Mengapa Wanita Sangat Mendominasi di Dunia Perbankan?

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read
seorang wanita berkerja di bank

jfid – Jakarta, Indonesia – Dalam beberapa tahun terakhir, industri perbankan telah melihat peningkatan jumlah pegawai wanita.

Fenomena ini telah menimbulkan pertanyaan: mengapa banyak bank memiliki pegawai perempuan?

Apakah ada hubungan antara penampilan fisik dan proses perekrutan? Dan bagaimana psikologi mempengaruhi fenomena ini?

Wanita di Dunia Perbankan

Sejumlah bank di Indonesia, seperti PT BTPN Syariah dan Bank DBS Indonesia, telah melaporkan bahwa mayoritas pegawai mereka adalah perempuan.

PT BTPN Syariah, misalnya, memiliki 12.000 karyawan di seluruh Indonesia, 97% di antaranya adalah perempuan.

Hal ini karena segmen nasabah mereka hampir seluruhnya ibu-ibu, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang mampu membimbing dan memahami kebutuhan para nasabah tersebut.

Bank DBS Indonesia juga memiliki 52% pegawai perempuan, dengan 45% posisi manajerial dan 46% pemimpin senior diisi oleh perempuan.

Mereka berkomitmen untuk mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di lingkungan kerja.

Psikologi dan Perekrutan

Dari sudut pandang psikologi, ada beberapa faktor yang mungkin berkontribusi. Salah satunya adalah peran ganda. Banyak wanita yang bekerja di bank juga menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga.

Hal ini bisa menimbulkan konflik peran ganda, di mana tekanan dan beban pekerjaan bisa mempengaruhi peran rumah tangga.

Namun, dampak negatif ini bisa berkurang jika mereka bisa menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan.

Selain itu, ada penelitian yang menunjukkan bahwa persepsi tentang kepemimpinan perempuan berkontribusi terhadap keterlibatan kerja (work engagement) karyawan.

Ini bisa menjadi alasan mengapa banyak bank memilih wanita untuk posisi kepemimpinan.

Penampilan Fisik dan Perekrutan

Penelitian telah menunjukkan bahwa penampilan fisik yang menarik dapat memberikan keuntungan lebih bagi laki-laki dibandingkan perempuan di tempat kerja.

terutama dalam hal rekrutmen dan promosi untuk posisi manajerial dan pekerjaan yang dianggap lebih cocok untuk laki-laki.

Namun, penting untuk diingat bahwa penampilan fisik tidak seharusnya menjadi faktor utama dalam proses perekrutan.

Kualifikasi, kemampuan, dan kompetensi adalah hal yang paling penting.

Semua jenis pekerjaan harus terbuka untuk semua jenis kelamin dan tidak ada pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh satu jenis kelamin saja.

Selain itu, diskriminasi berdasarkan penampilan fisik (lookism) adalah sesuatu yang harus dihindari di tempat kerja.

Kesimpulan

Fenomena ini menunjukkan bahwa peran wanita di dunia perbankan semakin penting.

Namun, masih ada tantangan yang harus dihadapi, seperti isu-isu terkait penampilan fisik dan peran ganda.

Untuk itu, perlu adanya upaya lebih lanjut untuk memastikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di tempat kerja.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article