jfid – Israel dan Palestina kembali terlibat konflik bersenjata yang memakan banyak korban jiwa.
Banyak negara dan organisasi internasional mengecam tindakan Israel yang dianggap melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional.
Salah satu bentuk protes yang dilakukan oleh masyarakat dunia adalah dengan melakukan boikot terhadap produk-produk Israel dan perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel.
Namun, bagaimana cara mengetahui produk mana yang berasal dari Israel atau terkait dengan Israel? Apakah ada cara mudah untuk menghindari produk-produk tersebut? Jawabannya adalah ya, ada aplikasi untuk itu.
Aplikasi bernama Boycott – Israeli Products adalah aplikasi yang dibuat oleh Erbaşaran, seorang developer asal Turki yang telah membuat 43 aplikasi di Google Play sejak tahun 2014.
Aplikasi ini bertujuan untuk membantu pengguna memboikot produk-produk Israel dengan cara memindai barcode produk dan menampilkan informasi apakah produk tersebut termasuk dalam daftar boikot atau tidak.
Aplikasi ini mengklaim bahwa produk-produk yang diboikot adalah produk-produk yang mendukung Israel secara finansial atau politik, atau produk-produk yang berasal dari wilayah pendudukan Israel yang ilegal.
Aplikasi ini juga menyediakan daftar produk-produk yang diboikot, seperti HP, Siemens, AXA, Puma, SodaStream, Ahava, Sabra, dan lain-lain.
Aplikasi ini telah diunduh lebih dari 10 ribu kali dan mendapatkan rating 4,7 dari 719 ulasan di Google Play.
Banyak pengguna yang memberikan ulasan positif dan mengapresiasi aplikasi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Namun, ada juga beberapa pengguna yang menemukan kesalahan atau ketidaksesuaian dalam hasil pindai barcode.
Developer aplikasi ini menyatakan bahwa robot kecerdasan buatan yang digunakan dalam aplikasi ini mungkin saja melakukan kesalahan dan meminta pengguna untuk menghubungi mereka jika menemukan hasil barcode yang salah.
Aplikasi Boycott – Israeli Products adalah salah satu contoh dari gerakan Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) yang merupakan gerakan global yang dipimpin oleh masyarakat sipil Palestina untuk menekan Israel agar memenuhi kewajibannya sesuai hukum internasional.
Gerakan ini terinspirasi dari gerakan anti-apartheid yang berhasil mengakhiri rezim apartheid di Afrika Selatan.
Gerakan ini menyerukan boikot, divestasi, dan sanksi terhadap Israel, individu-individu Israel, institusi-institusi Israel, dan juga Yahudi yang mendukung hak Israel untuk eksis.
Gerakan BDS mendapat dukungan dari banyak tokoh, organisasi, dan negara di dunia, namun juga mendapat tentangan dan kritik dari pihak-pihak yang pro-Israel.
Beberapa negara dan negara bagian di AS bahkan telah mengeluarkan undang-undang atau kebijakan yang melarang atau menghukum aktivitas BDS.
Israel sendiri telah menganggarkan jutaan dolar untuk melawan gerakan BDS dan menyebutnya sebagai antisemitisme.
Pendukung gerakan BDS membantah tuduhan antisemitisme dan menyatakan bahwa gerakan ini adalah gerakan hak asasi manusia yang berdasarkan prinsip-prinsip universal dan non-diskriminatif.
Mereka juga menegaskan bahwa gerakan ini tidak menentang Yahudi sebagai agama atau etnis, melainkan menentang Zionisme sebagai ideologi politik yang mendukung kolonisasi dan penindasan terhadap rakyat Palestina.