jfid – Pemerintah mengumumkan bahwa dua konglomerat Indonesia, yaitu Aguan Sugianto dan Sukanto Tanoto, akan berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Kedua nama ini disebut oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat mengunjungi kawasan proyek di Kalimantan Timur, Sabtu, 18 Agustus 2023.
“Ada Agung Sedayu (Sugianto Kusuma), kemudian Sukanto Tanoto juga akan masuk,” kata Bahlil, seperti dikutip dari MSN.
Bahlil menambahkan bahwa masuknya Aguan dan Sukanto sebagai investor menunjukkan bahwa proyek pembangunan IKN Nusantara tidak sepi peminat, seperti yang dituduhkan oleh sejumlah pihak.
Siapa sebenarnya Aguan Sugianto dan Sukanto Tanoto? Berikut profil dan proyek mereka di IKN Nusantara.
Aguan Sugianto
Aguan Sugianto atau yang lebih dikenal dengan nama Aguan lahir di Palembang, 9 Januari 1951. Aguan merupakan pendiri perusahaan Agung Sedayu Group, salah satu perusahaan pengembang properti terbesar di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di berbagai segmen bisnis, antara lain pengembangan kota, gedung bertingkat tinggi, hotel dan resor, mal, serta proyek komersial lainnya.
Salah satu proyek terkenal Agung Sedayu Group adalah Harco Mangga 2, yang menjadi pusat perdagangan elektronik di Jakarta. Selain itu, Aguan juga menggarap proyek-proyek perumahan, perkantoran, apartemen, serta kawasan niaga dan industri. Beberapa contoh proyeknya adalah District 8, PIK Avenue, PIK 2, Grand Galaxy Park, dan Grand Kamala Lagoon.
Aguan sebelumnya telah didapuk sebagai pemimpin konsorsium Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di IKN Nusantara. Pada Jumat, 11 Agustus 2023 lalu, bersama Bahlil dan Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe, pihaknya mengunjungi kawasan proyek. Aguan optimis pemerintah dapat menggelar upacara HUT RI pada 17 Agustus 2024 mendatang di IKN Nusantara.
“Izin usaha sudah mudah, sehingga peluang (mengadakan) upacara 17 Agustus 2024 sangatlah besar,” kata Aguan dalam keterangan tertulis, Senin, 14 Agustus 2023.
Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto lahir di Medan, 25 Desember 1949. Sukanto merupakan pendiri dan pemimpin Raja Garuda Mas (RGM) International, sebuah grup usaha yang bergerak di bidang sumber daya alam. Grup ini memiliki beberapa anak usaha terkemuka, seperti Asia Pacific Resources International Holdings Limited (APRIL), Asian Agri, Pacific Oil & Gas (PO&G), dan Sateri.
Sukanto memulai bisnisnya dengan membuka toko suku cadang mobil bersama ayahnya pada tahun 1967. Kemudian ia merambah ke bisnis kontraktor minyak dan gas bumi pada tahun 1973. Pada tahun 1975, ia mendirikan RGM untuk mengekspor kayu lapis ke Singapura. Sejak itu, ia terus mengembangkan bisnisnya di berbagai sektor sumber daya alam.
Sukanto juga dikenal sebagai salah satu filantropis terbesar di Indonesia. Melalui Tanoto Foundation, ia memberikan dukungan kepada bidang pendidikan, penelitian, kesehatan, lingkungan hidup, dan pemberdayaan masyarakat. Beberapa program unggulannya adalah Pelita Pendidikan untuk Anak Bangsa (Pelita Pendidikan), Pelita Guru Mandiri (PGM), Pelita ASRI, dan Pelita Air Bersih.
Sukanto memiliki sekitar 48 ribu hektar lahan di daerah ibu kota baru. Lahan ini merupakan konsesi yang dipegang perusahaannya melalui PT ITCI Hutan Manunggal (IHM) di Kalimantan Timur. Lahan tersebut telah diambil alih untuk digunakan sebagai ibu kota negara Nusantara.
Menurut Bahlil, Sukanto akan berinvestasi di IKN Nusantara melalui perusahaan energinya, PO&G. “Dia akan masuk dengan Pacific Oil & Gas, dia akan masuk dengan energi,” kata Bahlil.