Mengapa Dia Kucing Hitam selalu Dikaitkan dengan Hal-Hal Mistis?

Fatanatun
4 Min Read

jfid – Ketika cahaya menyapu lembut di antara daun-daun pohon, kucing hitam menyusup dalam bayangan yang terbentuk, membawa cerita yang terjalin dalam kisah lama.

Ada aura misteri yang selalu menyelubungi keberadaannya, membingkainya dalam lapisan mitos dan legenda dari berbagai budaya.

Seakan membawa kodrat yang tak terelakkan, kucing hitam telah menjadi simbol, di samping menjadi hewan yang menggoda dengan kecantikan bulunya yang memikat.

Sejauh yang tercatat dalam sejarah, kucing hitam menjadi bagian dari mitos yang kental. Abad pertengahan Eropa memunculkan stereotipe negatif bahwa kucing hitam adalah penanda keburukan.

Mereka dianggap sebagai perpanjangan diri penyihir atau setan, sering kali dikaitkan dengan wanita-wanita yang dituduh melakukan praktik sihir.

Bahkan, melintasnya kucing hitam di depan seseorang dianggap sebagai tanda sial yang membawa malapetaka. Di sisi lain, mitos kucing hitam sebagai simbol kematian merajalela di Mesir kuno, di mana mereka dihubungkan dengan dewi kematian, Bastet, sebelum menyebar ke budaya Yunani dan Romawi kuno.

Namun, di balik tabir mitos, ada realitas menarik yang terkandung dalam eksistensi kucing hitam.

Di beberapa negara dan budaya seperti Inggris, Skotlandia, Jepang, dan China, kucing hitam dianggap sebagai pembawa keberuntungan.

Mereka dilihat sebagai simbol kemakmuran dan bahkan dipercaya memiliki kemampuan melindungi rumah dari roh jahat. Keunikan genetika kucing hitam, disebabkan oleh melanisme, memberikan keunggulan bagi mereka.

Melanisme, mutasi gen yang meningkatkan produksi pigmen gelap, melanin, pada bulu, kulit, dan mata kucing, memberikan perlindungan dari penyakit kulit dan kemampuan beradaptasi di lingkungan gelap.

Namun, ironisnya, kucing hitam seringkali terpinggirkan dalam adopsi hewan. Prasangka dan diskriminasi terhadap mereka masih mewarnai pandangan di tempat penampungan hewan.

Kepercayaan dan ketakutan atas mitos-mitos kucing hitam kadang menjadi penghalang bagi orang-orang untuk mengadopsi mereka, meskipun sebenarnya kucing hitam sama cerdas, lucu, dan setia seperti kucing lainnya.

Melangkah ke belakang dalam sejarah, kucing hitam telah menjadi bagian penting dari beragam kebudayaan.

Di Mesir kuno, mereka dianggap sebagai hewan suci, terkait erat dengan dewa-dewa dan dihormati sebagai penjaga dunia bawah serta pembawa pesan antara manusia dan dewa.

Di Eropa kuno, kucing hitam menjadi hewan peliharaan favorit, dihargai karena kecerdasan mereka dalam membantu mengendalikan populasi tikus dan hama lainnya yang dapat menyebarkan penyakit.

Tetapi, kejayaan kucing hitam di masa lampau juga disertai dengan masa-masa gelap. Pada era gereja Katolik di Eropa abad pertengahan, kucing hitam menjadi sasaran penganiayaan yang menyebabkan penurunan populasi dan meningkatnya wabah penyakit.

Penganiayaan terhadap kucing hitam ini menjadi babak kelam dalam sejarah kemanusiaan, menggambarkan bagaimana mitos dan ketakutan bisa memicu tindakan yang tragis.

Dalam semua perjalanannya, kucing hitam telah menjadi cermin keberagaman kepercayaan, mitos, dan perlakuan di sepanjang lintasan sejarah.

Mereka tidak hanya menghiasi kehidupan dengan pesona bulu hitamnya yang memesona, tetapi juga membawa kita ke dalam refleksi tentang bagaimana mitos dan keyakinan membentuk pandangan kita terhadap sesuatu yang sebenarnya tak lebih dari hewan lucu dan setia yang pantas mendapat tempat hangat di hati kita.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article