5 Skandal Kasus Korupsi Terbesar di Dunia

Noer Huda
3 Min Read

jfid – Korupsi, sebagai bentuk kejahatan luar biasa, telah mengakar dalam struktur kekuasaan di berbagai negara, merusak kepercayaan publik dan merugikan masyarakat secara luas.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantasnya, namun beberapa kasus korupsi terbesar di dunia masih membayangi, menunjukkan betapa sulitnya memberantas fenomena ini.

Berikut adalah daftar kasus korupsi terbesar yang mencuat dan menghebohkan dunia, seperti dilansir dari bisnis.tempo.co.

Suap Siemens di Jerman

Skandal suap yang melibatkan perusahaan teknologi Jerman, Siemens AG, merupakan salah satu contoh terbesar dari praktik korupsi yang merajalela.

Perusahaan tersebut dituduh menyuap pemerintah dan pegawai negeri di berbagai negara dengan total suap mencapai US$1,4 miliar, menggambarkan betapa besarnya pengaruh korporasi dalam merusak struktur pemerintahan dan perekonomian.

Sani Abacha Kuras Aset Nigeria

Sani Abacha, mantan presiden Nigeria, tercatat sebagai salah satu pemimpin yang paling korup dalam sejarah.

Selama masa kepemimpinannya, Abacha berhasil menguras aset negara sebesar US$ 3-5 miliar, merampok hak rakyat Nigeria dan menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan padanya.

Peru di Bawah Alberto Fujimori

Alberto Fujimori, seorang mantan presiden Peru, juga terlibat dalam skandal korupsi yang melibatkan penggelapan dana publik hingga mencapai US$ 600 juta.

Tindakan korupsi tersebut tidak hanya merugikan ekonomi negara tetapi juga mengancam hak asasi manusia, menunjukkan betapa rapuhnya integritas sebuah pemerintahan dalam menghadapi godaan kekuasaan.

Chechnya di Tangan Kadyrov

Di tingkat lokal, praktik korupsi juga merajalela, seperti yang terjadi di Chechnya di bawah kepemimpinan Presiden Ramzan Kadyrov.

Pekerja dipaksa membayar pajak tidak resmi yang diduga sebagian besar masuk ke kantong pribadinya, menunjukkan betapa rentannya sistem pemerintahan terhadap penyalahgunaan kekuasaan.

Monopoli Bisnis di Tunisia

Kasus korupsi di Tunisia pada periode 1987-2011 menyoroti bagaimana seorang presiden, Ben Ali, memanfaatkan kekuasaannya untuk memonopoli berbagai sektor industri.

Dengan mengumpulkan kekayaan sebesar US$ 13 miliar, keluarga Ben Ali berhasil mengendalikan perekonomian negara, menutup akses bagi pesaing dan merugikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kasus-kasus tersebut memberikan gambaran menyedihkan tentang kerentanan struktur kekuasaan terhadap korupsi dan perlunya upaya bersama untuk memberantas praktik-praktik yang merugikan ini demi membangun masyarakat yang lebih adil dan berintegritas.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article