Lahir Tak Normal, Bayi Mungil di Bangkalan Diduga Ditelantarkan Orang Tuanya

Syahril Abdillah By Syahril Abdillah
3 Min Read
Bayi berusia 15 hari terbaring lemas di RSUD Bangkakan (Foto/Lah)
- Advertisement -

Bangkalan, Jf. Id– Nasib malang dialami sosok bayi berumur 15 hari. Ia harus terbaring sendirian di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami, Bangkalan, Madura, Jawa Timur tanpa dampingan orang tua.

Bayi berjenis kelamin perempuan itu kini sedang menjalani perawatan medis karena menderita NA+Absest Parietal+Multiple Kongenital Anomali+Sepsis atau otak bayi hanya dilindungi selaput otak bukan tulang tengkorak, dan selaput otak yang berfungsi melindungi sudah pecah.

Kabarnya yang beredar, orang tua yang melahirkan diduga tidak mau mengakui bayi itu lantaran kondisinya yang mengalami kecacatan. Saat ini, Kondisi bayi sangat lemah akibat penyakit yang dideritanya.

Kepala Humas RSUD Syarifah Ambami, Aziz mengatakan, pihaknya terus berupaya mengobati bayi tersebut. Akan tetapi, belum bisa optimal karena terkendala alat medis yang belum memadai.

Ad image

“Pengobatan yang terbaik untuk bayi ini akan terus kami berikan, tapi alat medis yang kami miliki belum memadai,” ujarnya. Kamis (16/1/2020).

Menurut dia, bayi itu pertama kali diantarkan ke RSUD pada tanggal 30 Desember lalu oleh seorang perempuan. Tak lama kemudian, perempuan itu langsung meninggalkannya begitu saja.

Yang ngantar bayi ini ke IGD kabarnya bibi-nya, jadi bayi ini tidak lahir disini, tapi lahir diluar,” terangnya.

Kata dia, pihak rumah sakit belum mengetahui secara pasti alamat orang tua bayi tersebut. Akan tetapi, pihaknya menduga rumah orang tuanya berada di Kelurahan Kraton, Kecamatan Bangkalan.

Ia mengatakan bahwa RSUD
berencana merujuk bayi itu ke rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya agar dapat ditangani dengan baik lantaran alat medis yang tersedia sangat mendukung untuk mengobati bayi berumur 15 hari itu.

“Langkah itu belum bisa dilakukan lantaran terkendala administrasi. Namun tidak ada pihak yang bertanggungjawab atas bayi tersebut,” ungkapnya.

Seharusnya, lanjut dia, jika bayi sudah ditelantarkan pihak keluarga, Dinas Sosial mengambil tindakan untuk memperlancar proses pengobatan bayi.

“Kalau dibebankan ke kita untuk merujuk, itu bukan tupoksi rumah sakit. Kalau kita memaksa itu tidak prosedural,” dalihnya.

“Tapi kita akan membantu menyiapkan ambulance dan perawat yang mendampingi,” imbuhnya.

Azis berharap, Dinas Sosial mengambil tindakan terhadap pasien karena kondisinya sangat parah. Selain itu, pihak keluarga jangan menelantarkan bayinya itu begitu saja.

“Mari orang tua, Dinsos dan kami rumah sakit bersama-sama merawat dan mengobati anak ini,” pintanya.

Terpisah, Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinsos Kabupaten Bangkalan, Ahmad Riyadi mengklaim, pihaknya sudah berulang kali mengecek kondisi bayi itu. Selain itu, Ia mengaku telah merekomendasi untuk biaya pengobatan bayi malang itu.

“Dinsos sudah memberikan rekom untuk pengobatan di rumah sakit, selanjutnya panti sudah siap menunggu kondisi bayi dalam kedaan baik,” dalihnya.

Penulis: Syahril

- Advertisement -
Share This Article