Apakah Oktoberfest, Festival Bir Terbesar di Dunia, Akan Digelar Lagi Setelah Pandemi?

ZAJ
By ZAJ
4 Min Read

jfid – Oktoberfest, festival bir dan karnaval terbesar di dunia, telah absen selama dua tahun akibat pandemi COVID-19. Festival ini biasanya diadakan di Munich, Jerman, setiap tahun pada akhir September hingga awal Oktober.

Festival ini menarik jutaan pengunjung dari berbagai negara, yang menikmati berbagai atraksi, seperti permainan, musik, tarian, dan tentu saja bir. Namun, apakah festival ini akan digelar lagi tahun ini? Dan bagaimana festival ini dapat bertahan selama lebih dari dua abad?

Menurut laporan media Jerman, Oktoberfest 2023 masih belum dipastikan apakah akan digelar atau tidak. Walikota Munich, Dieter Reiter, mengatakan bahwa keputusan akhir akan dibuat pada bulan Juni mendatang, setelah melihat perkembangan situasi pandemi dan vaksinasi.

Reiter mengatakan bahwa ia tidak ingin membatalkan festival ini terlalu cepat, tetapi juga tidak ingin mengambil risiko kesehatan publik. Ia juga mengatakan bahwa festival ini mungkin akan berbeda dari biasanya, dengan adanya protokol kesehatan yang ketat.

Oktoberfest pertama kali diadakan pada tanggal 12 Oktober 1810, untuk merayakan pernikahan antara Pangeran Ludwig, yang kemudian menjadi Raja Ludwig I dari Bavaria, dengan Putri Therese von Sachsen-Hildburghausen. Warga Munich diundang untuk menghadiri pesta yang diadakan di lapangan di depan gerbang kota.

Lapangan tersebut kemudian dinamai Theresienwiese (“Padang Therese”) untuk menghormati Putri Mahkota, dan nama itu tetap dipakai hingga sekarang, meskipun penduduk setempat menyebutnya dengan singkatan Wiesn.

Pesta tersebut ditutup dengan perlombaan kuda yang dihadiri oleh keluarga kerajaan, yang merupakan tradisi sejak abad ke-15.

Ada beberapa versi tentang siapa yang mengusulkan ide perlombaan kuda tersebut, namun yang pasti acara tersebut sangat populer dan menarik banyak pengunjung.

Pada tahun berikutnya, perlombaan kuda tersebut digabungkan dengan pameran pertanian negara bagian, dan pada tahun 1818 mulai ada kios-kios yang menjual makanan dan minuman.

Pada akhir abad ke-19, festival ini semakin berkembang dengan adanya tenda-tenda bir besar yang didirikan oleh para pembuat bir Munich.

Tenda-tenda ini dapat menampung ribuan pengunjung dan dilengkapi dengan balkon interior dan panggung musik. Setiap pembuat bir memiliki tenda sendiri dengan dekorasi dan suasana yang berbeda-beda.

Walikota Munich membuka festival ini dengan mengetuk tong bir pertama dan mengucapkan “O’zapft is!” (“Sudah dibuka!”). Jumlah bir yang dikonsumsi selama Oktoberfest mencapai jutaan liter setiap tahunnya.

Selain bir, festival ini juga menawarkan berbagai macam makanan tradisional, seperti sosis, ayam panggang, pretzel, dan apfelstrudel. Pengunjung juga dapat menikmati berbagai wahana permainan, seperti roda putar raksasa, roller coaster, dan rumah hantu.

Ada juga parade yang menampilkan kereta bir dan apung-apung bersama orang-orang yang mengenakan kostum rakyat. Oktoberfest menjadi bagian penting dari budaya Bavaria, yang telah diadakan sejak tahun 1810.

Oktoberfest juga menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di seluruh dunia untuk mengadakan festival serupa yang menampilkan bir dan makanan Jerman.

Festival-festival ini merupakan upaya untuk mereproduksi rasa gemütlichkeit (kehangatan) Bavaria. Namun, tidak ada yang dapat menandingi Oktoberfest asli di Munich, yang tetap menjadi tujuan wisata favorit bagi para pecinta bir dan budaya Jerman.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article