Sejarah Tong-Tong Sumenep: Lebih dari Sekadar Musik

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
3 Min Read
Sejarah Tong Tong Sumenep: Lebih Dari Sekadar Musik
Sejarah Tong Tong Sumenep: Lebih Dari Sekadar Musik
- Advertisement -

jfid – Tong-Tong Sumenep, sebuah simfoni yang membangkitkan keajaiban Madura, bukan sekadar alunan musik. Ia adalah kisah yang memeluk sejarah, memahkotai budaya, dan mencerminkan kehidupan masyarakat Sumenep di Pulau Madura.

Kata “Tong-Tong,” yang bersumber dari bunyi yang dihasilkan oleh alat musik khas, bukan sekadar sebutan untuk sekelompok bambu dan kayu.

Dalam bahasa Madura, “Tong-Tong” memiliki arti perreng atau bambu, dan sebagian besar instrumen ini berasal dari zaman pra-Hindu.

Pada mulanya, Tong-Tong digunakan sebagai penanda dalam situasi darurat, seperti gerhana bulan yang dalam tradisi Madura dikenal sebagai bulan gherring (bulan sakit).

Ad image

Saat itu, setiap keluarga keluar rumah dengan membawa Tong-Tong, menciptakan keramaian yang melibatkan semua orang, bahkan pepohonan sekalipun turut “bernyanyi” karena dipukuli.

Seiring waktu, Tong-Tong berkembang menjadi alat komunikasi yang rumit, di mana setiap pukulan memiliki kode tersendiri. Tong-Tong kemudian menjadi bagian tak terpisahkan dari orkes arak-arakan, yang dikenal sebagai musik patrol atau patrol kaleleng.

Dalam mitos rakyat Sumenep, terutama di wilayah Ambuten, Tong-Tong memiliki sejarah legendaris di abad ke-19.

Kisah ini mengisahkan keistimewaan seorang ulama besar dari Ambuten yang dihormati sebagai waliyullah, yaitu Kiai Demang Singaleksana atau lebih dikenal sebagai Kiai Macan. Konon, Kiai Macan sering menabuh Tong-Tong ketika menerima laporan tentang pencurian atau perampokan.

Ajaibnya, ketika Tong-Tong dipukul oleh Kiai Macan, pencuri tersebut datang dengan membawa barang curiannya, tanpa sadar bahwa ia telah terbawa oleh getaran magis alat musik itu.

Namun, Tong-Tong Sumenep tidak hanya memberi pendengarnya kenikmatan auditif semata. Ia juga menyimpan filosofi dan ajaran leluhur tentang keindahan seni.

Tong-Tong bukan sekadar alat musik; ia adalah perwujudan dari nilai-nilai kebudayaan Madura yang mengajarkan tentang kebersamaan.

Dalam pentasnya, alat-alat musik ini dimainkan bersama-sama, menciptakan harmoni yang indah dan menggugah jiwa, tetapi tetap mempertahankan keunikan suara khas dari Tong-Tong, atau yang dalam bahasa Madura dikenal sebagai kenthongan.

Dengan tiap pukulan, Tong-Tong Sumenep membawa kita lebih dekat kepada akar budaya yang kaya dan warisan leluhur yang mendalam. Ia bukan hanya sekadar musik; ia adalah pintu gerbang menuju keajaiban dan keindahan pulau Madura yang mendalam dan menggetarkan.

- Advertisement -
Share This Article