Trump Akan Biarkan Rusia Serang NATO yang Tunggak Iuran, Apa Kata Dunia?

ZAJ
By ZAJ
6 Min Read
logo, nato, blue

jfid – Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat heboh dengan pernyataannya yang kontroversial.

Mantan presiden ke-45 AS itu mengancam akan membiarkan Rusia menyerang negara-negara anggota NATO yang tidak membayar iuran tahunan mereka.

Pernyataan ini disampaikan Trump saat berkampanye di South Carolina pada Sabtu (10/2/2024). Dia menggambarkan percakapan dengan seorang kepala negara dalam pertemuan NATO (Aliansi Pertahanan Atlantik Utara).

“Salah satu presiden sebuah negara besar berdiri dan berkata, ‘Tuan, jika kami tidak membayar, dan kami diserang oleh Rusia, maukah Anda melindungi kami?’ Saya bilang, ‘Anda tidak bayar, Anda menunggak?'”

“Tidak, saya tidak akan melindungi Anda. Bahkan, saya akan mendorong mereka untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Anda harus membayarnya. Anda harus membayar kewajiban Anda,” ujar Trump.

Mengapa Pernyataan Trump Bikin Geger?

Pernyataan Trump ini memicu kekhawatiran jika dia kembali ke Gedung Putih maka akan melemahkan payung pertahanan kolektif NATO, yang sudah melindungi Eropa sejak Perang Dunia II apalagi sekarang terjadi perang Rusia-Ukraina.

NATO adalah aliansi politik dan militer negara-negara Amerika Utara dan Eropa yang didirikan pada 1949 untuk melawan Uni Soviet ketika ketegangan Perang Dingin meningkat.

Prinsip pertahanan kolektif tertuang dalam Pasal 5 perjanjian pendiriannya, yaitu gagasan bahwa serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota.

NATO saat ini memiliki 31 anggota, sebagian besar adalah negara-negara Eropa, ditambah AS dan Kanada. Anggota terbaru adalah Finlandia, yang bergabung pada April lalu sebagai reaksi terhadap invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.

Pernyataan Trump dinilai bertentangan dengan prinsip pertahanan kolektif tersebut. Banyak pejabat tinggi Barat yang mengkritik dan mengecam komentar Trump.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut pernyataan Trump sebagai “tidak bertanggung jawab dan berbahaya serta hanya menguntungkan kepentingan Rusia”.

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan, Polandia dan Jerman harus bersama-sama mengambil tanggung jawab untuk meningkatkan pertahanan di Eropa dan menggenjot produksi alat pertahanan menjadi prioritas mutlak bagi blok tersebut.

“Tidak ada alasan bagi Uni Eropa untuk menjadi lebih lemah dari Rusia,” katanya.

Sementara itu, Gedung Putih melalui juru bicaranya Jen Psaki menegaskan bahwa Presiden Joe Biden tetap berkomitmen untuk mempertahankan NATO dan sekutu-sekutunya.

“Kami akan terus berdiri bersama sekutu kami dan mitra kami untuk menegakkan prinsip-prinsip internasional dan mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina,” kata Psaki.

Berapa Biaya Iuran Negara NATO?

Lalu, berapa besar biaya iuran yang harus disediakan oleh negara-negara anggota NATO?

Dikutip dari situs web resmi NATO, pada 2006 para menteri pertahanan blok tersebut setuju mengalokasikan minimal 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) masing-masing negara untuk belanja di sektor pertahanan guna memastikan kesiapan militer aliansi.

“Aturan ini juga berfungsi sebagai indikator kemauan politik suatu negara untuk berkontribusi pada upaya pertahanan bersama NATO,” demikian bunyi lanjutan peraturan tersebut.

Adapun AS yang merupakan salah satu pendiri NATO memiliki volume belanja pertahanan sekitar dua pertiga dari pengeluaran aliansi itu secara keseluruhan.

Namun, jumlah itu bukan kontribusi “Negeri Paman Sam” kepada NATO karena iuran dibagi ke seluruh anggota berdasarkan prinsip pendanaan bersama.

Apalagi, belanja pertahanan AS juga mencakup operasional militernya di luar kawasan Euro-Atlantik.

Meski begitu, NATO mengakui bahwa mereka bergantung ke AS di penyediaan beberapa kemampuan utama seperti di bidang intelijen, pengawasan dan pengintaian, pengisian bahan bakar di udara, pertahanan rudal balistik, dan peperangan elektromagnetik di udara.

Anggaran dana bersama NATO pada 2023 adalah 3,7 miliar dollar AS (Rp 57,79 triliun) yang mencakup biaya administrasi dan infrastruktur militer kolektif.

Salah satu contoh dari proyek dana bersama ini adalah menampung kendaraan militer, tank, dan artileri AS di Pangkalan Udara Polandia. Fasilitas ini harganya mencapai 360 juta dollar AS (Rp 5,62 triliun).

Persetujuan 2 persen PDB pada 2006 bersifat informal dan diresmikan saat KTT NATO pada 2014 setelah aneksasi Crimea dari Ukraina oleh Rusia.

Pada 2022—sebelum Finlandia bergabung—tujuh dari 30 negara anggota melampaui target belanja pertahanan lebih dari 2 persen PDB.

Yunani menjadi yang tertinggi dengan 3,54 persen, sedangkan AS di urutan kedua dengan 3,4 persen.

Meski begitu, kantor berita AFP melaporkan bahwa tidak semua anggota membayar iuran NATO dan tak mencantumkannya sebagai utang ke aliansi.

Adapun angka 2 persen tersebut bersifat sukarela dan tak ada hukuman jika tidak membayarnya.

Pernyataan Trump yang mengancam akan membiarkan Rusia menyerang negara-negara NATO yang tidak membayar iuran tahunan mereka menimbulkan kecaman dan kekhawatiran dari banyak pihak.

Pernyataan ini dinilai mengancam prinsip pertahanan kolektif NATO, yang telah menjadi payung keamanan bagi Eropa sejak Perang Dunia II.

Biaya iuran negara-negara anggota NATO ditetapkan berdasarkan persentase dari PDB masing-masing negara, dengan target minimal 2 persen.

Namun, tidak semua negara memenuhi target tersebut, dan tidak ada sanksi jika tidak membayarnya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article