Kemiskinan Ekstrim di Indonesia: Prediksi Meningkat pada Tahun 2024

Rasyiqi
By Rasyiqi
2 Min Read

jfid – Menurut sebuah laporan baru dari Bank Dunia, kemiskinan ekstrim di Indonesia diperkirakan akan meningkat pada tahun 2024, dengan hampir 7 juta warga Indonesia akan hidup di bawah garis kemiskinan ekstrim.

Laporan tersebut mengatakan bahwa pandemi COVID-19, krisis ekonomi, dan bencana alam telah memperburuk kondisi sosial dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama yang paling rentan.

Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan ekstrim sebagai hidup dengan pendapatan kurang dari $1,9 per hari per orang. Namun, karena inflasi dan perubahan nilai tukar mata uang, standar ini telah disesuaikan menjadi $2,15 per hari per orang pada tahun 2023.

Dengan standar ini, Bank Dunia memperkirakan bahwa jumlah orang miskin ekstrem di Indonesia akan meningkat dari 5,7 juta pada tahun 2020 menjadi 6,9 juta pada tahun 2024.

Namun, penghitungan kemiskinan ekstrim di Indonesia berbeda dari penghitungan dunia. Pemerintah Indonesia menggunakan garis kemiskinan nasional yang lebih tinggi dari standar Bank Dunia, yaitu sekitar Rp 500.000 per bulan per orang pada tahun 2020.

Dengan garis ini, jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 27,5 juta pada tahun 2020, atau sekitar 10% dari total populasi. Pemerintah Indonesia juga memiliki target untuk mengurangi proporsi penduduk miskin menjadi 9% pada tahun 2024.

Laporan Bank Dunia menyarankan agar Indonesia meningkatkan perlindungan sosial, memperluas akses ke layanan kesehatan dan pendidikan, dan meningkatkan produktivitas dan inklusivitas ekonomi untuk mengatasi kemiskinan ekstrim.

Laporan tersebut juga menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan mitra pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article