Valentino Rossi: Hanya Orang Idiot yang Pindah dari Honda ke Yamaha

Shofiyatul Millah
5 Min Read
Valentino Rossi: Hanya Orang Idiot yang Pindah dari Honda ke Yamaha
Valentino Rossi: Hanya Orang Idiot yang Pindah dari Honda ke Yamaha

jfid – Valentino Rossi adalah salah satu legenda hidup MotoGP.

Pebalap asal Italia ini telah mengoleksi sembilan gelar juara dunia di berbagai kelas, dan masih terus berlaga hingga kini.

Namun, di balik kesuksesannya, ada sebuah keputusan yang pernah membuatnya meragukan diri sendiri.

Pada tahun 2004, Rossi memutuskan untuk pindah dari Honda ke Yamaha.

Padahal, saat itu Honda adalah tim paling dominan di MotoGP, dengan tiga gelar juara dunia bersama Rossi pada 2001, 2002, dan 2003.

Sementara itu, Yamaha adalah tim yang tengah kesulitan bersaing, dengan motor yang jauh tertinggal dari Honda.

Mengapa Rossi mau meninggalkan tim terbaik untuk bergabung dengan tim yang terpuruk?

Apa yang ada di benaknya saat itu? Dan bagaimana dia bisa membuktikan bahwa keputusannya bukanlah sebuah kesalahan?

Kisah ini diungkapkan oleh sahabat terdekat Rossi, Uccio Salucci, yang juga menjadi manajer dan asisten pribadinya.

Dalam sebuah wawancara dengan media The Race, Uccio menceritakan bagaimana proses dan dampak dari perpindahan Rossi dari Honda ke Yamaha.

Tidak Bahagia di Honda

Uccio mengatakan, alasan utama Rossi pindah ke Yamaha adalah karena dia tidak bahagia lagi di Honda.

Meski tim tersebut memberinya motor terbaik, namun dia merasa tidak dihargai sebagai pebalap.

Honda menganggap bahwa motor mereka adalah faktor utama dari kemenangan, dan siapa pun yang mengendarainya bisa menjadi juara.

“Kami membicarakan ini beberapa waktu lalu saat liburan, ketika itu kami menghabiskan beberapa hari bersama,” ujar Uccio.

“Dan ketika itu, Rossi mengatakan kepada saya: ‘Hanya dua orang idiot seperti Anda dan saya yang mau meninggalkan Honda untuk pindah ke Yamaha’. Kami masih memikirkannya sesekali,” tambahnya.

Uccio mengaku bahwa dia berusaha keras untuk meyakinkan Rossi pindah ke Yamaha, karena dia tahu bahwa jika Vale -sapaan akrab Rossi- tidak bersenang-senang lagi, maka masalah besar akan muncul.

“Saat itu saya berusaha keras untuk pergi ke Yamaha, karena saya tahu jika Vale tidak bersenang-senang lagi (di Honda), maka masalah besar akan muncul,” ungkapnya.

Terkejut Lihat Motor Yamaha

Uccio juga mengingat momen saat dirinya dan Rossi pertama kali mengunjungi garasi Yamaha di suatu malam di Donington.

Ketika itu, pintu garasi terbuka dan keduanya memutuskan masuk ke dalam. Mereka sama-sama terkejut ketika pertama melihat motor Yamaha.

Sebab, tunggangan tersebut secara teknologi tak sebaik motor Honda yang telah dikendarai Rossi bertahun-tahun.

“Ketika saya melihatnya, saya tidak bisa berkata-kata. Itu merupakan motor yang sangat jelek, pembuatannya buruk, penuh kabel tergeletak di mana-mana dan sangat berantakan. Kami sudah terbiasa melihat motor Honda setiap hari yang merupakan mahakarya teknologi,” tutur Uccio.

“Saya ingat Vale menatap saya dan membuat ekspresi seperti berkata ‘sialan… apakah kamu sudah melihat motor apa ini?’ Dan aku menundukkan kepalaku seolah berkata: kita bahas saja nanti,” tambahnya.

Ketika memasuki motorhome, Rossi mulai blak-blakan soal betapa terkejutnya dia terhadap motor Yamaha.

Bahkan, secara teknologi, tunggangan itu menurutnya sangat ketinggalan zaman.

“Saat kami memasuki motorhome, dia berkata kepada saya: ‘Sial, Uccio, sepertinya (motor itu) 10 tahun di belakang kita’,” ungkapnya.

Berkat Orang-orang Hebat di Yamaha

Uccio kemudian berusaha meyakinkan Rossi, bahwa orang-orang di balik Yamaha merupakan sosok hebat, seperti Davide Brivio dan Masao Furuzawa.

Uccio yakin, tim tersebut cepat atau lambat akan tumbuh menjadi kesatuan yang mengerikan.

“Kami tahu bahwa orang-orang di Yamaha sangat hebat, seperti Davide Brivio dan Masao Furuzawa. Kami tahu bahwa mereka akan bekerja keras untuk membuat motor lebih baik. Kami juga tahu bahwa Yamaha adalah perusahaan yang sangat terbuka dan mau mendengarkan pebalapnya,” kata Uccio.

Dan ternyata, kepercayaan Uccio dan Rossi terhadap Yamaha tidak sia-sia.

Di musim pertamanya bersama Yamaha, Rossi berhasil meraih gelar juara dunia MotoGP 2004, mengalahkan rival-rivalnya yang menggunakan motor Honda.

Itu adalah salah satu prestasi terbesar dalam sejarah MotoGP, yang membuktikan bahwa Rossi bukanlah orang idiot yang pindah dari Honda ke Yamaha, melainkan orang jenius yang berani mengambil risiko.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article