Jokowi: Pemimpin Harus Berani, Bukan Ciut Nyalinya

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
5 Min Read
- Advertisement -

jfid – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan kriteria pemimpin ideal yang akan meneruskan estafet kepemimpinan di Indonesia. Dalam acara relawan Alap-alap Jokowi di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (7/10/2023), Jokowi menyebut pemimpin harus memiliki keberanian atau nyali, bukan yang mudah ciut nyalinya.

“Jangan digertak negara lain sudah langsung ciut. Jangan kita digugat misal Uni Eropa ke WTO kita jadi grogi. Tidak boleh negara sebesar Indonesia memiliki pemimpin yang gampang ciut nyalinya digertak negara sebesar apapun. Setuju?” kata Jokowi di hadapan ribuan relawan yang antusias mendengarkan pidatonya.

Jokowi mencontohkan dirinya yang tidak takut menghadapi gertakan dari negara-negara lain yang merasa dirugikan oleh kebijakan pemerintahannya. Misalnya, ketika ia memutuskan untuk menghentikan ekspor nikel mentah dan membangun industri smelter di dalam negeri.

“Kita sudah berani mengambil keputusan untuk menghentikan ekspor nikel mentah. Kita mau bangun industri smelter sendiri. Kita mau bikin baterai mobil listrik sendiri. Kita mau bikin mobil listrik sendiri. Ini kan berani,” ujarnya.

Jokowi mengaku sempat mendapat protes dari negara-negara pengimpor nikel mentah, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan. Namun, ia tetap teguh dengan keputusannya dan tidak mau tunduk pada tekanan.

“Mereka protes semua. Mereka bilang ini tidak fair, ini tidak adil, ini melanggar aturan WTO. Saya bilang silakan saja kalau mau gugat ke WTO. Tapi kita tetap lanjutkan,” katanya.

Jokowi juga menyinggung soal perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berdampak pada perekonomian global. Ia mengatakan Indonesia harus berani mengambil peluang dari situasi tersebut, bukan hanya mengeluh.

“Kita harus berani ambil peluang dari perang dagang ini. Kita harus berani tarik investasi yang keluar dari China ke Indonesia. Kita harus berani tarik pabrik-pabrik yang pindah dari China ke Indonesia. Kita harus berani buka pasar baru untuk produk-produk kita,” tegasnya.

Selain berani, Jokowi juga menyebut pemimpin harus konsisten dan mampu bekerja secara makro dan mikro. Ia mengatakan pemimpin tidak boleh hanya mencari enak dan nikmat duduk di istana, tetapi harus turun ke lapangan dan menyelesaikan masalah rakyat.

“Jadi pemimpin harus berani mengambil risiko. Itu pemimpin politik yang betul. Jangan hanya cari selamat, cari enak. Menikmati nikmatnya, enaknya duduk di istana, tidur di istana,” tuturnya.

Jokowi juga mengingatkan agar pemilu 2024 berjalan dengan damai dan tidak ada lagi ujaran kebencian. Ia berharap tidak ada lagi perpecahan di antara masyarakat karena beda pilihan politik.

“Berkaitan dengan 2024. Kita berharap, kita semuanya berharap agar jalannya Pemilu itu berjalan dengan damai dan tidak ada lagi yang namanya ujaran kebencian. Setuju?” katanya.

Jokowi juga meminta agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu hoax dan fitnah yang menyerang calon-calon pemimpin yang akan maju di Pilpres 2024. Ia menyarankan agar masyarakat lebih cerdas dan kritis dalam memilih pemimpin.

“Jangan sampai kita terkecoh oleh isu-isu hoax dan fitnah yang sengaja dibuat untuk menjatuhkan calon-calon pemimpin yang baik dan berkualitas. Kita harus lebih cerdas dan kritis dalam memilih pemimpin. Jangan sampai kita salah pilih dan menyesal kemudian,” pesannya.

Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada relawan Alap-alap Jokowi yang telah mendukung dan membantunya selama dua periode menjadi presiden. Ia berharap relawan tetap solid dan kompak untuk mendukung calon pemimpin yang sesuai dengan kriteria yang ia sampaikan.

“Saya ucapkan terima kasih kepada relawan Alap-alap Jokowi yang telah setia mendampingi saya selama dua periode ini. Saya berharap kalian tetap solid dan kompak untuk mendukung calon pemimpin yang berani, konsisten, dan mampu bekerja untuk rakyat. Kalian adalah harapan Indonesia Baru,” pungkasnya.

- Advertisement -
Share This Article