Politisi Muda PAN Slamet Ariyadi DPR RI, Peringkat Ke-3 di Internal Partai Secara Nasional

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read
Slamet Ariyadi Anggota DPR-RI dari PAN dapil Jatim XI (foto: Hobairi)
Slamet Ariyadi Anggota DPR-RI dari PAN dapil Jatim XI (foto: Hobairi)

Jakarta, – Perhelatan politik yang sangat sengit dan membutuhkan tenaga yang sangat over processing.

Tentunya Pemilu serentak tahun 2019 ini adalah sejarah awal dari penerapan peraturan dan undang-undang yang baru, parpol peserta pemilu harus bisa menyesuaikan strategi politiknya. Perubahan kebijakan politik di tahun 2019 dapat membawa perubahan pandangan di Negara ini.

Perubahan ini dipengaruhi oleh kondisi politik kita di tahun-tahun sebelumnya. Ada beberapa hal baru dan atau hal yang diperbarui dalam rangka pemilihan umum serentak yang lalu. Seakan pandangan pemilihan umum tahun 2019 berbeda sekali dari tahun-tahun sebelumnya.

Slamet Ariyadi, merupakan anggota DPR RI Terpilih Periode 2019 – 2024 yang tergolong sebagai legislator muda di Indonesia. Sebagai kompetitor baru dan muda, tentu sangat di untungkan dalam medan percaturan politik beberapa bulan yang lalu, karena adanya label Mellenial.

Diakui atau tidak, kaum millenial merupakan bonus demografi bagi partai politik. Dimana kaum ini merupakan generasi muda masa kini yang akan meneruskan perjuangan para senior – seniornya.

Kaum mellenial sejatinya selalu up to date dengan informasi dan teknologi, memperbarui informasi sebagai wawasan, dan cara pandang dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang tengah berkembang.

Tak lepas dari peran teknologi serta digital tersebut, Slamet Ariyadi, mampu mengungguli seniornya di Internal partai, termasuk suaranya mampu mengungguli Zulkifli Hasan yang saat ini sebagai Ketua Umum Partai berlambangkan matahari itu.

Semangat dan kerja kerasnya saat masih kampanye, terbayar oleh hasil yang ditetapkan oleh KPU RI.


Diketahui, bahwa pemuda gunung rancak tersebut adalah anak seorang petani, dan juga seorang petani muda.

Bukan hal yang biasa, jika Slamet saat ini mampu melenggang ke Senayan bersama dengan rekan – rekannya dari berbagai baground pendidikan, ekonomi, dan kekuatan sosial.

DPR RI identik dengan para elit – elit yang mampu menduduki, seperti politisi ulung, mantan menteri, mantan Gubernur, mantan Bupati/Walikota, Pengusaha ternama, kontraktor, atau keluarga dari mereka.

Sehingga dengan adanya stigma yang demikian, membuat kompetitor kelas menengah kebawah ketir untuk bersaing. Tapi, hal itu ditepis oleh ayah dari satu anak ini, dalam keterangan secara terpisah.

“Saya mencalonkan diri sebagai DPR RI, bermodalkan tekad dan keyakinan, hingga akhirnya masyarakat memberikan kepercayaan kepada saya untuk mewakili masyarakat Madura di DPR RI,” pungkasnya, saat di konfirmasi lewat telpon.

Laporan: Hobairi

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article