30 Agustus 1835: Melbourne, Dari Permukiman Hingga Metropolis

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
11 Min Read
- Advertisement -

jfid – Melbourne adalah salah satu kota terbesar dan terpenting di Australia. Kota ini memiliki populasi sekitar 5 juta jiwa dan merupakan pusat ekonomi, budaya, pendidikan, dan olahraga di negara benua tersebut. Namun, tahukah Anda bagaimana awal mula kota ini dibentuk? Siapa orang-orang yang pertama kali mendirikan permukiman di sana? Bagaimana perkembangan kota ini hingga menjadi metropolis yang modern? Mari kita simak sejarah singkat tentang Melbourne berikut ini.

Permulaan

Sebelum kedatangan orang-orang Eropa, wilayah yang kini menjadi Melbourne sudah dihuni oleh berbagai suku Aborigin, yaitu penduduk asli Australia. Suku-suku tersebut antara lain adalah Wurundjeri, Boonwurrung, Taungurong, Djadjawurrung, dan Wathaurong. Mereka hidup dengan berburu, memancing, mengumpulkan makanan, dan melakukan ritual keagamaan di sekitar Sungai Yarra dan Teluk Port Phillip.

Orang Eropa pertama yang menjelajahi wilayah tersebut adalah John Batman, seorang petani dan pengusaha asal Tasmania. Pada tanggal 29 Mei 1835, ia tiba di Teluk Port Phillip dengan membawa delapan orang lainnya. Ia kemudian menandatangani sebuah perjanjian dengan para pemimpin suku Wurundjeri untuk membeli sekitar 600.000 hektar tanah di sekitar Sungai Yarra dengan imbalan barang-barang seperti selimut, kain, cermin, dan kapak. Perjanjian ini kemudian dikenal sebagai Perjanjian Batman.

Pada tanggal 30 Agustus 1835, Batman mengirim salah satu anggotanya, John Pascoe Fawkner, untuk mendirikan sebuah permukiman di tepi Sungai Yarra. Fawkner membawa sekitar 20 orang lainnya, termasuk beberapa tahanan yang bekerja sebagai buruh. Mereka membangun sebuah gubuk kayu sebagai tempat tinggal dan menanam sayuran sebagai makanan. Mereka juga membawa ternak seperti sapi dan kuda untuk mengembangkan pertanian. Inilah awal mula dari kota Melbourne.

Pertumbuhan

Permukiman yang didirikan oleh Fawkner dan rekan-rekannya tidak lama kemudian berkembang menjadi sebuah desa yang ramai. Banyak orang-orang Eropa lainnya yang tertarik untuk datang ke sana untuk mencari tanah atau peluang bisnis. Pada tahun 1836, desa tersebut diberi nama Melbourne oleh Gubernur New South Wales, Richard Bourke, untuk menghormati Perdana Menteri Inggris saat itu, William Lamb (Lord Melbourne).

Pada tahun 1837, Bourke juga menunjuk Robert Hoddle sebagai insinyur dan perencana kota untuk membuat rancangan tata kota Melbourne. Hoddle membuat sebuah pola jalan berbentuk kotak-kotak yang disebut dengan Hoddle Grid. Pola ini masih dipertahankan hingga saat ini sebagai ciri khas kota Melbourne. Hoddle juga menetapkan lokasi-lokasi penting seperti pelabuhan, pasar, taman, gereja, dan gedung pemerintahan.

Pada tahun 1842, Melbourne mendapatkan status sebagai sebuah kota dengan memiliki dewan kota sendiri. Pada tahun 1851, Melbourne menjadi ibu kota dari koloni Victoria yang baru dibentuk. Pada tahun yang sama pula, terjadi demam emas di Victoria yang menyebabkan banyak orang datang ke Melbourne untuk mencari kekayaan atau berdagang. Populasi kota ini meningkat pesat dari sekitar 29.000 jiwa pada tahun 1851 menjadi sekitar 123.000 jiwa pada tahun 1854.

Kemajuan

Demam emas membawa kemakmuran dan kemajuan bagi kota Melbourne. Banyak bangunan-bangunan megah yang dibangun di kota ini, seperti gedung parlemen, balai kota, stasiun kereta api, universitas, museum, dan teater. Melbourne juga menjadi pusat keuangan, perdagangan, dan industri di Australia. Pada tahun 1880, Melbourne menjadi kota terbesar dan terkaya di Australia dengan populasi sekitar 490.000 jiwa.

Pada akhir abad ke-19, Melbourne juga mengalami perkembangan di bidang sosial, budaya, dan olahraga. Banyak organisasi-organisasi masyarakat sipil yang didirikan untuk memperjuangkan hak-hak kaum wanita, pekerja, dan penduduk asli. Banyak pula seniman-seniman dan penulis-penulis yang berkarya di kota ini, seperti Tom Roberts, Frederick McCubbin, Henry Lawson, dan Marcus Clarke. Melbourne juga menjadi tempat lahirnya beberapa olahraga populer di Australia, seperti sepak bola Australia, kriket, dan balap kuda.

Pada tahun 1901, Melbourne menjadi ibu kota sementara dari Persemakmuran Australia yang baru dibentuk. Kota ini menjadi tempat berlangsungnya upacara proklamasi federasi dan sidang-sidang parlemen federal pertama. Melbourne tetap menjadi ibu kota sementara hingga tahun 1927, ketika ibu kota permanen Canberra mulai beroperasi.

Tantangan

Meskipun mengalami kemajuan yang pesat, Melbourne juga menghadapi beberapa tantangan dan masalah sepanjang sejarahnya. Salah satu tantangan terbesar adalah depresi ekonomi yang terjadi pada tahun 1890-an. Depresi ini disebabkan oleh kegagalan beberapa bank dan perusahaan akibat spekulasi tanah dan saham yang berlebihan. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, rumah, dan tabungan mereka. Banyak pula bangunan-bangunan yang ditinggalkan atau tidak selesai dibangun. Depresi ini berdampak buruk bagi pertumbuhan kota Melbourne hingga beberapa dekade berikutnya.

Selain depresi ekonomi, Melbourne juga mengalami dampak dari dua perang dunia yang melanda dunia pada abad ke-20. Banyak warga kota ini yang terlibat dalam perang sebagai tentara atau pekerja di industri perang. Banyak pula yang menjadi korban dari serangan udara atau sabotase musuh. Perang juga menyebabkan kelangkaan barang-barang pokok dan inflasi harga.

Pada masa pasca perang, Melbourne mengalami perubahan demografis yang signifikan akibat adanya gelombang imigrasi dari berbagai negara, terutama dari Eropa dan Asia. Imigrasi ini membawa keberagaman budaya dan etnis ke kota ini, tetapi juga menimbulkan masalah-masalah seperti diskriminasi, segregasi, dan konflik sosial. Pada masa ini pula, Melbourne menghadapi persaingan dengan Sydney sebagai kota terbesar dan terpenting di Australia.

Transformasi

Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, Melbourne mengalami transformasi yang besar dalam berbagai bidang. Kota ini berhasil mengatasi masalah-masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dihadapinya dengan melakukan berbagai reformasi dan inovasi. Kota ini juga berhasil memanfaatkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam bidang pendidikan, seni, teknologi, pariwisata, dan olahraga.

Salah satu transformasi yang paling mencolok adalah pembangunan ulang kawasan pelabuhan Melbourne menjadi sebuah kawasan perkotaan modern yang dikenal dengan nama Docklands. Proyek ini dimulai pada tahun 1991 dan masih berlangsung hingga saat ini. Docklands memiliki berbagai fasilitas seperti apartemen, perkantoran, pusat perbelanjaan, stadion, arena hiburan, museum, dan taman. Docklands juga menjadi tempat berlangsungnya berbagai acara besar seperti pesta kembang api tahun baru, festival seni, dan pameran teknologi.

Selain Docklands, Melbourne juga mengembangkan kawasan-kawasan lainnya seperti Southbank, Federation Square, Yarra River Precinct, dan City Circle. Kawasan-kawasan ini menawarkan berbagai atraksi dan aktivitas bagi warga dan pengunjung kota Melbourne. Beberapa contohnya adalah Crown Casino, Eureka Tower, National Gallery of Victoria, Melbourne Aquarium, Melbourne Cricket Ground, Royal Botanic Gardens, dan Melbourne Zoo.

Melbourne juga terus meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitiannya. Kota ini memiliki beberapa universitas ternama seperti University of Melbourne, Monash University, RMIT University, Deakin University, dan La Trobe University. Universitas-universitas ini menawarkan berbagai program studi dan beasiswa bagi mahasiswa lokal maupun internasional. Universitas-universitas ini juga melakukan berbagai penelitian di bidang-bidang seperti bioteknologi, nanoteknologi, energi terbarukan, dan kecerdasan buatan.

Melbourne juga terkenal sebagai kota seni dan budaya. Kota ini memiliki banyak seniman dan budayawan yang berkarya di berbagai bidang seperti musik, sastra, film, teater, tari, dan seni rupa. Beberapa contohnya adalah Nick Cave, Germaine Greer, Peter Carey, Baz Luhrmann, Cate Blanchett, Kylie Minogue, dan Gotye. Kota ini juga memiliki banyak tempat-tempat untuk menikmati seni dan budaya seperti Melbourne Symphony Orchestra, Melbourne Theatre Company, Melbourne International Film Festival, Melbourne Writers Festival, dan Melbourne Comedy Festival.

Melbourne juga dikenal sebagai kota olahraga. Kota ini menjadi tuan rumah dari beberapa acara olahraga internasional seperti Australian Open (tenis), Formula One Grand Prix (balap mobil), Melbourne Cup (balap kuda), Boxing Day Test (kriket), dan Australian Football League Grand Final (sepak bola Australia). Kota ini juga memiliki banyak tim olahraga profesional seperti Melbourne Victory (sepak bola), Melbourne Storm (rugby), Melbourne Vixens (netball), dan Melbourne Stars (kriket).

Hari Jadi

Melbourne merayakan hari jadinya setiap tanggal 30 Agustus dengan menggelar berbagai acara dan kegiatan. Beberapa acara yang biasanya dilakukan adalah upacara pengibaran bendera di Balai Kota Melbourne, pameran sejarah dan budaya di Museum Melbourne, konser musik dan pertunjukan seni di Federation Square, parade kostum dan kendaraan klasik di Swanston Street, dan festival kuliner di Queen Victoria Market.

Hari jadi kota Melbourne adalah sebuah kesempatan bagi warga kota ini untuk merayakan keberhasilan dan keberagaman kota mereka. Hari jadi ini juga merupakan sebuah kesempatan bagi pengunjung untuk mengenal lebih dekat sejarah dan budaya kota ini. Hari jadi ini juga merupakan sebuah pengingat bagi semua orang bahwa Melbourne adalah sebuah kota yang terus berkembang dan bertransformasi sepanjang waktu.

- Advertisement -
Share This Article