Cantik Itu Relatif: 11 Standar Kecantikan yang Unik di Berbagai Negara

Shofiyatul Millah By Shofiyatul Millah
10 Min Read

jfid – Cantik itu relatif. Itulah ungkapan yang sering kita dengar untuk menggambarkan bahwa setiap orang memiliki penilaian yang berbeda tentang kecantikan.

Namun, tahukah Anda bahwa setiap negara juga memiliki standar kecantikan yang berbeda-beda?

Ya, ternyata kecantikan tidak hanya ditentukan oleh warna kulit, bentuk tubuh, atau tinggi badan saja.

Ada banyak faktor lain yang mempengaruhi bagaimana seseorang dianggap cantik di suatu negara, seperti budaya, sejarah, agama, dan tradisi.

Ad image

Dari Etiopia hingga Jepang, dari Irlandia hingga Arab Saudi, berikut ini kami sajikan 11 standar kecantikan yang unik di berbagai negara, yang mungkin akan membuat Anda terkejut, terheran-heran, atau bahkan terinspirasi.

Etiopia: Bibir Lebar dan Daun Telinga Panjang

Di negara ini, perempuan yang mulai beranjak dewasa akan mencabut dua gigi depan bagian bawah dan menindik bibir bawahnya.

Setelah itu, mereka akan memasukkan piringan kayu ke dalamnya.

Ketika tumbuh dewasa, ukuran piringan yang lebih besar akan diletakkan di bibir untuk membuat bibirnya terlihat lebih lebar.

Selain bibir yang lebar, masyarakat Etiopia juga memanjangkan daun telinganya hingga menyentuh bahu.

Semakin panjang daun telinganya, maka mereka akan dianggap semakin cantik.

Standar kecantikan ini berasal dari suku Mursi, yang tinggal di lembah Omo, Etiopia.

Mereka percaya bahwa piringan kayu di bibir dan daun telinga yang panjang adalah simbol status sosial, kekayaan, dan kekuasaan.

Selain itu, piringan kayu juga berfungsi sebagai perlindungan dari serangan binatang buas atau musuh.

Selandia Baru: Tato di Dagu

Jika biasanya tato digunakan untuk menghias kulit seseorang, penduduk asli Selandia Baru, suku Maori, menganggap tato sebagai semacam kartu identitas.

Biasanya, mereka menggunakan warna hitam dan biru tua untuk menato dagu selama masa remaja dan membuatnya serapi mungkin.

Ketika orang lain dari suku tersebut melihat tato ini, mereka dapat dengan mudah mengetahui seluruh cerita tentang pemiliknya dan memperkirakan betapa cantiknya seorang perempuan.

Tato di dagu ini disebut sebagai moko kauae, yang merupakan bagian dari seni dan budaya suku Maori.

Moko kauae juga menunjukkan bahwa perempuan tersebut telah dewasa dan siap untuk menikah.

Selain itu, tato ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan nenek moyang mereka.

Myanmar: Leher Panjang

Perempuan yang memiliki leher panjang di Myanmar, khususnya orang Kayan, dianggap sebagai simbol kesejahteraan dan kecantikan.

Hal inilah yang membuat penduduk lokal memakai kalung kuningan di lehernya sejak usia lima tahun.

Biasanya, mereka akan mengalungkan enam cincin di leher dan jumlahnya bertambah satu setiap tahun.

Akibat memakai lilitan itu, panjang leher seseorang bisa mencapai 40 sentimeter, lho.

Standar kecantikan ini berasal dari kepercayaan bahwa leher panjang adalah tanda kemurnian dan keanggunan.

Selain itu, kalung kuningan juga berfungsi sebagai perlindungan dari roh jahat dan binatang buas.

Jepang: Gigi Gingsul

Di beberapa negara, memiliki gigi yang rapi dengan senyum sempurna biasanya dikaitkan dengan kecantikan.

Tetapi, di Jepang, mereka ingin memiliki gigi yang tidak rata dan berlapis-lapis.

Senyum yang hampir menyerupai vampir atau yaeba ini akan dianggap sesuatu yang lucu dan merupakan simbol keindahan alami serta awet muda.

Banyak perempuan Jepang yang rela mengeluarkan biaya untuk membuat giginya menjadi gingsul dengan bantuan dokter gigi.

Standar kecantikan ini berasal dari kebudayaan Jepang yang menghargai keunikan dan keimutan.

Gigi gingsul dianggap sebagai ciri khas yang membedakan seseorang dari yang lain dan menambah pesona pada wajahnya.

Irlandia: Bintik-Bintik di Wajah

Perempuan khas Irlandia biasanya memiliki alis tebal, kulit putih, dan bibir yang tipis.

Namun, mereka akan dianggap cantik ketika memiliki dahi yang lebar, mata berwarna hijau, berambut merah, dan memiliki banyak bintik-bintik di wajahnya.

Irlandia juga menjunjung tinggi kecantikan alami, Ladies. Jadi, mereka tentu saja sangat menghargai penampilan alami seperti ini pada perempuan di sana.

Standar kecantikan ini berasal dari genetika dan iklim di Irlandia.

Kulit putih dan bintik-bintik di wajah adalah hasil dari mutasi gen MC1R, yang juga menyebabkan rambut berwarna merah.

Mata hijau juga merupakan warisan genetik yang langka dan menarik.

Prancis: Kecantikan Alami

Perempuan Prancis selalu menginginkan kecantikan alami dalam semua hal. Tak heran, mereka sering tidak memakai riasan, jarang menggunakan parfum, dan menjaga bagian tubuh yang berbulu agar tidak dicukur.

Mereka percaya bahwa kecantikan sesungguhnya akan tercermin dari kulit seorang perempuan.

Jadi, daripada menggunakan riasan, mereka akan menggunakan krim dan lotion untuk membuat wajah terlihat sempurna.

Standar kecantikan ini berasal dari falsafah hidup perempuan Prancis, yang mengutamakan kesederhanaan, keseimbangan, dan kesehatan.

Mereka tidak ingin terlihat berlebihan atau mencoba menjadi orang lain. Mereka hanya ingin menjadi diri mereka sendiri.

Iran: Hidung Mancung

Perempuan asal Iran cenderung menghabiskan banyak waktu untuk merawat wajah, terutama bagian hidung mereka.

Rhinoplasty atau prosedur operasi hidung juga sangat mahal di negara ini.

Jadi, jika seseorang bisa melakukannya, ini menandakan status sosialnya yang berasal dari keluarga kaya.

Bahkan, banyak di antara mereka yang memakai perban dalam waktu lama setelah operasi untuk menunjukkan kekayaannya.

Beberapa dari mereka juga ada yang memakai perban palsu untuk berpura-pura telah melakukan operasi hidung.

Standar kecantikan ini berasal dari keinginan perempuan Iran untuk memiliki hidung yang mancung dan simetris, yang dianggap sebagai tanda kecantikan dan kecerdasan.

Selain itu, hidung yang mancung juga dianggap sebagai tanda kebanggaan dan kehormatan.

Arab Saudi: Mata Menawan

Mata adalah cerminan jiwa seseorang. Pernahkah Ladies mendengar pepatah ini? Ya, pepatah ini ternyata memiliki makna mendalam bagi perempuan Arab Saudi.

Biasanya, mereka tidak dapat menunjukkan sebagian besar wajah karena alasan pribadi. Oleh karena itu, mereka sangat memperhatikan keindahan matanya.

Agar membuatnya lebih menarik, perempuan Arab Saudi akan menggunakan peralatan dan jenis riasan mata yang lengkap.

Mereka akan menggunakan eyeliner, maskara, eyeshadow, dan bulu mata palsu untuk membuat mata mereka terlihat lebih besar, lebih berkilau, dan lebih menawan.

Standar kecantikan ini berasal dari kebudayaan dan agama di Arab Saudi, yang mengharuskan perempuan untuk menutupi tubuh .

Thailand: Kulit Putih dan Tubuh Ramping

Di Thailand, perempuan dengan kulit putih dan tubuh yang ramping dianggap cantik.

Mereka percaya bahwa kulit putih adalah simbol kemurnian, keanggunan, dan kekayaan.

Oleh karena itu, banyak perempuan Thailand yang menggunakan produk pemutih kulit dan melakukan diet ketat untuk menjaga bentuk tubuh mereka.

Standar kecantikan ini berasal dari pengaruh budaya dan media massa, yang sering mempromosikan citra perempuan dengan kulit putih dan tubuh ramping sebagai ideal kecantikan.

Brasil: Bokong Besar

Brasil dikenal dengan tarian samba dan pantai Copacabana yang indah.

Namun, tahukah Anda bahwa Brasil juga dikenal dengan standar kecantikan yang unik, yaitu bokong yang besar?

Ya, di negara ini, perempuan dengan bokong yang besar dan kencang dianggap cantik dan seksi.

Mereka bahkan rela melakukan operasi plastik untuk memperbesar dan mengencangkan bokong mereka.

Standar kecantikan ini berasal dari budaya dan tradisi Brasil, yang menghargai keindahan tubuh perempuan dan menari samba.

Korea Selatan: Wajah V-Line

Korea Selatan dikenal dengan drama dan musik K-Pop yang populer di seluruh dunia.

Namun, tahukah Anda bahwa Korea Selatan juga dikenal dengan standar kecantikan yang unik, yaitu wajah V-Line?

Ya, di negara ini, perempuan dengan wajah berbentuk V, mata yang besar, dan kulit yang putih dan bersih dianggap cantik.

Mereka bahkan rela melakukan operasi plastik untuk mencapai bentuk wajah V-Line ini.

Standar kecantikan ini berasal dari pengaruh budaya dan media massa Korea Selatan, yang sering mempromosikan citra perempuan dengan wajah V-Line sebagai ideal kecantikan.

Share This Article