Film Desierto: Kisah Nyata Tragedi Imigran di Perbatasan AS-Meksiko

ZAJ
By ZAJ
5 Min Read
Sinopsis Film Desierto: Kisah Perjuangan Hidup dan Mati Para Imigran Gelap Meksiko
Sinopsis Film Desierto: Kisah Perjuangan Hidup dan Mati Para Imigran Gelap Meksiko

jfid – Film Desierto yang dirilis pada tahun 2015 mengangkat isu sensitif tentang imigrasi ilegal dari Meksiko ke Amerika Serikat.

Film ini menceritakan perjuangan hidup dan mati sekelompok pekerja migran yang diserang oleh seorang penembak jitu dan anjingnya di padang gurun yang tandus dan panas.

Film ini disutradarai oleh Jonás Cuarón, putra dari sutradara terkenal Alfonso Cuarón yang menggarap film Gravity. Jonás Cuarón juga ikut menulis naskah film Gravity bersama ayahnya.

Film Desierto dibintangi oleh Gael García Bernal sebagai Moises, seorang imigran yang mencoba kembali ke AS setelah dideportasi, dan Jeffrey Dean Morgan sebagai Sam, seorang pria rasis yang membenci imigran.

Alur Cerita

Film ini dimulai dengan adegan sekelompok imigran yang menumpang sebuah truk untuk menyeberangi perbatasan AS secara ilegal.

Ketika truk mereka mogok di tengah padang gurun, sopirnya menyuruh mereka berjalan kaki menuju AS dan meninggalkan mereka.

Moises, salah satu imigran, membawa boneka beruang yang diberikan oleh putranya sebelum ia dideportasi. Ia berjanji akan membawanya kembali ke Oakland, tempat keluarganya menunggunya.

Di sisi lain, Sam, seorang pria yang tinggal di dekat perbatasan, bersiap untuk berburu kelinci bersama anjingnya, Tracker.

Ia mendengar suara imigran di radio dan marah. Ia mengambil senapannya dan mengejar imigran dengan mobilnya. Dengan bantuan Tracker, ia mulai menembaki imigran satu per satu tanpa ampun.

Moises dan Adela, seorang wanita yang mengutip ayat-ayat Alkitab, berhasil lolos dari serangan pertama Sam.

Mereka berlari dan bersembunyi di balik batu-batu. Sam tidak menyerah dan terus memburu mereka. Ia juga menembak sopir truk yang mencoba membantu imigran.

Moises dan Adela harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah gurun yang ganas, sementara Sam dan Tracker terus mengincar mereka.

Latar Belakang

Film Desierto terinspirasi dari kisah nyata yang dialami oleh Jonás Cuarón saat ia melakukan perjalanan di padang gurun Arizona.

Ia melihat banyak tanda-tanda keberadaan imigran, seperti botol air, sepatu, dan pakaian. Ia juga mendengar cerita-cerita tragis tentang imigran yang meninggal karena kehausan, kepanasan, atau kekerasan.

Jonás Cuarón mengatakan bahwa ia ingin membuat film yang menggambarkan realitas yang dialami oleh imigran di perbatasan AS-Meksiko.

Ia juga ingin menyoroti masalah rasisme dan kebencian yang muncul akibat isu imigrasi.

Ia mengatakan bahwa film ini bukan hanya tentang imigran Meksiko, tetapi juga tentang imigran dari seluruh dunia yang mencari kehidupan yang lebih baik.

Film Desierto mendapat berbagai tanggapan dari kritikus dan penonton.

Beberapa memuji film ini sebagai film thriller yang menegangkan dan menggugah, dengan akting yang kuat dari para pemeran dan sinematografi yang indah dari padang gurun.

Beberapa lainnya mengkritik film ini sebagai film yang terlalu sederhana, tidak mendalam, dan tidak seimbang dalam menyajikan sudut pandang imigran dan penembak.

Film Desierto juga mendapat perhatian karena dirilis pada saat yang bersamaan dengan kampanye pemilihan presiden AS tahun 2016, di mana isu imigrasi menjadi salah satu topik utama.

Film ini dianggap sebagai bentuk protes terhadap calon presiden Donald Trump, yang mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang imigran Meksiko.

Jonás Cuarón mengatakan bahwa film ini bukan tentang politik, tetapi tentang kemanusiaan.

Kesimpulan

Film Desierto adalah film yang mengangkat isu imigrasi ilegal dari Meksiko ke AS dengan gaya thriller yang menegangkan.

Film ini menceritakan perjuangan sekelompok imigran yang diserang oleh seorang penembak jitu dan anjingnya di padang gurun.

Film ini disutradarai oleh Jonás Cuarón, putra dari Alfonso Cuarón, dan dibintangi oleh Gael García Bernal dan Jeffrey Dean Morgan.

Film ini terinspirasi dari kisah nyata yang dialami oleh Jonás Cuarón saat ia melakukan perjalanan di padang gurun Arizona.

Ia ingin menggambarkan realitas yang dialami oleh imigran di perbatasan AS-Meksiko dan menyoroti masalah rasisme dan kebencian yang muncul akibat isu imigrasi.

Film ini mendapat berbagai tanggapan dari kritikus dan penonton, serta mendapat perhatian karena dirilis pada saat yang bersamaan dengan kampanye pemilihan presiden AS tahun 2016.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article