Vape Beneran Lebih Aman dari Rokok? Ini Kata Dokter Paru

ZAJ
By ZAJ
5 Min Read
Vape Beneran Lebih Aman dari Rokok? Ini Kata Dokter Paru
Vape Beneran Lebih Aman dari Rokok? Ini Kata Dokter Paru

jfid – Dalam era modern yang terus berkembang, tren vaping atau penggunaan rokok elektronik semakin meningkat. Banyak yang menganggap vaping sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan rokok konvensional.

Namun, pandangan ini mungkin tidak sepenuhnya benar. Meskipun vape tidak melibatkan pembakaran tembakau seperti rokok tradisional, penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan asap vape tetap membawa dampak negatif bagi kesehatan pengguna dan orang di sekitar mereka.

Dr. Aditya Wirawan, seorang pulmonolog terkemuka dari Universitas Indonesia, menyoroti berbagai risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan vape.

“Dampak dari paparan asap vape meliputi iritasi saluran napas, bronkitis, sesak napas, dan eksaserbasi asma,” jelas Dr. Aditya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa paparan secondhand vaping atau paparan asap vape bagi orang di sekitar pengguna juga berisiko tinggi bagi kesehatan mereka.

Vape dan Lingkungan

Tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia, paparan uap vape juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Emisi dan limbah vape mengandung nikotin dan bahan kimia beracun lainnya yang dapat mencemari lingkungan.

Penelitian menunjukkan bahwa uap vape meningkatkan kadar nikotin dan partikel halus (PM2.5) di udara dalam ruangan, meskipun dalam tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.

Namun, keberadaan partikel-partikel ini tetap berbahaya dan dapat memicu masalah kesehatan jangka panjang.

Vape vs Rokok Konvensional

Pandangan umum bahwa vape lebih aman dibandingkan rokok konvensional perlu dikaji ulang.

Menurut Dr. Aditya, meskipun vape tidak melibatkan pembakaran seperti rokok konvensional, kedua jenis rokok ini tetap mengandung bahan-bahan beracun yang merusak tubuh.

“Pendapat bahwa vape lebih aman dibandingkan rokok konvensional memang cukup umum terjadi, namun hal ini kurang tepat,” ujar Dr. Aditya.

Beberapa bahan kimia dalam vape, seperti formaldehida dan asetaldehida, diketahui bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis.

Dampak Kesehatan dari Paparan Vape

Meskipun vape sering dipromosikan sebagai alat bantu berhenti merokok, kenyataannya pengguna vape tetap terpapar sejumlah bahan kimia berbahaya.

Bahan kimia ini termasuk nikotin, yang diketahui memiliki sifat adiktif dan dapat mengganggu perkembangan otak pada remaja.

Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan vape dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serupa dengan yang disebabkan oleh rokok konvensional.

Dr. Aditya menambahkan bahwa aerosol vape mengandung berbagai zat berbahaya seperti logam berat (timah, nikel, dan kromium), yang dapat dihirup pengguna.

Zat-zat ini berasal dari komponen logam dalam perangkat vape yang terlepas selama pemanasan. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan penyakit paru-paru kronis dan masalah kesehatan lainnya.

Paparan Secondhand Vape

Salah satu aspek yang sering diabaikan adalah dampak dari paparan secondhand vape. Orang-orang di sekitar pengguna vape, termasuk anak-anak dan non-perokok, juga berisiko terpapar bahan kimia berbahaya yang dilepaskan ke udara.

Penelitian menunjukkan bahwa partikel ultrafine dan zat beracun dalam aerosol vape dapat menembus jauh ke dalam paru-paru dan menyebabkan peradangan serta kerusakan jaringan.

Peran Regulasi dan Kesadaran Publik

Regulasi yang ketat diperlukan untuk mengendalikan penggunaan vape dan melindungi masyarakat dari bahaya yang terkait. Kebijakan yang mengatur penjualan, iklan, dan penggunaan vape di tempat umum perlu diperketat.

Selain itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mengenai risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh vape. Edukasi publik tentang bahaya paparan vape harus menjadi prioritas, termasuk kampanye untuk mengurangi penggunaan vape di kalangan remaja.

Kesimpulan

Meskipun vape sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional, paparan aerosol vape tetap membawa risiko kesehatan yang signifikan.

Pengguna vape dan orang di sekitar mereka berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, mulai dari iritasi saluran napas hingga penyakit paru-paru kronis.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menyadari dan menyebarluaskan informasi bahwa mengisap vape tidak lebih aman daripada merokok. Mari kita jaga kesehatan kita dan lingkungan kita dengan bijaksana dalam memilih gaya hidup.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article