Pantun Minta THR ke Ayang: Romantis dan Bikin Baper!

lutfiati
3 Min Read

jfid – Sudah pada tahu kan, THR? Tunjangan Hari Raya, bukan Toko Hadiah Rancu! Namun, di tengah kesibukan menyiapkan ketupat dan rendang, adakah yang ingat bahwa THR juga bisa jadi singkatan untuk Tunjangan Hatimu Rindu?

Nah, ini dia cerita tentang 5 Pantun Minta THR ke Ayang yang bikin hati meleleh dan dompet tergerak!

Pantun Pertama:
“Ayangku, bulan puasa datang,
Kumohon THR tak terlupakan,
Seperti kue lebaran yang manis,
Jangan lupa isi dompet kian kencang.”

Pantun pertama ini, seperti semangkuk bubur lambuk yang disajikan ibu di bulan Ramadan, membangkitkan rasa manis dari kenangan masa lalu. Meminta THR dengan kata-kata yang lembut dan manis seperti kue lebaran, tentu membuat Ayang tak bisa menolak.

Pantun Kedua:
“Bulan Ramadan penuh barakah,
Ayang, jangan lupa THR ya,
Seperti ketupat diiringi opor,
Cinta kita semakin mesra.”

Pantun kedua ini seperti aroma opor yang merayu penciuman kita di dapur. Jelas, meminta THR bukan hanya soal uang, tapi juga soal mempererat hubungan, seperti ketupat dan opor yang selalu menyatu di meja makan.

Pantun Ketiga:
“Bulan Ramadan tiada tara,
Kumohon Ayang pun tak lupa,
THR yang kuberharap seperti doa,
Agar cinta kita abadi hingga ke ujung waktu.”

Pantun ketiga ini menunjukkan bahwa meminta THR bukan hanya tentang uang semata, tapi juga tentang doa untuk kebahagiaan bersama. Mirip dengan sahur yang mengisi perut dan juga hati, THR yang diminta pun semakin bernilai karena diiringi dengan harapan dan doa.

Pantun Keempat:
“Di bulan Ramadan, hati bersuka,
Kumohon Ayang tak lupa THR,
Seperti daging rendang yang empuk,
Cinta kita takkan pernah luntur.”

Pantun keempat ini seperti aroma rendang yang menguar di sepanjang gang pada malam hari. Permintaan THR yang diibaratkan dengan rendang yang empuk menggambarkan harapan akan kekokohan hubungan di tengah kesibukan dan tantangan.

Pantun Kelima:
“Bulan puasa, bulan penuh berkah,
THR dari Ayang, jadi berkah,
Seperti air zamzam yang murni,
Cinta kita takkan pernah kering.”

Pantun terakhir ini, seperti minum air zamzam di tengah panasnya padang pasir, memberi kesegaran dalam permintaan THR yang diiringi dengan harapan akan keberkahan dan kelimpahan di masa depan.

Jadi, pantun-pantun di atas bukan hanya sekadar permintaan THR biasa, tapi juga simbol dari harapan akan kebahagiaan, keberkahan, dan kekokohan hubungan di tengah-tengah berkahnya bulan Ramadan.

Semoga Ayang tak hanya memberi THR dalam bentuk uang, tapi juga memberi keberkahan dan kebahagiaan yang sejati. Aamiin!

Jadi, jangan ragu untuk berpantun saat meminta THR ke Ayangmu. Siapa tahu, ketukan kata-kata manismu bisa membuka pintu hatinya, serta isi dompetnya yang semakin kencang. Selamat berpantun dan selamat memperingati bulan suci Ramadan!

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article