jfid – Di tengah gelombang pengungsi Rohingya yang mencoba mencari suaka di berbagai negara, termasuk Indonesia.
TNI Angkatan Laut (AL) berperan penting dalam menjaga kedaulatan perairan nasional sekaligus memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi yang terombang-ambing di laut.
Salah satu contoh aksi TNI AL yang patut diapresiasi adalah evakuasi yang dilakukan oleh Kapal Republik Indonesia (KRI) Parang-647 yang merupakan unsur Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmada I, BKO Guskamla Koarmada I, pada Kamis (30/12/2021).
KRI Parang-647 berhasil menarik kapal kayu yang membawa ratusan pengungsi Rohingya yang mengalami kerusakan mesin dan kekurangan bahan makanan di perairan Selat Malaka.
Kapal pengungsi tersebut kemudian ditarik ke wilayah Indonesia untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Sebelumnya, pada Rabu (29/12), kapal TNI AL Kal Bireun unsur Lanal Lhokseumawe telah memberikan dukungan bahan makanan kepada para pengungsi yang didominasi perempuan dan anak-anak.
Keputusan pemerintah untuk menampung pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di laut Aceh diambil atas dasar kemanusiaan dan kondisi darurat yang dialami pengungsi di atas kapal.
Pemerintah juga berkoordinasi dengan Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) untuk menyelesaikan status hukum dan kesejahteraan para pengungsi.
Tidak hanya itu, TNI AL juga melakukan patroli laut terpadu bersama aparat pemerintah daerah untuk mengantisipasi masuknya imigran etnis Rohingya ke perairan laut Aceh.
Patroli terpadu melibatkan puluhan prajurit TNI menggunakan KAL Bireuen I-1-70.
Selain itu, TNI AL juga mengadang dan mengawal kapal ilegal yang diduga mengangkut korban praktek Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) pengungsi Rohingya yang berupaya masuk ke wilayah perairan Timur Pulau Weh, Nanggroe Aceh Darussalam, pada hari Rabu, 27 Desember 2023.
Aksi pengadangan dan pengawalan dilakukan oleh KRI Bontang-907 yang sedang melaksanakan patroli rutin di wilayah perairan Aceh.
KRI Bontang-907 juga menerbangkan Helikopter Bell TNI AL yang onboard untuk melakukan pemantauan dan monitoring melalui udara.
Setelah dipastikan kapal ilegal tersebut dalam keadaan baik dengan tidak dalam keadaan darurat, unsur TNI AL terus memantau kapal kayu itu melanjutkan pelayaran hingga keluar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia yang berbatasan dengan ZEE India.
Dengan berbagai aksi yang dilakukan TNI AL, baik dalam menjaga kedaulatan perairan nasional maupun memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Rohingya, TNI AL menunjukkan bahwa mereka adalah penjaga lautan sekaligus penolong Rohingya.