Mengapa Sudah Waktunya untuk Berhenti Mengidolakan K-Pop dan Mulai Menghargai Budaya Anda Sendiri

Rasyiqi
By Rasyiqi
5 Min Read
Why It’s Time to Stop Idolizing and Start Appreciating Your Own Culture
Why It’s Time to Stop Idolizing and Start Appreciating Your Own Culture

jfid – K-Pop atau Korean Pop adalah salah satu genre musik yang berasal dari Korea Selatan dan telah menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Banyak remaja Indonesia yang menggemari boyband atau girlband asal Korea Selatan, bahkan sampai rela melakukan berbagai hal demi melihat idolanya.

Namun, apakah Anda tahu bahwa ada banyak alasan kenapa Anda sebaiknya jangan mengidolakan K-Pop lagi? Berikut adalah beberapa alasan yang mungkin membuat Anda berpikir ulang untuk menjadi fans K-Pop:

K-Pop bisa membuat Anda kurang menghargai budaya Indonesia sendiri

Banyak fans K-Pop yang terlalu terobsesi dengan budaya Korea Selatan, mulai dari bahasa, makanan, pakaian, hingga gaya hidup.

Mereka cenderung menganggap budaya Korea Selatan lebih baik dan lebih modern daripada budaya Indonesia sendiri.

Padahal, budaya Indonesia juga memiliki kekayaan dan keunikan yang tidak kalah menarik. Sebagai warga negara Indonesia, kita seharusnya lebih mencintai dan melestarikan budaya kita sendiri.

K-Pop bisa membuat Anda kehilangan rasa nasionalisme

Banyak fans K-Pop yang lebih memilih untuk mendukung idolanya daripada mendukung bangsa dan negaranya sendiri.

Misalnya, ketika ada konflik antara Israel dan Palestina yang menjadi sorotan dunia, banyak fans K-Pop yang masih mempromosikan produk atau merek yang diduga mendukung Israel, seperti McDonalds dan Starbucks.

Padahal, banyak orang Indonesia yang bersimpati dan berempati dengan Palestina yang mengalami genosida.

Sebagai warga negara Indonesia, kita seharusnya lebih peduli dan solidaritas dengan sesama umat manusia, terutama yang sedang tertindas.

K-Pop bisa membuat Anda mengalami penurunan fungsi otak

Menurut seorang psikolog klinis, Nanda Rossalia, K-Pop bisa menyebabkan fungsi otak pada remaja yang rentan menjadi alias penurunan fungsi akibat terputusnya neuron karena tidak digunakan.

Hal ini karena konten hiburan yang dibawa Korea lebih banyak menyajikan hal-hal yang tidak bermanfaat dan tidak mendidik.

Sebagai contoh, banyak drama Korea yang hanya menampilkan kisah cinta yang klise dan tidak realistis, atau acara varietas yang hanya menampilkan aksi lucu dan konyol dari para idol.

Sebagai generasi muda, kita seharusnya lebih banyak mengisi otak kita dengan hal-hal yang positif dan produktif, seperti ilmu pengetahuan, seni, olahraga, atau kegiatan sosial.

K-Pop bisa membuat Anda menjadi korban industri hiburan Korea yang kejam

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa di balik gemerlapnya dunia K-Pop, ada banyak kisah pilu dan tragis yang dialami oleh para idol.

Banyak idol yang harus mengorbankan masa mudanya untuk berlatih keras, bahkan sejak usia dini, demi menjadi bintang.

Banyak idol yang harus tunduk pada aturan ketat dari agensi mereka, seperti tidak boleh pacaran, tidak boleh operasi plastik, tidak boleh memiliki akun media sosial pribadi, dan lain-lain.

Banyak idol yang harus menghadapi tekanan dari media, publik, bahkan fans mereka sendiri, seperti kritik, hujatan, ancaman, atau pelecehan.

Banyak idol yang harus berjuang dengan masalah kesehatan fisik dan mental, seperti depresi, kecemasan, gangguan makan, atau bunuh diri.

Sebagai penggemar, kita seharusnya tidak ikut-ikutan mengeksploitasi para idol, tapi lebih menghormati dan menghargai mereka sebagai manusia biasa.

K-Pop bisa membuat Anda terlibat dalam perang antar fandom yang tidak sehat

Banyak fans K-Pop yang terlalu fanatik dan toxic, sehingga sering terlibat dalam perang antar fandom, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Mereka sering saling menjelekkan, menyerang, atau menghina idol atau fandom lain yang dianggap sebagai saingan atau musuh.

Mereka juga sering bersaing untuk membuktikan siapa yang lebih baik, lebih populer, atau lebih berprestasi.

Padahal, hal-hal seperti itu hanya akan menimbulkan permusuhan, kebencian, dan kerusakan. Sebagai penggemar, kita seharusnya lebih bersikap santun, toleran, dan saling menghormati antara sesama penggemar, baik yang satu fandom maupun yang berbeda fandom.


Itulah beberapa alasan kenapa Anda jangan mengidolakan K-Pop lagi.

Tentu saja, Anda masih boleh menyukai K-Pop sebagai salah satu bentuk hiburan, asalkan tidak berlebihan dan tidak melupakan identitas Anda sebagai warga negara Indonesia.

Ingatlah bahwa ada hal-hal yang lebih penting dan lebih bermanfaat daripada sekadar mengikuti K-Pop, seperti pendidikan, keluarga, teman, atau masyarakat.

Jadi, jadilah penggemar yang cerdas dan bijak, dan jangan sampai terjebak dalam candu K-Pop.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article