jfid – MASYUMI, sebuah entitas yang merajut benang sejarah panjang dan mempengaruhi lanskap politik Indonesia, muncul pada tahun 1943, berawal dari inisiatif Jepang yang menduduki Indonesia pada masa itu.
Organisasi ini adalah bagian dari strategi Jepang untuk mengontrol dan mempengaruhi umat Islam di negeri ini.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, MASYUMI melalui proses reinkarnasi dan kembali berada di panggung politik pada tanggal 7 November 1945. Dalam waktu singkat, partai ini mampu merebut perhatian sebagai partai politik terbesar di Indonesia.
MASYUMI ditempatkan di kategori yang sama dengan organisasi Islam ternama lainnya, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Pada era demokrasi liberal, para anggota MASYUMI menduduki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.
Bahkan, beberapa di antara mereka berhasil mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan, termasuk di antaranya Muhammad Natsir dan Burhanuddin Harahap, yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia. Pada pemilihan umum 1955, MASYUMI menunjukkan kekuatannya dengan memperoleh 7.903.886 suara, mencakup 20,9% suara rakyat, dan meraih 57 kursi di parlemen.
Namun, tahun 1958 menjadi titik balik penting dalam sejarah MASYUMI. Sejumlah tokohnya memilih bergabung dengan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Akibatnya, pemerintah membubarkan MASYUMI bersama-sama dengan Partai Sosialis Indonesia.
Meskipun dibubarkan, semangat MASYUMI tetap hidup melalui pendirian Keluarga Bulan Bintang, yang didirikan oleh anggota dan simpatisan MASYUMI untuk memperjuangkan pemberlakuan syariah.
Upaya untuk menghidupkan kembali MASYUMI selama masa transisi ke Orde Baru sempat dilakukan, namun mengalami kendala. Baru pada tahun 2020, partai ini berhasil dihidupkan kembali dengan label Partai MASYUMI, menandai kebangkitan organisasi tersebut setelah sekian lama.
Sejarah MASYUMI merupakan cerminan dari dinamika politik Indonesia, khususnya dalam konteks kompleksnya hubungan antara agama dan negara. Kendati dihadapkan pada berbagai tantangan dan perubahan, semangat MASYUMI untuk mewujudkan aspirasi umat Islam tetap menggelora hingga hari ini.
Keberadaannya memberikan pelajaran berharga tentang ketahanan dan keteguhan dalam menghadapi perubahan zaman, sekaligus menjadi bagian integral dari kisah Indonesia yang terus berkembang.
