Gangguan Obsesif-Kompulsif: Apa Itu, Bagaimana Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya?

Rasyiqi
By Rasyiqi
12 Min Read

jf.id – Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) adalah salah satu jenis gangguan kecemasan kronis yang ditandai oleh pikiran yang tidak terkendali dan tidak diinginkan (obsesi), serta perilaku yang dilakukan secara berulang (kompulsi) untuk mengurangi rasa cemas yang timbul dari pikiran tersebut. OCD dapat mengganggu aktivitas, hubungan, dan kesehatan mental seseorang. OCD dapat dialami oleh siapa saja dari semua kelompok usia, tetapi paling sering muncul di usia 7-17 tahun.

Apa itu OCD?

OCD adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran obsesif yang mengganggu dan mendorongnya untuk melakukan perilaku kompulsif yang berlebihan. Pikiran obsesif biasanya berkaitan dengan rasa takut, kecemasan, atau ketidaknyamanan terhadap sesuatu, seperti kotoran, kuman, ketertiban, agama, moral, atau kekerasan. Perilaku kompulsif adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi rasa cemas yang timbul dari pikiran obsesif, seperti mencuci tangan, membersihkan, mengatur barang-barang, menghitung, atau memeriksa sesuatu.

Seseorang dengan OCD biasanya menyadari bahwa pikiran dan perilakunya tidak rasional dan berlebihan, tetapi mereka tidak bisa menghentikannya. Jika mereka mencoba menahan diri untuk tidak melakukan perilaku kompulsif, mereka akan merasa semakin cemas dan tertekan. OCD dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara negatif, karena mereka akan menghabiskan banyak waktu dan energi untuk melakukan perilaku kompulsif, serta mengalami kesulitan dalam menjalani pekerjaan, sekolah, atau aktivitas sosial.

Apa Penyebab OCD?

Penyebab pasti OCD belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya OCD, antara lain:

  • Faktor genetik: Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan OCD memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami OCD juga.
  • Perubahan pada senyawa kimia otak: OCD mungkin berkaitan dengan ketidakseimbangan serotonin, yaitu senyawa kimia yang berperan dalam mengatur suasana hati dan perilaku.
  • Pengaruh lingkungan: OCD mungkin dipicu oleh faktor lingkungan tertentu, seperti infeksi bakteri streptokokus pada anak-anak atau remaja (PANDAS), pengalaman traumatis, stres berkepanjangan, atau gangguan mental lainnya seperti depresi atau gangguan kecemasan lainnya.

Bagaimana Gejala OCD?

Gejala OCD biasanya terdiri dari dua komponen utama, yaitu obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah pikiran yang tidak terkendali dan tidak diinginkan yang menimbulkan rasa cemas atau takut. Kompulsi adalah perilaku yang dilakukan secara berulang untuk mengurangi rasa cemas atau takut yang timbul dari obsesi. Berikut adalah beberapa contoh obsesi dan kompulsi yang umum dialami oleh penderita OCD:

  • Obsesi tentang kotoran atau kuman: Seseorang dengan obsesi ini akan merasa takut terkontaminasi oleh kotoran atau kuman dari benda-benda atau orang-orang di sekitarnya. Mereka akan merasa perlu untuk membersihkan diri atau lingkungannya secara berlebihan.
  • Kompulsi mencuci tangan atau membersihkan: Seseorang dengan kompulsi ini akan mencuci tangan atau membersihkan benda-benda secara berlebihan sampai kulitnya menjadi lecet atau benda-benda menjadi rusak. Mereka akan merasa perlu untuk mencuci tangan atau membersihkan benda-benda dengan cara tertentu, seperti dengan sabun atau cairan tertentu, dengan jumlah atau durasi tertentu, atau dengan urutan tertentu.
  • Obsesi tentang ketertiban atau simetri: Seseorang dengan obsesi ini akan merasa tidak nyaman jika melihat benda-benda yang tidak teratur atau tidak simetris. Mereka akan merasa perlu untuk mengatur benda-benda sesuai dengan pola atau aturan tertentu.
  • Kompulsi mengatur atau menyusun: Seseorang dengan kompulsi ini akan mengatur atau menyusun benda-benda secara berlebihan sampai mencapai tingkat ketertiban atau simetri yang diinginkan. Mereka akan merasa perlu untuk mengatur atau menyusun benda-benda dengan cara tertentu, seperti dengan warna, ukuran, bentuk, atau jumlah tertentu, atau dengan urutan tertentu.
  • Obsesi tentang kekerasan atau bahaya: Seseorang dengan obsesi ini akan merasa takut akan melakukan tindakan kekerasan atau membahayakan diri sendiri atau orang lain. Mereka akan merasa perlu untuk memeriksa atau menghindari hal-hal yang berhubungan dengan kekerasan atau bahaya.
  • Kompulsi memeriksa atau menghindari: Seseorang dengan kompulsi ini akan memeriksa atau menghindari hal-hal yang berhubungan dengan kekerasan atau bahaya secara berlebihan. Mereka akan merasa perlu untuk memeriksa atau menghindari hal-hal dengan cara tertentu, seperti memeriksa pintu, jendela, kompor, atau kunci berkali-kali, menghindari pisau, gunting, jarum, atau benda tajam lainnya, menghindari berita, film, atau gambar yang berhubungan dengan kekerasan atau bahaya.

Bagaimana Diagnosis OCD?

Diagnosis OCD dilakukan oleh dokter spesialis jiwa (psikiater) atau psikolog klinis. Diagnosis OCD didasarkan pada pemeriksaan psikologis dan kriteria diagnostik yang ditetapkan oleh American Psychiatric Association (APA) dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Kriteria diagnostik OCD menurut DSM-5 adalah sebagai berikut:

  • Seseorang memiliki obsesi, kompulsi, atau keduanya.
  • Obsesi dan kompulsi menghabiskan banyak waktu (lebih dari satu jam sehari), menyebabkan penderitaan yang signifikan, dan mengganggu fungsi sehari-hari seseorang.
  • Obsesi dan kompulsi tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari suatu zat (misalnya obat-obatan) atau kondisi medis lainnya (misalnya penyakit Parkinson).
  • Obsesi dan kompulsi tidak lebih baik dijelaskan oleh gejala gangguan mental lainnya (misalnya gangguan kecemasan lainnya).

Untuk menegakkan diagnosis OCD, dokter atau psikolog akan melakukan pemeriksaan psikologis yang meliputi:

  • Wawancara: Dokter atau psikolog akan menanyakan tentang gejala OCD yang dialami oleh pasien, termasuk jenis, frekuensi, durasi, intensitas, dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari pasien. Dokter atau psikolog juga akan menanyakan tentang riwayat medis, riwayat keluarga, riwayat penggunaan zat, dan riwayat gangguan mental lainnya pada pasien.
  • Kuesioner: Dokter atau psikolog mungkin akan memberikan kuesioner tertulis kepada pasien untuk menilai tingkat keparahan gejala OCD yang dialami oleh pasien. Beberapa kuesioner yang sering digunakan adalah Yale-Brown Obsessive Compulsive Scale (Y-BOCS), Obsessive Compulsive Inventory-Revised (OCI-R), dan Florida Obsessive Compulsive Inventory (FOCI).
  • Tes laboratorium: Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab medis lainnya yang dapat menyebabkan gejala OCD pada pasien.

Bagaimana Pengobatan OCD?

Pengobatan OCD bertujuan untuk mengurangi gejala OCD dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengobatan OCD biasanya melibatkan kombinasi dari terapi psikologis dan obat-obatan. Beberapa jenis pengobatan OCD yang dapat dilakukan adalah:

Terapi Psikologis

Terapi psikologis adalah bentuk pengobatan yang dilakukan dengan bantuan seorang terapis profesional yang dapat membantu pasien mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku yang berhubungan dengan OCD. Beberapa jenis terapi psikologis yang dapat dilakukan untuk mengobati OCD adalah:

  • Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy / CBT): Terapi ini mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi dan menantang pikiran obsesif yang tidak rasional dan berlebihan, serta mengembangkan keterampilan untuk mengatasi rasa cemas yang timbul dari pikiran tersebut. Terapi ini juga melibatkan teknik paparan dan pencegahan respons (exposure and response prevention / ERP), yaitu teknik yang mengajarkan pasien untuk secara bertahap menghadapi objek atau situasi yang ditakuti tanpa melakukan perilaku kompulsif, sehingga dapat mengurangi rasa takut dan ketergantungan pada perilaku tersebut.
  • Terapi kelompok: Terapi ini melibatkan sekelompok orang yang memiliki OCD atau gangguan kecemasan lainnya yang saling berbagi pengalaman, dukungan, dan strategi untuk mengatasi gejala OCD. Terapi ini dapat membantu pasien merasa tidak sendirian dalam menghadapi OCD, serta belajar dari orang lain yang memiliki masalah serupa.
  • Terapi keluarga: Terapi ini melibatkan anggota keluarga pasien yang dapat membantu pasien dalam proses pengobatan OCD. Terapi ini dapat membantu pasien mendapatkan dukungan, pengertian, dan motivasi dari keluarganya, serta membantu keluarga memahami kondisi pasien dan cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien secara efektif.

Obat-Obatan

Obat-obatan adalah bentuk pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan obat-obatan tertentu yang dapat membantu menyeimbangkan senyawa kimia otak yang berkaitan dengan OCD. Obat-obatan biasanya digunakan sebagai pelengkap terapi psikologis, bukan sebagai pengganti. Beberapa jenis obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati OCD adalah:

  • Antidepresan: Obat ini dapat membantu menstabilkan suasana hati dan mengurangi rasa cemas atau depresi yang berkaitan dengan OCD. Jenis antidepresan yang paling sering digunakan untuk mengobati OCD adalah selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti fluoxetine, sertraline, paroxetine, atau fluvoxamine.
  • Antipsikotik: Obat ini dapat membantu mengurangi pikiran obsesif atau halusinasi yang berkaitan dengan OCD. Jenis antipsikotik yang paling sering digunakan untuk mengobati OCD adalah atypical antipsychotics, seperti risperidone, quetiapine, olanzapine, atau aripiprazole.
  • Benzodiazepin: Obat ini dapat membantu menenangkan saraf dan mengurangi rasa cemas atau panik yang berkaitan dengan OCD. Jenis benzodiazepin yang paling sering digunakan untuk mengobati OCD adalah clonazepam atau alprazolam.

Obat-obatan harus digunakan sesuai dengan resep dan anjuran dokter. Obat-obatan juga memiliki efek samping tertentu yang harus dipantau oleh dokter. Obat-obatan juga tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba tanpa konsultasi dengan dokter.

Perawatan Rumahan

Perawatan rumahan adalah bentuk pengobatan yang dilakukan oleh pasien sendiri di rumah dengan menggunakan teknik-teknik tertentu yang dapat membantu mengurangi gejala OCD. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pasien sebagai perawatan rumahan adalah:

  • Mencari informasi tentang OCD: Pasien dapat mencari informasi tentang OCD dari sumber-sumber terpercaya, seperti buku, majalah, internet, atau organisasi kesehatan mental. Informasi ini dapat membantu pasien memahami kondisi mereka dan cara mengatasinya.
  • Membuat jurnal: Pasien dapat menulis tentang pikiran, perasaan, dan perilaku mereka yang berkaitan dengan OCD di sebuah buku atau media lainnya. Menulis dapat membantu pasien meluapkan emosi, merefleksikan diri, dan mengevaluasi kemajuan mereka.
  • Melakukan relaksasi: Pasien dapat melakukan teknik-teknik relaksasi, seperti napas dalam, meditasi, yoga, atau pijat, untuk menenangkan pikiran dan tubuh mereka ketika merasa cemas atau stres.
  • Melakukan aktivitas positif: Pasien dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik mereka, seperti olahraga, hobi, bermain musik, membaca, atau bersosialisasi dengan orang-orang yang mendukung.
  • Menghindari zat-zat yang dapat memperburuk gejala OCD: Pasien harus menghindari konsumsi alkohol, kafein, nikotin, atau obat-obatan terlarang yang dapat mempengaruhi suasana hati dan perilaku mereka.

OCD adalah gangguan mental yang dapat diatasi dengan bantuan profesional maupun mandiri. Jika Anda merasa memiliki gejala OCD, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article