jfid – Tentara bayaran adalah orang-orang yang bertempur untuk uang, bukan untuk negara atau ideologi tertentu. Mereka sering dianggap sebagai pejuang tanpa moral, yang siap menjual jasanya kepada pihak yang membayar paling tinggi.
Namun, tentara bayaran juga memiliki sejarah yang panjang dan menarik, yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam dunia politik, militer, dan budaya. Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa contoh tentara bayaran yang paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah, dari zaman kuno hingga sekarang.
The Ten Thousand: Tentara Bayaran Yunani yang Bertahan dari Perang Saudara Persia
Salah satu kisah tentara bayaran yang paling legendaris adalah The Ten Thousand, sekelompok prajurit Yunani yang dikontrak oleh Cyrus the Younger, seorang pangeran Persia yang ingin merebut tahta dari saudaranya, Artaxerxes II.
Pada tahun 401 SM, The Ten Thousand bergabung dengan pasukan pemberontak Cyrus dalam pertempuran melawan pasukan raja di dekat Baghdad. Meskipun The Ten Thousand berhasil mengalahkan musuh-musuh mereka, Cyrus terbunuh dalam pertempuran, dan jenderal-jenderal tentara bayaran dikhianati dan dibunuh ketika mencoba menegosiasikan gencatan senjata.
The Ten Thousand yang masih hidup kemudian terjebak di wilayah musuh, tanpa pemimpin, peta, atau persediaan.
Untuk keluar dari situasi yang sulit ini, The Ten Thousand memilih Xenophon, seorang sejarawan dan filsuf Yunani, sebagai salah satu pemimpin baru mereka. Xenophon kemudian menulis kisah epik tentang perjalanan mereka kembali ke Yunani, yang dikenal sebagai Anabasis.
Dalam buku ini, ia menggambarkan bagaimana The Ten Thousand menghadapi berbagai tantangan, seperti serangan-serangan dari pasukan Artaxerxes, suku-suku lokal yang bermusuhan, cuaca yang ekstrem, dan kelaparan.
Meskipun mengalami banyak kesulitan dan korban, The Ten Thousand akhirnya berhasil mencapai pantai Laut Hitam, di mana mereka disambut oleh pasukan Yunani yang bersahabat. Kisah The Ten Thousand menjadi inspirasi bagi banyak penulis, pemimpin, dan petualang di masa depan, seperti Alexander the Great, Julius Caesar, dan Ernest Hemingway.
The White Company: Tentara Bayaran Inggris yang Mengacaukan Italia Abad Pertengahan
Pada abad ke-14, Italia menjadi medan pertempuran bagi banyak negara-negara Eropa, yang bersaing untuk menguasai kota-kota kaya dan berbudaya di sana. Karena kurangnya pasukan tetap, banyak penguasa Italia yang merekrut tentara bayaran dari luar negeri, yang dikenal sebagai perusahaan bebas, untuk memperkuat pertahanan atau menyerang musuh-musuh mereka. Salah satu perusahaan bebas yang paling terkenal adalah The White Company, yang terdiri dari petualang-petualang Inggris, Jerman, Breton, dan Hungaria.
The White Company pertama kali menjadi terkenal pada tahun 1360-an, ketika mereka berada di bawah komando Sir John Hawkwood, seorang ksatria Inggris yang telah berjasa dalam Perang Seratus Tahun. Hawkwood adalah seorang pemimpin yang cerdas dan berani, yang memimpin pasukannya dengan disiplin dan taktik yang canggih.
The White Company terkenal karena keahlian mereka menggunakan busur panjang dan tombak, dan mereka menakuti lawan-lawan mereka dengan serangan-serangan yang cepat dan tak terduga, bahkan di malam hari atau saat cuaca buruk.
The White Company bekerja untuk berbagai pihak dalam konflik Italia, termasuk Paus, Milan, Florence, dan Pisa. Mereka sering berpindah-pindah aliansi, tergantung pada siapa yang membayar mereka lebih banyak. Mereka juga tidak segan-segan menjarah dan membunuh penduduk sipil, jika mereka merasa tidak puas dengan bayaran atau perlakuan mereka.
The White Company menjadi salah satu tentara bayaran paling berpengaruh dan ditakuti di Italia, sampai Hawkwood meninggal pada tahun 1394. Setelah itu, perusahaan ini mulai kehilangan kekuatan dan reputasi, dan akhirnya bubar pada awal abad ke-15.
The Swiss Guard: Tentara Bayaran yang Menjadi Pengawal Paus
Salah satu contoh tentara bayaran yang masih ada hingga sekarang adalah The Swiss Guard, pasukan pengawal elit yang bertugas melindungi Paus dan Tahta Suci. The Swiss Guard didirikan pada tahun 1506, ketika Paus Julius II merekrut 150 prajurit Swiss untuk menjadi pengawal pribadinya.
Pada saat itu, Swiss dikenal sebagai negara yang menghasilkan tentara-tentara bayaran yang tangguh dan setia, yang telah berperang di berbagai medan di Eropa. Paus Julius II menganggap tentara-tentara Swiss sebagai penjaga yang ideal, karena mereka tidak terlibat dalam politik Italia, dan hanya loyal kepada orang yang membayar mereka.
The Swiss Guard segera membuktikan keberanian dan kesetiaan mereka, ketika mereka berperan penting dalam mempertahankan Vatikan dari serangan pasukan Kaisar Charles V pada tahun 1527. Dalam peristiwa yang dikenal sebagai Sack of Rome, sekitar 20.000 tentara Kekaisaran menyerbu kota Roma, dan membantai ribuan penduduk, termasuk para klerus dan pejabat gereja.
Hanya 189 prajurit Swiss Guard yang bertahan, dan mereka berjuang mati-matian untuk melindungi Paus Clement VII, yang berhasil melarikan diri ke Benteng Santo Angelo. Dari 189 prajurit tersebut, hanya 42 yang selamat.
Sejak saat itu, The Swiss Guard menjadi simbol pengabdian dan pengorbanan bagi Gereja Katolik. Mereka terus menjaga Paus dan Vatikan dari ancaman-ancaman eksternal maupun internal, seperti upaya pembunuhan, terorisme, dan kudeta.
Mereka juga mengenakan seragam yang berwarna-warni, yang didesain oleh seniman Renaissance Michelangelo, dan membawa senjata-senjata tradisional seperti pedang, tombak, dan halberd, meskipun mereka juga dilengkapi dengan senjata-senjata modern seperti pistol dan senapan.
Untuk menjadi anggota The Swiss Guard, seseorang harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti beragama Katolik, berkebangsaan Swiss, berusia antara 19 dan 30 tahun, dan memiliki latar belakang militer.
Executive Outcomes: Tentara Bayaran yang Menangani Konflik di Afrika
Pada akhir abad ke-20, muncul sebuah fenomena baru dalam dunia tentara bayaran, yaitu kontraktor militer swasta, atau PMC (Private Military Contractor). PMC adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa-jasa militer, seperti pelatihan, pengamanan, intelijen, dan operasi khusus, kepada pemerintah, organisasi, atau individu yang membutuhkannya.
PMC berbeda dari tentara bayaran tradisional, karena mereka mengklaim sebagai entitas yang legal, profesional, dan bertanggung jawab, yang tunduk pada hukum dan perjanjian internasional. Namun, banyak pihak yang meragukan klaim tersebut, dan menganggap PMC sebagai tentara bayaran modern, yang berpotensi melanggar hak asasi manusia, merusak kedaulatan negara, dan memperburuk konflik.
Salah satu PMC yang paling kontroversial adalah Executive Outcomes, yang didirikan pada tahun 1989 oleh Eeben Barlow, seorang mantan perwira pasukan khusus Afrika Selatan. Executive Outcomes awalnya bergerak dalam bidang konsultasi keamanan, tetapi kemudian berkembang menjadi