Heboh! Peneliti Jerman Ungkap Fakta Sebenarnya Dari Mitos Kuntilanak

Noer Huda
4 Min Read

jfid – Mitos Kuntilanak, sebuah narasi yang telah menghiasi kepercayaan masyarakat di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam selama berabad-abad, akhirnya mendapat sorotan mendalam dari seorang antropolog Jerman bernama Timo Duile. Melalui penelitiannya yang berjudul “Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia,” Timo Duile berhasil membuka tirai kebelakang mitos ini, mengungkap sejarah, dampak, dan makna yang terkandung di dalamnya.

Timo Duile, seorang pengamat politik dan antropolog yang berbasis di Jerman ini, awalnya memasuki dunia penelitian dengan fokus pada animisme di Kalimantan Barat. Dia dengan tekun meriset budaya dari Suku Dayak dan memahami betapa mendalamnya perspektif komunitas Dayak terhadap alam mereka. Namun, ketika ia berkunjung ke Pontianak, ia terpesona oleh bagaimana mitos Kuntilanak telah menjadi unsur penting dalam identitas budaya kota ini.

Penelitian mendalam Timo Duile tentang mitos Kuntilanak dimulai ketika ia menyadari bahwa banyak penduduk Pontianak masih teguh mempercayai eksistensi hantu ini. Ia kemudian memulai serangkaian wawancara dengan berbagai kelompok masyarakat, dari warga setempat hingga paranormal, untuk menggali lebih dalam tentang makna dan asal-usul mitos ini. Hasil penelitiannya yang cermat dan teliti akhirnya diabadikan dalam sebuah jurnal ilmiah yang berjudul “Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia.”

Kuntilanak sendiri dihamburkan dalam narasi sebagai sosok mayat hidup yang terus mengancam manusia, dilanda ketidakbahagiaan dan ketidakpuasan setelah kematian. Mitos ini tidak hanya terbatas pada Indonesia, namun juga merajalela di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, di mana Kuntilanak digambarkan sebagai makhluk menakutkan dan menyeramkan yang beredar dalam khayalan banyak orang.

Dalam pandangan masyarakat setempat, Kuntilanak adalah roh perempuan yang meninggal dunia dalam momen kelahiran atau keguguran. Setelah kematian, roh ini berubah menjadi entitas yang marah dan penuh dendam karena tidak bisa mencapai kedamaian. Kuntilanak sering kali menghantui manusia dengan menampakkan diri sebagai sosok wanita cantik yang memikat atau melahirkan suara tangisan bayi yang membingungkan.

Menurut Timo Duile, mitos Kuntilanak memiliki peran penting dalam sejarah pendirian Kota Pontianak. Ia menjelaskan bahwa sebelum Kota Pontianak berdiri, wilayah ini didominasi oleh Sungai Kapuas dan Sungai Landak, yang membuatnya menjadi titik strategis dalam perdagangan yang melibatkan sungai-sungai besar di Kalimantan. Akan tetapi, pengikut sang sultan pada masa itu enggan berlabuh di wilayah ini pada malam hari karena mereka sering mendengar suara yang mengerikan, yang dipercayai berasal dari Kuntilanak yang berdiam di pohon-pohon besar. Dianggap sebagai ancaman serius, sang sultan akhirnya mengusir Kuntilanak dengan menggunakan meriam dan menebang semua pohon tinggi untuk membangun keraton dan masjid. Kota Pontianak kemudian tumbuh di sekitar lokasi tersebut, membawa bersamanya legenda Kuntilanak yang tetap melekat dalam sejarah kota ini.

Penelitian mendalam Timo Duile tentang mitos Kuntilanak bukan hanya menggali aspek-aspek sejarah, tetapi juga membuka jendela ke dalam dampak sosial dan budaya yang mungkin tidak terlihat pada pandangan pertama. Meskipun Timo Duile sendiri mungkin tidak mempercayai eksistensi hantu, sebagai seorang antropolog yang berdedikasi, ia harus mengakui pentingnya legenda ini dalam konteks masyarakat yang ia teliti. Penelitian ini juga memberikan wawasan berharga tentang bagaimana gagasan animisme berubah seiring dengan masuknya agama-agama baru seperti Islam dan bagaimana mitos-mitos seperti Kuntilanak tetap relevan dalam perkembangan modernitas yang sedang berlangsung di Pontianak, Indonesia, dan wilayah tetangganya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article