Dari Kopi Sianida hingga PHK Sepihak, Kisah Edi Darmawan Salihin Ayah Mirna

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
5 Min Read
Dari Kopi Sianida Hingga Phk Sepihak, Kisah Edi Darmawan Salihin Ayah Mirna
Dari Kopi Sianida Hingga Phk Sepihak, Kisah Edi Darmawan Salihin Ayah Mirna (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

jfid – Edi Darmawan Salihin, ayah dari mendiang Wayan Mirna Salihin, kembali terseret kasus hukum. Kali ini, ia dilaporkan ke Polda Metro Jaya terkait dugaan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak terhadap 38 karyawan PT Fajar Indah Cakra Cemerlang (FICC), perusahaan yang ia pimpin bersama anak dan istrinya.

Edi, yang juga seorang pengusaha properti, mengaku tak masalah dengan laporan tersebut. Ia mengklaim sudah membayar pesangon kepada para karyawan yang di-PHK pada 2018 lalu. Namun, ia mengatakan ada beberapa karyawan yang masih menuntut uang tambahan karena melihat ia memiliki banyak gedung.

Namun, kuasa hukum para karyawan, Manganju Simanulang, membantah klaim Edi. Ia mengatakan perusahaan belum membayar pesangon sebesar Rp 3,5 miliar sesuai putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Ia juga mengatakan alasan PHK sepihak adalah karena ketidakstabilan pembayaran gaji yang membuat karyawan melakukan demonstrasi.

Kasus ini menambah panjang daftar masalah hukum yang menimpa Edi. Sebelumnya, ia sempat menjadi saksi dalam kasus kopi sianida yang menewaskan putrinya, Mirna, pada 2016. Ia juga pernah ditangkap polisi karena diduga terlibat kasus penipuan dan penggelapan tanah senilai Rp 12 miliar pada 2017.

Ad image

Edi, yang lahir di Bali pada 1959, adalah seorang lulusan Teknik Sipil Universitas Trisakti. Ia memulai bisnisnya dengan mendirikan PT FICC pada 1994. Perusahaan ini bergerak di bidang konstruksi, perdagangan, dan jasa. Salah satu proyek besar yang dikerjakan oleh PT FICC adalah pembangunan gedung-gedung perkantoran di Jakarta.

Selain PT FICC, Edi juga memiliki beberapa perusahaan lain, seperti PT Fajar Indah Cakra Abadi, PT Fajar Indah Cakra Utama, PT Fajar Indah Cakra Mandiri, dan PT Fajar Indah Cakra Pratama. Ia juga memiliki beberapa aset properti, seperti gedung, apartemen, hotel, dan tanah.

Edi menikah dengan Ni Ketut Sianti, seorang wanita asal Bali yang juga menjadi komisaris PT FICC. Mereka dikaruniai anak kembar, yakni Wayan Mirna Salihin dan Made Sandy Salihin, yang lahir pada 30 Maret 1988. Mirna dan Sandy menempuh pendidikan di Australia dan kembali ke Indonesia pada 2015.

Pada 6 Januari 2016, tragedi menimpa keluarga Edi. Mirna, yang baru menikah dengan Arief Soemarko pada Desember 2015, tewas setelah minum es kopi di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta. Polisi menetapkan Jessica Kumala Wongso, sahabat Mirna, sebagai tersangka pembunuhan dengan motif dendam.

Edi menjadi saksi dalam persidangan Jessica, yang berlangsung selama enam bulan. Ia memberikan keterangan tentang hubungan Mirna dan Jessica, serta kronologi kejadian sebelum dan sesudah Mirna meninggal. Ia juga menunjukkan kesedihan dan kemarahan atas kematian putrinya.

Pada Oktober 2016, Jessica divonis 20 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Edi menyambut baik putusan tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada polisi, jaksa, dan hakim. Ia juga mengatakan tidak akan memaafkan Jessica.

Namun, kisah duka Edi belum berakhir. Pada Februari 2017, ia ditangkap polisi karena diduga terlibat kasus penipuan dan penggelapan tanah di Cengkareng, Jakarta Barat. Ia dituduh menjual tanah milik PT FICC kepada PT Cakra Abadi Propertindo tanpa sepengetahuan pemilik saham lainnya.

Edi dibebaskan dari tahanan pada Maret 2017 setelah membayar uang jaminan Rp 500 juta. Ia mengaku tidak bersalah dan mengklaim tanah tersebut adalah miliknya. Ia juga mengatakan kasus ini merupakan upaya fitnah dari pihak-pihak yang iri dengan kesuksesannya.

Kini, Edi harus menghadapi kasus baru yang melibatkan karyawan-karyawannya. Ia mengaku siap mengikuti proses hukum yang berlaku. Ia juga berharap kasus ini tidak mengganggu bisnis dan kehidupan keluarganya.

Edi Darmawan Salihin, ayah dari mendiang Wayan Mirna Salihin, adalah sosok yang memiliki banyak prestasi dan masalah. Ia adalah seorang pengusaha yang sukses, namun juga sering tersandung kasus hukum. Ia adalah seorang ayah yang mencintai anak-anaknya, namun juga harus kehilangan salah satu dari mereka. Ia adalah seorang yang berani menghadapi tantangan, namun juga harus menanggung beban.

Share This Article