Situs Judi Online Tetap ‘Trending’ di Google, Pemerintah Hanya ‘Berlagak’ Bertindak!

Noer Huda
5 Min Read

jfid – Google adalah mesin pencari terbesar dan terpopuler di dunia, yang digunakan oleh jutaan orang setiap harinya untuk mencari informasi, produk, layanan, hiburan, dan lain-lain.

Namun, Google juga menjadi sarana bagi banyak orang untuk mencari situs judi online, yang merupakan aktivitas ilegal di Indonesia.

Menurut data dari Google Trends, kata kunci “judi” dan sejenisnya, seperti “slot”, “toto”, “togel”, dan lain-lain, memiliki tingkat pencarian yang sangat tinggi di Indonesia, terutama pada tahun 2023 ini.

Lalu, mengapa Google bisa dengan mudahnya menampilkan situs judi online di hasil pencariannya? Apakah Google tidak tahu bahwa judi online adalah ilegal di Indonesia? Apakah Google tidak peduli dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh judi online bagi masyarakat Indonesia?

Jawabannya tidak semudah itu. Google, sebagai mesin pencari, memiliki algoritma yang kompleks dan dinamis, yang bertujuan untuk memberikan hasil pencarian yang relevan, akurat, dan bermanfaat bagi penggunanya.

Google juga mengikuti prinsip netralitas jaringan, yang berarti tidak melakukan diskriminasi atau sensor terhadap konten yang ada di internet, kecuali jika melanggar hukum atau kebijakan Google.

Namun, Google juga mengakui bahwa setiap negara memiliki hukum dan peraturan yang berbeda-beda mengenai konten yang boleh atau tidak boleh ditampilkan di internet.

Oleh karena itu, Google memiliki mekanisme untuk menyesuaikan hasil pencarian sesuai dengan hukum dan peraturan setempat, dengan cara melakukan blokir, penghapusan, atau peringatan terhadap konten yang dianggap melanggar.

Salah satu contohnya adalah Google Indonesia, yang telah melakukan blokir terhadap sejumlah situs judi online yang melanggar Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Google Indonesia juga bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menindaklanjuti laporan atau pengaduan dari masyarakat terkait konten yang bermasalah.

Namun, blokir dan penghapusan situs judi online oleh Google Indonesia tidak serta merta menghapus permintaan dan penawaran judi online di Indonesia.

Masih banyak situs judi online yang bermunculan dengan menggunakan domain, server, atau teknik yang berbeda, sehingga sulit untuk dideteksi atau diblokir oleh Google Indonesia.

Selain itu, masih banyak pengguna internet di Indonesia yang menggunakan VPN, proxy, atau browser alternatif, yang memungkinkan mereka untuk mengakses situs judi online yang diblokir oleh Google Indonesia.

Kurangnya langkah konkret dalam memerangi judi online terkadang terlihat. Upaya pemerintah dalam mengedukasi masyarakat mengenai risiko dan bahaya judi online juga belum terlihat secara signifikan. Kemampuan adaptasi situs judi online dengan menggunakan domain, server, atau teknik yang berbeda membuat pemblokiran menjadi kurang efektif.

Hal ini menunjukkan bahwa Google bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi maraknya judi online di Indonesia.

Ada faktor-faktor lain yang lebih mendasar, seperti faktor sosial, ekonomi, budaya, psikologis, dan lain-lain, yang membuat banyak orang tertarik untuk berjudi online, meskipun mengetahui risiko dan konsekuensinya.

Pemerintah seharusnya lebih proaktif dalam menyusun kebijakan yang lebih komprehensif dan terfokus, yang tidak hanya mencakup aspek teknis dalam memblokir situs, tetapi juga pendekatan preventif yang lebih kuat.

Edukasi kepada masyarakat, terutama generasi muda, tentang dampak negatif dari judi online perlu ditingkatkan. Keterlibatan ahli psikologi, sosiologis, dan pakar lainnya juga krusial untuk memahami akar permasalahan yang lebih dalam.

Selain itu, regulasi yang lebih cermat, terkait dengan keamanan siber, perlindungan konsumen, dan pendekatan rehabilitatif bagi individu yang terjerat perlu diperkuat. Penegakan hukum yang tegas dan efektif juga penting agar efek jera terhadap pelaku ilegal dapat terwujud.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, media, akademisi, maupun Google sendiri, untuk mengatasi masalah judi online di Indonesia.

Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam melindungi masyarakatnya dari dampak buruk judi online. Perlu adanya upaya konkret, responsif, dan kolaboratif dengan semua pihak terkait untuk menghadapi masalah ini dengan lebih baik. Jika tidak, maraknya judi online dapat terus menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article