Jangan Golput! Ini Alasan Mengapa Generasi Muda Harus Berpartisipasi dalam Pemilu 2024!

Rasyiqi
By Rasyiqi
7 Min Read

jfid – Pemilu 2024 akan menjadi pemilu terbesar di dunia, dengan jumlah pemilih mencapai lebih dari 200 juta orang. Di antara mereka, generasi muda berusia 22-30 tahun akan mendominasi dengan porsi 56%, atau sekitar 114 juta. Separuh dari mereka akan menjadi pemilih pemula.

Generasi muda ini diharapkan bisa membawa perubahan dan kemajuan bagi Indonesia, dengan ide-ide baru dan semangat reformasi. Namun, mereka juga menghadapi berbagai tantangan, mulai dari polarisasi politik, misinformasi dan disinformasi di media sosial, hingga politik transaksional dan dinasti.

Bagaimana generasi muda bisa memanfaatkan hak pilihnya secara optimal? Apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan mereka dalam Pemilu 2024? Dan siapa saja calon-calon yang bisa merepresentasikan aspirasi mereka?

Pemilih Muda: Antusias tapi Apatis?

Menurut peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Indikator Politik Indonesia, Adam Kamil, generasi muda dalam konteks politik elektoral cenderung berada di antara dua pusaran: antusiasme dan apatisme politik.

Di satu sisi, mereka antusias mencari tahu seputar pemilu, mengikuti perkembangan isu-isu politik, dan berpartisipasi dalam diskusi-diskusi publik. Di sisi lain, mereka bisa apatis dalam perilaku politik sehingga lebih memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya alias golput (golongan putih).

Survei menunjukkan bahwa pada Pemilu 2019, jumlah pemilih yang tidak menggunakan suaranya mencapai 34,7 juta atau 18,02% dari total DPT 2019 yang sebanyak 192,77 juta orang. Dari angka tersebut, jumlah pemilih muda yang golput diperkirakan cukup signifikan.

Hal ini tidak bisa dibiarkan. Penyelenggara dan peserta pemilu perlu memiliki inisiatif strategi untuk mendorong pemilih muda berpartisipasi aktif dalam politik. Ini penting guna memastikan bahwa keputusan politik yang diambil mewakili keinginan dan aspirasi seluruh rakyat.

Apa yang Dibutuhkan Pemilih Muda?

The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) melakukan jajak pendapat sejak Mei 2022, dan masih berlangsung sampai sekarang, dengan model angket kepada para pemilih muda berusia 17-30 tahun. Dari jajak pendapat tersebut, TII menemukan setidaknya ada dua hal yang dibutuhkan anak muda terkait Pemilu 2024.

Pertama, informasi tentang kandidat. Pemilih muda ingin mengetahui lebih banyak tentang latar belakang, visi-misi, program kerja, rekam jejak, dan kinerja kandidat presiden, wakil presiden, dan anggota legislatif. Mereka juga ingin mengetahui bagaimana kandidat menanggapi isu-isu aktual yang berkaitan dengan kepentingan nasional maupun daerah.

Kedua, partisipasi dalam proses pemilu. Pemilih muda ingin terlibat lebih aktif dalam proses pemilu, baik sebagai penyelenggara maupun pengawas. Mereka ingin memberikan kontribusi positif bagi penyelenggaraan pemilu yang demokratis, transparan, akuntabel, dan berkualitas.

Untuk memenuhi kebutuhan ini, penyelenggara dan peserta pemilu perlu melakukan sosialisasi dan edukasi politik secara intensif kepada pemilih muda. Selain itu, mereka juga perlu memberikan ruang bagi pemilih muda untuk berinteraksi langsung dengan kandidat, baik secara daring maupun luring, serta memberdayakan mereka sebagai relawan atau saksi pemilu.

Siapa yang Diinginkan Pemilih Muda?

Pemilu 2024 diprediksi akan menjadi pemilu yang penuh kejutan. Pasalnya, peta politik Indonesia kian sulit ditebak ketika publik dikejutkan dengan deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar — Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden dari Koalisi Perubahan — terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) — yang berujung pada pecah kongsi.

Pengamat politik mengestimasi tiga koalisi besar akan terbentuk mengikuti figur yang bertarung pada Pemilu 2024: Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Akan tetapi, dalam perkembangan terbaru, Partai Demokrat yang merasa “dikhianati”, keluar dari Koalisi Perubahan, namun hingga kini belum menentukan di koalisi mana partai itu akan berlabuh.

Di sisi lain, sejumlah nama, termasuk Menteri BUMN Erick Tohir, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, pegiat pluralisme yang juga putri mantan presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, hingga Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka — yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo — mencuat sebagai pendamping calon presiden.

Lalu, siapa yang diinginkan pemilih muda sebagai pemimpin Indonesia di masa depan? Menurut survei TII, pemilih muda menginginkan calon presiden dan wakil presiden yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Berintegritas tinggi, jujur, bersih dari korupsi, dan berkomitmen melawan korupsi.
  • Berwawasan luas, cerdas, visioner, dan mampu menyelesaikan masalah bangsa.
  • Berpengalaman dalam bidang pemerintahan, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum.
  • Berjiwa pemimpin, karismatik, tegas, berani, dan bertanggung jawab.
  • Berorientasi pada kepentingan rakyat, merakyat, peduli pada nasib kaum miskin dan marjinal.
  • Beragama dengan baik, toleran terhadap perbedaan agama dan suku, dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

Kesimpulan

Pemilu 2024 akan menjadi momen penting bagi generasi muda untuk menentukan arah dan nasib bangsa. Generasi muda memiliki potensi besar untuk membawa perubahan dan kemajuan bagi Indonesia. Namun, mereka juga menghadapi berbagai tantangan yang harus diatasi dengan bijak.

Generasi muda perlu mempersiapkan diri dengan baik untuk menggunakan hak pilihnya secara optimal. Mereka perlu mencari informasi yang akurat dan relevan tentang kandidat-kandidat yang akan bertarung dalam Pemilu 2024. Mereka juga perlu terlibat lebih aktif dalam proses pemilu sebagai penyelenggara maupun pengawas.

Generasi muda juga perlu memilih calon presiden dan wakil presiden yang sesuai dengan karakteristik yang mereka inginkan. Mereka perlu mempertimbangkan latar belakang, visi-misi, program kerja, rekam jejak, dan kinerja kandidat. Mereka juga perlu mempertimbangkan isu-isu aktual yang berkaitan dengan kepentingan nasional maupun daerah.

Pemilu 2024 adalah kesempatan bagi generasi muda untuk menunjukkan bahwa mereka adalah agen perubahan yang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Semoga generasi muda bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article