Sejarah KTT ASEAN: Dari Deklarasi Bangkok hingga Menyatukan Kawasan

Rasyiqi
By Rasyiqi
5 Min Read

jfid – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN adalah pertemuan tahunan para pemimpin negara-negara anggota ASEAN yang bertujuan untuk membahas isu-isu strategis, kerja sama regional, dan perkembangan ekonomi di Asia Tenggara.

KTT ASEAN juga menjadi forum untuk menyatukan suara dan meningkatkan solidaritas di antara negara-negara anggota ASEAN.

KTT ASEAN pertama kali diselenggarakan pada 23-24 Februari 1976 di Bali, Indonesia. Namun, sejarah KTT ASEAN tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya organisasi ASEAN itu sendiri.

ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, oleh lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Kelima negara tersebut menandatangani Deklarasi Bangkok yang menjadi dasar pembentukan ASEAN.

Deklarasi Bangkok menyatakan bahwa tujuan utama ASEAN adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan stabilitas politik di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, ASEAN juga bertujuan untuk meningkatkan kerja sama regional dan internasional dalam bidang-bidang seperti pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Pendirian ASEAN dilatarbelakangi oleh keinginan kuat para pendiri untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil, dan sejahtera. Keadaan kawasan pada era 1960-an yang penuh dengan risiko konflik seperti perebutan pengaruh ideologi negara-negara besar, serta konflik antar negara di kawasan ASEAN menjadi pendorong utama.

Dengan adanya ASEAN, para pemimpin kawasan berharap dapat mengatasi konflik-konflik tersebut dan menjaga stabilitas kawasan yang memungkinkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, ASEAN juga diharapkan dapat menjadi mitra yang kuat dan berpengaruh dalam hubungan internasional.

Sejak berdirinya, ASEAN terus berkembang dan meluas dengan bergabungnya negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Saat ini, terdapat sebelas negara anggota dalam ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste.

Untuk memperkuat kerja sama dan koordinasi di antara negara-negara anggota ASEAN, maka diselenggarakanlah KTT ASEAN secara rutin setiap tahun dengan tuan rumah yang bergantian. KTT ASEAN menjadi ajang untuk membahas berbagai isu penting yang berkaitan dengan kepentingan bersama kawasan.

Beberapa isu yang sering dibahas dalam KTT ASEAN antara lain adalah isu keamanan regional seperti sengketa Laut China Selatan dan ancaman terorisme; isu ekonomi seperti integrasi ekonomi kawasan dan perdagangan bebas; isu sosial budaya seperti perlindungan hak asasi manusia dan penanggulangan bencana; serta isu lainnya seperti perubahan iklim dan energi terbarukan.

Dalam KTT ASEAN, para pemimpin kawasan juga sering menghasilkan berbagai kesepakatan atau deklarasi yang menjadi pedoman kerja sama regional. Beberapa contoh kesepakatan atau deklarasi yang pernah dibuat dalam KTT ASEAN antara lain adalah Deklarasi Bali Concord I (1976) yang menetapkan kerangka kerja sama politik.

Deklarasi Bali Concord II (2003) yang menetapkan visi pembentukan Komunitas ASEAN; Deklarasi Jakarta (2011) yang menegaskan komitmen untuk mendukung demokratisasi di Myanmar; serta Deklarasi Bangkok (2019) yang menegaskan komitmen untuk mewujudkan visi ASEAN 2025.

KTT ASEAN juga menjadi kesempatan untuk berinteraksi dan berdialog dengan negara-negara mitra ASEAN, baik di kawasan maupun di luar kawasan. Beberapa forum dialog yang diadakan dalam KTT ASEAN antara lain adalah KTT ASEAN Plus Tiga (dengan China, Jepang, dan Korea Selatan)

Kemudian, KTT Asia Timur (dengan sepuluh negara anggota ASEAN Plus Tiga, ditambah Australia, India, Selandia Baru, Rusia, dan Amerika Serikat); KTT ASEAN Plus Satu (dengan masing-masing negara mitra ASEAN secara bilateral); serta Forum Regional ASEAN (dengan 27 negara dan organisasi mitra ASEAN).

Melalui KTT ASEAN dan forum-forum dialognya, ASEAN dapat memperluas jaringan kerja sama dan kemitraan dengan negara-negara lain dalam menangani berbagai isu global yang memerlukan respons bersama. Selain itu, ASEAN juga dapat meningkatkan peran dan pengaruhnya dalam tatanan internasional.

KTT ASEAN ke-43 yang digelar di Jakarta pada 5-7 September 2023 menjadi momentum penting bagi ASEAN untuk menunjukkan solidaritas dan kepemimpinan kawasan dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh Asia Tenggara saat ini.

Beberapa isu yang menjadi fokus pembahasan dalam KTT ASEAN ke-43 antara lain adalah pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19; penyelesaian krisis politik di Myanmar; peningkatan kerja sama maritim; serta penguatan identitas dan nilai-nilai ASEAN.

Dengan adanya KTT ASEAN, diharapkan dapat tercipta kawasan Asia Tenggara yang lebih damai, aman, stabil, sejahtera, dan berdaya saing. KTT ASEAN juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Indonesia sebagai salah satu negara pendiri dan anggota terbesar ASEAN.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article