Konspirasi vs Nyamuk Wolbachia

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read
Nyamuk Wolbachia, Solusi Inovatif Dalam Pencegahan Demam Berdarah
Nyamuk Wolbachia, Solusi Inovatif Dalam Pencegahan Demam Berdarah

jfid – Nyamuk adalah makhluk yang paling mematikan bagi manusia, karena mereka membawa berbagai penyakit yang menular, seperti demam berdarah, Zika, dan chikungunya.

Namun, ada sebuah bakteri yang bisa mengubah nyamuk menjadi sekutu manusia dalam memerangi virus-virus tersebut. Bakteri itu bernama Wolbachia.

Wolbachia adalah bakteri yang hidup di dalam tubuh lebih dari 60% spesies serangga, termasuk capung, kupu-kupu, dan ngengat.

Namun, nyamuk Aedes aegypti, yang bertanggung jawab atas sebagian besar kasus demam berdarah di dunia, tidak memiliki Wolbachia secara alami.

Sejak tahun 1990-an, sekelompok peneliti dari Australia berhasil menginfeksi nyamuk Aedes aegypti dengan Wolbachia di laboratorium dan menunjukkan bahwa nyamuk-nyamuk tersebut tidak bisa menularkan virus, termasuk demam berdarah.

Ada dua cara untuk memanfaatkan Wolbachia dalam mengendalikan demam berdarah. Cara pertama adalah dengan melepaskan hanya nyamuk jantan yang terinfeksi Wolbachia.

Karena telur yang dihasilkan dari perkawinan antara nyamuk betina normal dengan nyamuk jantan terinfeksi Wolbachia tidak bisa menetas, jumlah nyamuk di lingkungan akan berkurang drastis.

Cara ini telah berhasil diterapkan di Singapura, Guangzhou, dan beberapa kota di Amerika Serikat.

Cara kedua adalah dengan melepaskan nyamuk betina dan jantan yang terinfeksi Wolbachia.

Nyamuk betina yang terinfeksi Wolbachia akan mewariskan bakteri tersebut kepada keturunannya.

Dalam waktu beberapa bulan hingga tahun, nyamuk-nyamuk terinfeksi Wolbachia akan menggantikan populasi nyamuk asli.

Cara ini telah digunakan di beberapa kota di Vietnam, Indonesia, Malaysia, Brasil, dan Australia.

Hasil dari penggunaan Wolbachia sangat mengesankan. Di Singapura, insiden demam berdarah turun 88% setelah setahun pelepasan nyamuk terinfeksi Wolbachia.

Di Brasil, ada penurunan 69% kasus demam berdarah selama tiga tahun dibandingkan dengan daerah kontrol.

Di Yogyakarta, ada penurunan 77% kasus demam berdarah selama 27 bulan setelah pelepasan nyamuk terinfeksi Wolbachia dari Maret hingga Desember 2017.

Namun, tidak semua orang menyambut baik teknologi Wolbachia. Beberapa orang percaya bahwa Wolbachia adalah bagian dari konspirasi global untuk mengendalikan populasi manusia dengan cara mensterilkan nyamuk dan menyebarkan penyakit baru.

Mereka juga khawatir bahwa Wolbachia bisa bermutasi dan menyerang manusia atau hewan lain. Beberapa orang bahkan melakukan aksi protes dan sabotase terhadap proyek Wolbachia.

Para peneliti dan pihak berwenang berusaha untuk menjelaskan dan mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan keamanan Wolbachia.

Mereka juga melibatkan masyarakat dalam proses pelepasan nyamuk terinfeksi Wolbachia dan memantau dampaknya secara terus-menerus.

Mereka berharap bahwa Wolbachia bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menghapus demam berdarah dan penyakit nyamuk lainnya dari muka bumi.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article