27 Rajab, kemudian menyebutkan hajatnya kepada Allah SWT, akan mendapatkan kabul segala hajatnya, kelancaran urusannya, serta hidupkan hatinya di saat hati manusia telah mulai mati.
Selain doa, umat Islam juga dapat melibatkan diri dalam amalan-amalan lain pada malam Isra Miraj, seperti membaca dzikir, bersedekah, dan merenungi kisah perjalanan Rasulullah SAW. Semua amalan ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, serta mengharapkan kebaikan di dunia dan akhirat.
Semoga, dengan melibatkan doa dan amalan lainnya pada malam Isra Miraj, umat Islam dapat merasakan keagungan Allah SWT, cinta kepada Rasulullah SAW, dan berkah dalam melaksanakan salat lima waktu. Aamiin.
