jfid – Kelangkaan Pupuk di beberapa kecamatan di kabupaten Sumenep, dirasakan petani sejak beberapa bulan terakhir. Padahal dari ketersedian pupuk pada tahun 2020 di kabupaten Sumenep, meningkat dibandingkan tahun 2019.
Hamid (52) petani asal desa Lembung Timur kecamatan Lenteng, merasakan sulit untuk mendapatkan pupuk jenis urea. Padahal, lahannya sudah digarap karena memasuki masa tanam dan waktunya untuk dipupuk.
“Saya dari kelompok tani, hanya mendapatkan 1 sak pupuk. Padahal, kebutuhannya 2 sak. Dari 16 anggota kelompok tani, mendapatkan jatah 1 orang per sak,” terang Hamid, petani yang terdata di e-RDKK (elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Minggu (3/1/2021).
Hamid menambahkan, jika dirinya heran dengan kelangkaan pupuk. Padahal, dirinya mengaku seringkali melihat truk-truk di jalanan bermuatan pupuk.
Sama halnya dengan Dofir (50) petani asal desa Juluk, kecamatan Saronggi. Dirinya yang tidak tergabung dalam kelompok tani, juga mengeluhkan kelangkaan pupuk jenis urea.
“Saya sudah muter-muter ke Baregung, Tanah Air, Kasengan, Pakong, dan Ganding, Matonga (mau beli dengan cara kekeluargaan, red) tapi tidak ada. Padahal saya nawar 150 ribu. Kalau pupuk ZA dan Puzka banyak,” terangnya pada jurnalfaktual.id, Minggu (3/1/2021).
Hal serupa juga dinyatakan Fajar, petani asal desa Juluk, kecamatan Saronggi. “Pupuk Urea sekarang langka,” singkatnya, pada jurnalfaktual.id, Senin (4/1/2021).
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultara (Dispertahotbun) Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto, saat dikonfirmasi jurnalfaktual.id, pihaknya membantah soal kelangkaan pupuk di kabupaten Sumenep.
“Ini pupuk merupakan barang dalam pengawasan yang diperuntukkan bagi petani yang tergabung dalam kelompok tani. Bukan hanya petani, tapi petani yang tergabung dalam kelompok tani yang tersusun di e-RDKK, sesuai dengan Permenta 67 tentang subsidi pupuk bagi petani yang tergabung dalam kelompok tani,” terang Arif Firmanto, pada jurnalfaktual.id. Senin (4/1/2021) di halaman kantor Dispertahotbun.
Arif Firmanto membenarkan jika stok pupuk di tahun 2020 ada penambahan dibandingkan tahun 2019. Untuk tahun 2021 masih belum ada alokasi.
“Tahun 2020 sudah kita upayakan meningkat dari tahun 2019. Untuk tahun 2021 masih belum ada alokasi. Pupuk itu ada subsidi dan non subsidi, bisa digunakan dua-duanya, baik subsidi dan non subsidi. Untuk pupuk subsidi, itu peruntukannya berimbang, tidak hanya pupuk Urea saja,” pungkas Arif Firmanto, kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultara kabupaten Sumenep.
Pihaknya menambahkan, jika soal keterbatasan ketersedian pupuk subsidi jenis urea, itu soal alokasi pemerintah pusat ke daerah.
Matsalam, ketua paguyuban Gapoktan kabupaten Sumenep, mengatakan, jika stok pupuk di kabupaten Sumenep, pada tahun 2020 dikatakan cukup.
“Untuk tahun 2020, stok pupuk cukup, jika ada kelangkaan, bukan kemungkinan besar tapi besar kemungkinan ini permainan Gapoktan dan distributor,” ungkapnya pada jurnalfaktual.id, Minggu (3/1/2021).
Berbeda dengan Surawi, petani asal pulau Kangean, dirinya mengaku tidak kesulitan dalam hal pupuk di masa tanam ini.
“kalau pupuk di Kangean, tidak langka pak,” singkatnya.