JurnalFaktual.id – Lembaga Generasi Bintang Sejahtera NTB menyelenggarakan workshop untuk mempertemukan para pemangku kepentingan penanganan sampah dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten hingga provinsi, Jum’at lalu.
Ketua Asosiasi Bank Sampah Lombok Barat, Lalu Irfan Hadimi mengatakan kegiatan ini merupakan follow up dari rangkaian program “Sampahku Sumberdayaku” yang telah berjalan selama tahun 2021 yang meliputi riset persampahan, kampanye penyadaran dan training pemilahan sampah bagi masyarakat di 5 desa di Kabupaten Lombok Barat.
“Komitmen-komitmen tersebut akan menjadi titik awal dalam mewujudkan Gerakan Desa Sirkular di NTB melalui Program Bank Sampah yang tentu akan berdampak langsung kepada suksesnya program ambisius NTB Zero Waste 2023,” katanya.
Kepala Bappeda NTB H Iswandi mengungkapkan seluruh rangkaian program ditujukan untuk membantu pemerintah dalam menyusun konsep penanganan sampah yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
Ia memberikan apresiasi terhadap kinerja yang selama ini telah di lakukan oleh Bintang Sejahtera yang selaras dengan program pemerintah provinsi NTB yakni NTB Zero Waste atau NTB bebas sampah.
“Bintang Sejahtera sudah saya tahu perjalanannya dan sebelum ada NTB Zero Waste Bintang Sejahtera sudah lama memulai aktivitas terhadap kecintaan lingkungan yang berbasis circular economy,” ungkap Iswandi.
Dikatakan, NTB Zero Waste ini mengadopsi program dari perjalanan dan cara Bintang Sejahtera dalam penanganan sampah terutama sampah daur ulang.
“Mewakili Pemprov NTB, saya sangat berterima kasih atas kontribusi aktif Bintang Sejahtera membimbing dan menularkan semangatnya kepada masyarakat kita di NTB untuk bisa melihat sampah itu sebagai Sumber Daya,” ucap Iswandi.
CEO Bintang Sejahtera atau PT. Eco Green Nusantara Syawaludin mengungkapkan, hasil riset dari program ini akan sangat bermanfaat bagi setiap stakeholder untuk merumuskan kebijakan dan strategi penaganan sampah yang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.
Hasil riset menunjukkan bahwa rata-rata setiap orang di Lombok Barat memproduksi sampah anorganik sebanyak 0,24 kg perharinya yang didominasi oleh plastik dengan persentase lebih dari 50 persen.
“Adapun total sampah yang terkumpul selama program ini sebesar 7,3 ton dengan nilai ekonomi sebesar lebih dari 23 juta rupiah,” ungkap Syawal.
Sementara, Project Leader dari program Alumni Grant Scheme Australia Febriarti Khairunnisa mengungkapkan program ini didanai oleh Australia Global Alumni melalui skema hibah alumni yang dimentori langsung oleh Prof Sharyn Rundle-Thiele dan Dr Sunil Herat dari Griffith University Australia. “Program ini siap untuk direplikasi di berbagai daerah di NTB,”ungkapnya.
Febriarti menjelaskan replikasi pertama yang juga telah sukses dilakukan 6 bulan terakhir adalah di Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu yang melibatkan 8 Desa dan 1 Bank Sampah Induk yang didanai oleh PT. Sumbawa Timur Mining (STM).
“Yang paling penting adalah kita harus bahu-membahu membangun kolaborasi lintas stakeholder untuk memastikan hasil-hasil program ini dapat terus berjalan, berdampak dan berkelanjutan,” imbuhnya