Gak Nyangka! Saudi Bisa Kaya Raya Gara-Gara Gagal Cari Air

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
2 Min Read
Gak Nyangka! Saudi Bisa Kaya Raya Gara Gara Gagal Cari Air
Gak Nyangka! Saudi Bisa Kaya Raya Gara Gara Gagal Cari Air
- Advertisement -

jfid – Pada tahun 1932, berdirinya Kerajaan Arab Saudi di bawah kepemimpinan Raja Abdulaziz al-Saud menandai langkah awal sebuah perjalanan yang sarat dengan tantangan.

Di tengah kemiskinan yang melanda, negara ini berhadapan dengan masalah geografis yang memprihatinkan: 95% wilayahnya merupakan gurun tandus dengan ketersediaan air yang minim, menghadirkan masa depan ekonomi yang suram.

Sadar akan ancaman kebangkrutan yang terus menerus tanpa sumber air yang memadai, Raja Abdulaziz memerintahkan para insinyur asing untuk mencari solusi.

Menemukan sumber air dianggap sebagai krusial untuk mendorong sektor pertanian dan membangun fondasi ekonomi negara.

Ad image

Namun, upaya awal dalam pengeboran di wilayah Barat untuk menemukan sumber air tidak menghasilkan sesuai harapan.

Frustrasi merayap pada raja, tetapi kabar tentang penemuan sumber minyak di Iran merubah paradigma.

Abdulaziz yakin bahwa, seperti halnya Iran, Saudi juga memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk minyak.

Pada tahun 1933, operasi pencarian minyak dimulai di wilayah Timur. Meskipun mengalami beberapa kali kegagalan, pada 3 Maret 1938, setelah lima tahun pencarian, terobosan itu akhirnya tercapai.

Emas hitam pertama kali mengalir dari dalam bumi Saudi, membawa kebahagiaan pada seluruh keluarga kerajaan.

Penemuan minyak ini bukan hanya sebuah inovasi, melainkan juga pencapaian luar biasa. Saudi tumbuh menjadi produsen minyak terbesar di dunia dan meraih keuntungan yang tak terduga.

Melalui kemitraan dengan perusahaan Amerika Serikat, terbentuklah ARAMCO, yang menjadi landasan kemakmuran negara ini.

Kekayaan dari minyak memungkinkan Saudi untuk mengatasi krisis air dengan penerapan teknologi filtrasi air laut, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta merubah persepsi global terhadap negaranya.

Saat ini, Saudi tidak hanya bergantung pada minyak, tetapi juga menggali inovasi dalam sektor pariwisata sebagai sumber ekonomi baru.

Perjalanan Saudi dari krisis air menuju kemakmuran minyak memberikan contoh konkret bagaimana suatu negara mampu mengubah nasibnya melalui eksploitasi sumber daya alam dan terobosan ekonomi.

- Advertisement -
Share This Article