jfid – Yordania, sebuah negara Arab kecil yang terletak di antara Israel dan Iran, dua kekuatan yang saling membenci, kini berada dalam eskalasi ketegangan yang dapat memicu perang terbuka di kawasan tersebut. Pertarungan antara Iran dan Israel menempatkan Yordania dalam dilema yang sangat berat.
Pada Sabtu, 13 April 2024, Iran dan milisi pendukungnya meluncurkan hujan drone dan rudal menuju Israel untuk membalas serangan yang menghancurkan konsulat Iran di Damaskus sehingga menewaskan sejumlah perwira.
Angkatan Udara Yordania dikerahkan untuk mencegat proyektil-proyektil tersebut. Yordania adalah satu-satunya negara Arab yang melakukan itu.
Meskipun Yordania adalah salah satu dari sedikit negara Arab yang mempertahankan hubungan formal dengan Israel.
mereka adalah salah satu negara yang paling keras mengutuk intervensi militer Israel di Gaza. Hubungan antara keduanya juga berada dalam fase terburuk selama beberapa tahun terakhir.
Menteri Luar Negeri Yordania, Haysan Afami, menuduh Israel melakukan “kejahatan perang” di Gaza dan menyatakan dukungan terhadap gugatan genosida yang diajukan Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional terhadap Israel.
Pada November, Yordania menarik duta besarnya dari Tel Aviv sebagai bentuk protes atas tindakan pasukan Israel di Gaza. Yordania juga menghentikan perjanjian bilateral mengenai air dan energi surya.
Sekitar separuh penduduk Yordania adalah pengungsi atau keturunan Palestina yang masih mengingat empat perang antara Yordania dengan Israel sejak tahun 1948. Lalu mengapa pasukan Yordania berupaya menetralisir serangan Iran terhadap Israel? Ketergantungan Yordania.
Yordania terletak di dataran tinggi gurun di Timur Tengah, salah satu kawasan paling berkonflik di dunia. Luas negara ini lebih dari 89.000 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta jiwa.
Ketika Iran melancarkan serangan balasan ke Israel, satu hal yang mengejutkan sebagian besar pengamat adalah Yordania menembak jatuh drone dan rudal Iran.
Yordania negara Arab Muslim, angkat senjata untuk membela Israel membela Israel. Bisakah Anda bayangkan ruwetnya urusan dalam negeri yang ditimbulkan oleh ini?.
Pada akhirnya, Yordania berada dalam posisi yang sulit dan dilematis. Sebagai negara Arab yang berusaha menjaga keseimbangan di tengah konflik regional yang rumit.
Yordania harus berjuang untuk menjaga kepentingan nasionalnya sendiri sambil juga mempertimbangkan dinamika regional yang lebih luas.
Dalam konteks ini, respons Yordania terhadap serangan Iran ke Israel menunjukkan betapa rumit dan berbahayanya geopolitik Timur Tengah saat ini.