10 Negara Ini Paling Sering Alami Gempa, Indonesia Termasuk?

Noer Huda
5 Min Read
10 Negara Ini Paling Sering Alami Gempa, Indonesia Termasuk?
10 Negara Ini Paling Sering Alami Gempa, Indonesia Termasuk?

jfid – Gempa bumi, fenomena alam yang tidak terduga, telah menciptakan jejak duka dan kehancuran yang mendalam di beberapa negara di seluruh dunia.

Dampaknya tidak hanya terbatas pada kerusakan struktural, tetapi juga mampu memicu bencana alam lain yang lebih mematikan, seperti tsunami dan tanah longsor.

Di antara negara-negara rentan ini, 10 negara memiliki catatan tragis yang terukir dalam sejarah mereka, mencerminkan kekuatan alam yang tak terkendali dan kegigihan manusia dalam menghadapi cobaan tersebut.

Jepang

Jepang, terletak di Cincin Api Pasifik, telah menjadi saksi atas berbagai kejadian gempa bumi. Meskipun gempa kecil kerap terjadi, kehancuran sejati datang pada tahun 2011 dengan gempa Tohoku yang meluluhlantakkan bagian timur negara itu.

Gempa berkekuatan 9,0 magnitudo ini memicu tsunami dahsyat yang mengakibatkan lebih dari 15.000 kematian dan memicu krisis nuklir di Fukushima, menimbulkan konsekuensi jangka panjang yang memilukan.

Indonesia

Indonesia, juga berada di Cincin Api Pasifik, menyimpan kenangan tragis dari gempa Samudra Hindia pada tahun 2004.

Gempa berkekuatan 9,1 magnitudo ini memicu tsunami yang melanda 14 negara di Asia dan Afrika, mengambil lebih dari 200.000 nyawa dengan sebagian besar korban berada di Aceh, menandai salah satu bencana alam terbesar dalam sejarah modern.

Cina

Cina, duduk di atas lempeng Eurasia, merasakan gempa Tangshan pada tahun 1976 yang mengguncang provinsi Hebei dengan kekuatan 7,8 magnitudo.

Tragedi ini menjadi catatan paling mematikan dalam sejarah gempa pada abad ke-20, menelan lebih dari 240.000 nyawa dan menghancurkan kota Tangshan, menyisakan luka yang tak terhapuskan.

Filipina

Filipina, juga terletak di jalur Cincin Api Pasifik, pernah mengalami gempa dahsyat di Luzon pada tahun 1990 dengan kekuatan 7,8 magnitudo.

Duka yang mendalam terasa dengan lebih dari 1.600 jiwa yang pergi serta kerusakan signifikan terhadap struktur dan warisan bersejarah.

Iran

Iran, berada di atas lempeng Eurasia, memiliki catatan tragis dari gempa Bam pada tahun 2003.

Gempa berkekuatan 6,6 magnitudo ini menghancurkan kota Bam di provinsi Kerman, menelan lebih dari 26.000 nyawa dan merusak situs warisan dunia Arg-é Bam.

Turki

Turki, berada di atas lempeng Eurasia, merasakan gempa Izmit pada tahun 1999 dengan kekuatan 7,6 magnitudo.

Tragedi ini menyebabkan lebih dari 17.000 kematian dan melukai puluhan ribu orang di kota Izmit, provinsi Kocaeli, mengguncang fondasi sosial dan ekonomi wilayah tersebut.

Peru

Peru, yang terletak di Cincin Api Pasifik, terkena gempa Ancash pada tahun 1970 dengan kekuatan 7,9 magnitudo.

Guncangan ini menyebabkan lebih dari 70.000 kematian dan memicu tanah longsor yang mengubur kota Yungay, merajamkan duka yang tak terlupakan.

Amerika Serikat

Amerika Serikat, juga terletak di Cincin Api Pasifik, mengenang gempa Alaska pada tahun 1964 berkekuatan 9,2 magnitudo.

Meskipun jumlah korban jiwa lebih sedikit, gempa ini memicu tsunami yang merajalela di pantai Pasifik, mengingatkan akan kekuatan alam yang tak terduga.

Italia

Italia, berada di atas lempeng Eurasia, terguncang oleh gempa L’Aquila pada tahun 2009 dengan kekuatan 6,3 magnitudo.

Gempa ini menyebabkan 309 kematian dan kerusakan yang signifikan terhadap banyak struktur bersejarah, menambahkan lembaran duka dalam sejarah negeri itu.

India

India, yang terletak di atas lempeng India, merasakan gempa Gujarat pada tahun 2001 dengan kekuatan 7,7 magnitudo.

Lebih dari 20.000 jiwa lenyap dalam tragedi ini sementara ribuan lainnya terluka, menghadirkan duka yang mendalam bagi masyarakat dan negara tersebut.

Dari kesaksian tragis di 10 negara yang rentan terhadap gempa bumi ini, kemanusiaan dan kegigihan untuk bangkit kembali dari puing-puing kehancuran menjadi gambaran nyata.

Fenomena alam yang menguji batas kesiapan dan perencanaan bencana, mengingatkan kita akan pentingnya upaya mitigasi dan kesiapsiagaan yang kokoh untuk melindungi nyawa dan harta benda

Duka yang mendalam yang ditinggalkan oleh kekuatan alam ini juga menjadi panggilan untuk terus memperkuat langkah-langkah perlindungan dan kesiapsiagaan di masa mendatang.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article